Satu-satunya tempat terbaik dari berada di luar dinding adalah hutan Han-muk. Beberapa orang menganggapnya sebagai tempat terbaik untuk menodai para gisaeng di luar sanggar mereka. Beberapa orang lainnya mempertimbangkan kawasan tersebut sebagai tempat yang baik untuk mulai bercocok tanam. Untuk anggota kerajaan, yang mana seluruhnya adalah makhluk sakral melihat tempat tersebut sebagai lokasi perburuan yang strategis. Sebab hutan Han-muk, tidak seperti hutan lainnya merupakan alam liar berukuran sangat luas yang membatasi Wang Jinji dan Wang Baekho.
Daerah persengketaan para penguasa.
Tapi sebagaimana pun orang-orang tersebut menyerukan gambaram ideal tentang Han-muk, bagi Baekhyun hutan itu tidak lebih sekedar tempatnya menggantungkan hidup. Baekhyun hanyalah anak berumur 15 tahun, seorang anak dari Lycoris sakit-sakitan yang membutuhkan obat dan tabib untuk bertahan hidup. Dirinya yang mungil itu telah menyusuri hutan sedari usia 9 tahun hingga sekarang. Hal itu ia lakukan untuk setidaknya menjadi berguna bagi Ibunya yang begitu tulus membesarkannya.
Oleh karenanya, sangat dipahami apabila anak itu berjalan dengan kaki-kaki yang bergerak cepat hanya agar segera sampai ke hutan Han-muk. Beberapa orang meliriknya aneh, meneliti seluruh tubuhnya untuk kemudian mengernyit penuh penilaian. Hal itu bukanlah suatu kejutan, Baekhyun telah mengalaminya sejak ia mulai muncul ke dunia luar. Orang-orang melihatnya karena parasnya tidak biasa untuk makhluk yang tinggal di luar dinding, ia bekulit terlalu putih, mata sejernih mata air dan sebiru langit namun kelam seperti samudra, bibirnya kecil berwarna delima.
Hal itu sungguh tidak wajar, Lycoris tidak terlahir untuk hidup menjadi demikian.
Baekhyun tidak peduli dengan pandanga orang-orang di sekitarnya. Hari ini seperti biasa, ia akan bekerja untuk mencari berbagai jenis jamur atau apapun yang dapat ia jual sehingga uang penghasilan tersebut bisa ia gunakan untuk menyewa tabib untuk ibunya.
Saat sampai tepat di depan kumpulan penjual gulali dengan berbagai warna, ia berhenti sejenak hanya untuk melihat kumpulan anak bangsawan menarik dan melelehkan kapas-kapas cantik itu di dalam rongga mulut mereka. Seakan mereka sedang mengoloknya yang bahkan tak akan mampu membayar hanya untuk stik kapas-kapas lucu itu. Ia meneguk sedikit ludahnya, matanya berbinar penuh rasa keinginan. Jika saja ia adalah kaum Edelweiss, para omega yang memang benar-benarlah mereka seorang omega, salah satu golongan suci yang menempati bagian dalam dinding Baekho, dan di dalam sana pulalah terletak tempat yang para Lycoris maupun manusia sebut dengan surga, para alpha yang mempesona sampai omega-omega cantik lagi suci serta setia berada. Beda dengan mereka, seorang Lycoris yang khianat, yang tak akan pernah mendapatkan seorang Alpha yang akan mengklaim mereka.
Puk!
Sebuah lemparan kerikil yang berukuran tidak begitu besar mendarat tepat di pipinya yang gembul. Ia terkesiap kemudian menatap dia, yang tega melemparnya. Oh, tidak heran.
Anak Bangsawan Jung, Tuan Muda Daehyun. Seorang Alpha muda, tinggal di dalam dinding.
“Sana pergi! Dasar Lycoris, membuatku mual saja!” Lalu setelah ia mengucapkan hinaan yang pedih itu, para teman sesama Alphanya tertawa mengejek dan membuat mimik seolah dia adalah hal paling kotor di dunia.
Walaupun itu memang benar.
Maka, dengan hati yang menciut takut Baekhyun pergi sambil tertunduk dengan bibir yang mengerucut juga mata biru kelamnya yang berkilau karena genangan air mata.
Ia tidak akan menangis.
Ia tidak menangis hanya karena satu alasan yang konyol.
Dia tidak akan menangis untuk sesuatu yang kebenarannya telah ada di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAEK-HO
FanfictionCHANBAEK FICTION Rated M Werewolf (ABO) Romance/Fantasy/Drama Warning! Mature contant, knotting, mate, and little bit bullying.