CHAPTER 10

25 4 1
                                    


[ Senin, 05 september 2016 ]

Ps: Tanggal diatas itu bukan tanggal pembuatan/publishnya chapter ini, tapi tanggal di cerita ini ya.

“Putri,wake up! Kamu ini udah SMA,plis deh jangan kayak anak TK minta nya dibangunin melulu.” omelan Mamah sudah mendengung ditelinga ku.

“5 menit lagi Mah” nadaku terdengar lesu dan malas untuk melakukan aktivitas.

“Okay. Kalau kamu sudah rapih langsung ke bawah untuk sarapan.”

Baju baru yang ku kenakan untuk pertama kali sekolah di SMA. Sengaja aku berlama-lama didepan kaca bukan untuk berdandan tapi hanya untuk memandang betapa cantik dan dewasa nya aku. Sungguh, aku masih tak percaya that you are senior rn, don't act like a child anymore.

Setelah ku rasa siap untuk segalanya,aku menuju ke bawa untuk sarapan. Karena sedari tadi Kiel udah teriak ngabisin tenang kayak orang utan buat manggil nama gue, tapi ini lain versinya.

“Lama banget lo dandan,buru sarapan.” omel Kiel,lalu aku memanyunkan mulut.

“Maklumlah cewe” ketus Arya.

“Apaan si kalian,bully aku melulu”

“Arya? Lo kenal Raissa temen sekelas gue kan?” tambah gue untuk memulai pembicaraan agar selama sarapan gak hening-hening amat.

“Gak kenal.” ketus Arya sambil memotong-motong roti dengan pisau lalu dimasukan ke mulutnya.

“Jutek banget si lo jadi cowo. Ntar gak laku gimana?” ejekku. Abisan kesel banget liat tingkah Arya yang dingin kayak es batu di kutub utara.

“Bodo.” Arya menyudahkan sarapan dengan penutup seteguk susu putih.

“Dia kan suka sama lo tau. Untuk ketiga kalinya ada cewe yang suka sama lo,plis lo jangan dingin ya ke Raissa. Coba berbaur.” aku memberikam sedikit nasihat. Haha,ade memberi nasihat ke abang.

“Lalu?”

“Susah ya ngomong sama batu” ketusku sambil meangkatkan tangan kanan yang memegang garpu, seakan-akan ingin menggetok pala milik Arya.

“Betul apa kata ade kamu Ar, kamu harus menghargai mereka yang rela suka sama kamu.” nasihat rohani dari Mamah menusuk hati Arya.

“Tapi Arya gak janji ya..” omel Arya sambil memajukan mulutnya.

Setelah semuanya selesai sarapan, kami segera meluncur menuju sekolah, tak banyak kata yang terlontar dari kami selama didalam mobil hanya bunyi ketikan handphone, suara kendaraan dari luar serta radio yang memenuhi keheningan.

Sampai disekolah kami langsung mencari tempat parkir yang kosong, sudah 10 menit kami berputar-putar hanya untuk mencari parkiran, ya kalian pikir saja hampir rata-rata dari guru kami memakai mobil dan belom lagi staff tu dan ditambah anak muridnya termasuk kami,haha.

Kiel sengaja memakirkannya dibawa pohon ceri karena tempatnya lumayan adem dan gak terlalu terpapar sinar matahari, tapi lumayan jauh dari gerbang masuk sekolah, itu yang membuat kami melangkahkan kaki lebar-lebar agar masuk tepat waktu.

Sistem sekolah kami memang ketat, untuk melewati gerbang dalam sekolah kami harus menggesek kartu pelajar. Lama? Ya memang lama, tapi sekolah menyediakan kurang lebih 5 mesin yang semuanya berlaku untuk siapa saja. Semuanya berjalan mulus, kami masuk sebelum bel dinyalakan, kalo andaikan kami telat bakal disuruh bersihin toilet, bahkan ga tanggung-tanggung berdiri dilapangan dengan tulisan “I promise won't come late again.” yang menggantung dileher.

At The End Of Your RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang