CHAPTER 6

34 6 1
                                    


“Hayo lamunin siapa? Kagum ya?” canda Olif ke gue.

“Apaan si? Gue lagi mikirin sesuatu nih. Ini tentang Rayhan.” ucap gue serius.

“Ishh ceritaaaaa,please?” lenjeh nya Raissa keluar dan menunjukan puppy eyes nya.

“Pulang nanti”

“Jangan,gue di jemput sama supir nanti” gumam Olif.

“Yaudah gue cerita sekarang, kemarin pas jam istirahat gue gabut keliling sekolah,trus gue denger suara orang nyanyi,dan suaranya tuh bagus banget,sama banget sama suara Rayhan yang sekarang ini dia nyanyi,judulnya juga sama. Nah trus,gue ngelamun lalu dia nepuk pundak gue,trus gue spontan kaget dong,lalu gue nanya itu siapa yang nyanyi,eh dia malah balik nanya gimana suaranya? Ya gue jawab jujur dong,dan pas gue tau yang nyanyi itu dia,gue merasa gimana gitu kalo ketemu.” jelas gue panjang lebar.

“HAHAHA LUCU LO SUMPAH!!” Olif ketawa terbahak setelah denger cerita gue.

“Ah lo mah malah ketawa,bukannya kasih gue solusi.” gue memanyunkan mulut gue kedepan sembari menyilangkan kedua tangan gue.

“LOVE YOUUUU” Raissa dan Olif lagsung memeluk gue erat. “Gak jelas lo gilak,sarap!” gue jitak kepala mereka satu persatu agar sadar.  

Tidak sadar dengan perbincangan kami bertiga, penampilan Rayhan selesai dengan tepukan yang bergemuruh dan menducak kagum dari para siswa/i baru maupun kaka kelas.

“PROOK PROK PROKK….” Orang-orang memberi tepukan kepadanya,kecuali gue.

Gue tidak memberikan tepukan,karena gue selalu memikirkan tentang diruang multimedia kemarin,sungguh gue gak tau sama sekali kalo suara itu  suara milik Rayhan,astaga.

“CICICUIT CUIT CUIT” suara siulan keras sangat terdengar jelas dari kejauhan.

“Sepertinya penampilan mu begitu spesial,bagaimana pendapatmu?” tanya Pembina Osis kepada Rayhan.

“Terima kasih yang sudah mendukung saya,terutama pembimbing eskul MIC (Music Instrument Club) yaitu Mr. Amir dan rekan-rekan satu tim dari eskul MIC juga. Semuanya terimakasih.” Rayhan menunjuk dan memberi hormat (anggukan kepala) kepada Mr. Amir dan lamaikan tangan kepada rekan-rekannya.

“Berapa lama sih kamu berlatih main piano sampai bisa?”

“Saya pribadi belajar piano sampai lancar sekitar 5 tahun, sejak SD saya sudah diajarkan bermain piano oleh papah saya. And blablabla” jelas Rayhan panjang lebar disertai senyum lebar.

“Terimakasih Rayhan,goodluck for you!”

“Thank you sir,” Rayhan dan Pembina OSIS berjabat tangan.

“Kantin yuk,laper nih gue,panas juga disini,cus lah” ajak gue ke Olif dan Raissa.

“Jadi terus,cepet bangun!” kedua tangan Raissa diarahkan ke gue dan Olif,dengan sigap Raissa membantu kita berdiri sempurna.

“Lo mau pesen apa Put?” tanya Olif. “Gue pesen vanilla waffle sama Orange juice.” jawab gue sambil fokus tentang pernyataan gue ke Rayhan kemarin,kalo gue ketemu sama Rayhan mati kutuk gue.

“Kalo elo Rai,mau pesen apa?”

“Gue pesen hatinya Arya,Eh engga deng,gue pesen bakso sama orange juice juga.”

Tak berapa lama kemudian pesanan kami pun tiba,sumpah gue laper banget,tapi lapernya bukan laper di siang bolong,tapi laper pengen nyemil sesuatu. Makanya gue cuma pesen waffle and orange juice. Ketika kami bertiga sedang menikmati makanan,kami dikagetkan oleh seseorang tanpa jejak, tanpa diundang,dan spontan bikin gue gak bisa ngeluarin sepatah katapun dari mulut gue.

At The End Of Your RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang