CHAPTER 1

89 11 10
                                    

Hari ini pertama kali Gisse sekolah di SMAN 1300, sekolah yang menurut orang-orang cukup bagus dan ya sekolah ini satu-satunya yang punya lapangan indoor di daerah Tangerang. Gisse selalu berharap menghabiskan masa remajanya dengan indah tanpa ada kendala apapun di Sekolah dan mungkin semua orang pasti akan berharap demikian.

Dengan harapan dan semangat yang membara, Gisse berharap tempat ia mencari ilmu ini  menjadi saksi perjuangannya menuju jenjang Perguruan Tinggi yang Gisse sudah arahkan sebelumnya, yaitu menjadi seorang Insinyur Muda.

***

Hari pertama MOS

"PRINCESS GADUNGAN, WOAH GUE BAKAL SATU SEKOLAH SAMA LO LAGI!!!" teriak seorang cewe dengan nadanya tidak asing buat Gisse.

Yaps dia Nabila Anggraini sering disapa Lalong, sahabat Gisse sejak mereka masih menggambar bebek dari angka dua ataupun kursi dari angka empat. Gisse begitu kesal karena dia akan satu sekolah selama tiga tahun, dilain sisi Gisse merasa senang dapat satu sekolah dengan Nabila. Orang-orang selalu bertanya-tanya kenapa postur tubuhnya kecil dan terkadang membuat Gisse sering menyuruh Nabila makan banyak dan setelah itu tidur, tapi apa daya usaha Gisse kepada Nabila gagal, Gisse selalu merasa Nabila terjangkit penyakit cacingan.

"Astaga Lalong, gilak liburan tahun ini makin jangkung aja lo, wah gak asik lo lebih tinggi dari pada gue pff.." Gisse menghampiri Nabila dengan ciri khas nya yaitu 'ngerangkul'

"Lo ngehina gue apa gimana nih? Wah gak asik lu" ejek Nabila balik.

"Asikin aja lagi"

"Dah yok kuy lah ke lapangan, kepsek Asep udah manggil-manggil aja!!"

"Santay aja si, palingan ngebahas Mos, udah paham gue ama yang beginian. Cabut aja yuk Long" sambil menyilang tangan didepan dada.

"Pala lu kotak, ini hari pertama udah mau buat gaduh aje lo, sarap lu Gis. Ogah gue gak mau!"

"Yahh gak asik lo Nab," sambil memelas kasihan kepada Nabila, berharap Nabila mengabulkan keinginannya.

"Gak! Lo gak inget kejadian waktu pas kita SMP? Hah? Gak ada kapok-kapok nya ya lo."

Raut wajah Gisse berubah yang awalnya memelas tapi berubah menjadi senyuman dan tawa-tawa kecil yang menyelimuti pipinya.

"Kali ini aja gua nurut, tapi buat next time lo harus nurut sama gue."

Nabila mengabaikan kalimat terakhir yang diucap Gisse dan membuat mereka berjalan disepanjang Koridor Sekolah dengan pakaian ala kadarnya.


***

Sampai di Lapangan

"Dihimbau kepada peserta didik diminta untuk membawa peralatan masak, karena Mos kali ini akan berhubungan dengan masak-memasak" Pak Asep sambil senyum-senyum kecil dengan kaca mata yang tidak sejajar dengan bola matanya.

"WHATS??" Gisse dan Nabila serempak menjawab bersamaan dengan suara yang mengagetkan peserta didik lainnya.

"HEY SIAPA TUH YANG BERSUARA?? KALIAN BERDUA MAJU KEDEPAN!!" teriak Pak Asep melalui Mic dengan suara yang lantang sehingga sampai seluruh kelas mendengarnya.

"Mampus lo! Bacot sih lo! Gue yang kena kan!" sebuah tempelengan berhasil mendarat dikepala Nabila.

"Anjir lo! Kita sama-sama teriak boss! Yuk lah maju, cuma maju doang sih" omel Nabila dan memohon kepada Gisse agar maju.

Dengan cepat Gisse menarik tangan Nabila seraya untuk mengakui kesalahannya, oh salah besar, tapi Gisse justru tertarik dan merasa tertantang untuk maju ke podium. Sebenarnya Nabila panik dengan dipanggil nya mereka berdua maju ke podium dan didepan kerumunan peserta didik lainnya, tapi apa daya Gisse sudah menarik tangannya. Sesuai dengan karakternya, Gisse tidak pernah merasa takut atau bahkan gemetar, Gisse justru menantang Pak Asep dengan keberaniannya.

At The End Of Your RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang