[01]

693 61 6
                                    

e)(o

Pagi ini setelah selesai dengan keperluanku sekolah, aku turun ke dapur untuk membantu mama menyiapkan sarapan pagi, ya walau hanya sekedar membawakan masakan ke meja makan. Karena setiap aku ke dapur, ia telah selesai memasak. Lagi pula jika aku ingin membantu, mama akan melarang dan berkata seragamku akan kotor. Namun dibalik larangannya aku tersenyum hangat karena dapat merasakan kasih sayang seorang ibu

"Kyungsoo, apa yang sedang kau lamunkan?" Tanya mama membuyarkan lamunanku

"Ah, tidak ada ma" Jawabku sambil memandang ke arahnya

"Akhirnya" gumamku setelah meletakkan piring terakhir di meja makan "Apa masih ada yang bisa kyungsoo bantu ma?" Tanyaku memastikan

"Tidak ada, semua sudah selesai. Lebih baik kau panggilkan Chanyeol dan hyung mu untuk segera turun. Kau bisa terlambat karenanya"

"Baiklah ma" Aku segera berjalan menuju kamar mereka. Jongin adalah kakak angkatku. Dulu keluarga Kim dengan senang hati mengangkatku sebagai anak. Orang tua ku telah meninggal karena kecelakaan mobil saat aku masih kecil. Sebenarnya saat kecelakaan terjadi, aku juga berada dalam mobil. Namun dari tiga orang yang berada di dalamnya. Hanya satu orang yang selamat. Kalian pasti tau orangnya tanpa perlu di jelaskan lagi.

Karna itu, aku selalu berusaha untuk tidak menyusahkan anggota keluarga Kim. Sebisa mungkin aku membalas perlakuan baik mereka.

Toktoktok

"hyung, apa kau sudah selesai? Cepatlah turun, bawa teman tiangmu itu sekalian"

Kalian pasti tau siapa yang ku maksud tiang, hampir setiap hari teman tiang hyung ku itu menginap dirumah ini.

Kurasa dia tidak memiliki rumah, atau diusir mungkin?

Hentikan pemikiran bodohku itu, tidak mungkinkan Chanyeol itu tidak memiliki rumah. Dia terlahir dari keluarga kaya. Kalau diusir itu mungkin saja.

Astaga kyungsoo, kau ini memikirkan hal yang tidak penting.

"Sebentar lagi kami akan turun. Kau duluan saja" Sahut Jongin dari dalam kamar. Aku mengernyit bingung "Apa maksudmu aku pergi ke sekolah duluan hyung?"

Tak lama kemudian pintu terbuka, terlihatlah seorang namja tinggi dengan paras yang mampu membuat siapa pun terpesona karnanya. Pahatan sempurna melekat dalam wajahnya, mungkin saja tuhan menciptakannya dalam keadaan bahagia.

Aku menunduk, tak berani menatap wajahnya.

"Kyungie, kau terlalu bodoh atau otakmu itu lambat menerima setiap ucapan ku?" Bukannya mendapat jawaban, dia justru membuatku bingung.

Tuhan, kenapa aku selalu mempermalukan diriku sendiri di hadapannya?

Helaan nafas terdengar dari mulut merah mudanya "Memikirkan apa? Kau turunlah duluan. Biar kami menyusul setelah ini. Tidak lama" Jelasnya kemudian, aku hanya menganggukkan kepala lalu berlalu dari hadapannya. Aku selalu seperti itu jika berada didekatnya, mungkin aku ini terlihat bodoh. Tak apa, asalkan ia tidak tau apa yang kurasakan padanya.

Sebelum aku turun untuk sarapan, aku mengambil tas di kamarku, lalu kembali turun untuk sarapan bersama. Kali ini sarapan hanya ditemani mama karena papa sedang ada bisnis di luar negeri. Mungkin ia akan kembali dalam dua bulan kedepan.

SECRET [KAISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang