One

169 9 12
                                    


"Kalian semua pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta bukan? Tak peduli meskipun usia masih seumur jagung atau bahkan sudah bau tanah, pasti pernah mengalaminya. Yah, kalau anak anak pasti lebih suka bila 'jatuh cinta' pada es krim atau mainan. Eh, tapi kan anak anak jaman sekarang sudah cepat besar dan cepat kenal cinta-cintaan ya? Baiklah, yang pasti, yang namanya jatuh cinta itu selalu menarik untuk dicermati.

Menurutmu apa definisi dari cinta itu sendiri? Kalau menurutku sih, aku tidak tahu. Banyak orang bilang jatuh cinta itu berjuta rasa, menarik dan menyenangkan. Tapi banyak juga yang berpikiran skeptis, namanya jatuh ya pasti sakit, apalagi jatuh cinta.

Oke, biarkan mereka berpendapat tentang cinta. Aku pernah mengalaminya, sekali. Oh tidak, kelihatannya beberapa kali, tapi semuanya adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Menyedihkan bukan? Agak sih, tapi aku tidak akan membuat diriku terlihat lebih menyedihkan lagi dengan menangisi setiap cinta gagal yang mampir dalam hidup.

Aku tidak habis fikir bagaimana jalan pikiran orang orang yang terkadang sampai rela menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri hanya karena mereka gagal dalam masalah percintaan. Oh guys, cinta itu perlu, tapi tidak berlebihan.

Seperti katah pepatah 'Life is nothing without love, but nothing is simpler', bukannya mau berpikiran skeptis atau bagaimana, tapi cinta itu sebenarnya hanya bumbu bumbu pelengkap kehidupan. Dengan tidak ada cinta pun juga tidak terlalu ada pengaruhnya kan?

Jadi stop menghabiskan bahan bakar otakmu dengan hal hal yang tidak terlalu penting seperti itu, mulai kejar cita citamu dan raih kesuksesan untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya dan tentu saja cinta juga. Karena sukses akan mengundang cinta yang lebih baik"

                           -..-

"Wah aku senang sekali, karenamu pendengar radio sekolah kita tidak hanya dari kalangan siswa sini saja! Kau memang hebat, darimana kau tahu kalau topik tentang cinta itu memang selalu menarik?"

Aldi, ketua klub radio menepuk pundakku senang. Yah, tentu saja ia senang, karenaku klub ini dapat reputasi yang baik sehingga dana organisasi dari atasan pun akan gampang mengalirnya.

Aku tersenyum setengah menyeringai "Yah, maklum, remaja sekarang kan hobi konsumsi roman picisan, jadi mereka menganggap ocehanku itu sekelas petuah Mario Teguh"

Dia tertawa, "Kaya kamu bukan remaja aja Lis"

"Aku remaja sehat yang nggak doyan begituan"

"Nggak usah munafik, oh aku tahu! Pasti kamu kaya gitu karena berkali kali kena cinta bertepuk sebelah tangan kan?"

Kutepis tangannya yang ada di pundakku kesal. Aldi sok tahu!
Aku beranjak dari kursi di ruang klub radio, "Aku mau ke kantin dulu"

"Nggak tunggu Ihsan? Dia masih puter lagu di ruang siaran"

"Nggak, bilang aja suruh nyusul"

"Oke"

Perutku sudah berontak minta diisi sejak tadi dan sudah dua hari ini aku belum makan siomay Mang Ujang karena beliau libur dan baru buka hari ini, jadi tidak ada tujuan lain selain kantin. Baguslah aku ada jadwal siaran, jadi bisa dapat dispensasi dan bisa masuk kelas lebih lambat setelah istirahat. Dan bel masuk baru saja berbunyi kantin pasti sepi.

Mungkin itu hal bagus satu satunya yang kudapat hari ini, karena moodku benar benar sudah hancur akibat topik siaran tadi, apalagi banyak pendengar yang telfon dan bertanya apakah aku benar benar sudah pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan atau hanya mengikuti script siaran. Pertanyaan menyebalkan.

Mau tahu yang sebenarnya?

Sebenarnya, aku bukannya pernah mengalaminya, tapi sedang mengalaminya. Yeah, pernah dan sedang adalah dua hal yang berbeda bukan? Dan soal mengikuti script siaran, itu tidak salah. Aku mengikuti script siaran, dan aku sendiri yang membuat script itu.
Kenapa? Kau heran kenapa isi script yang merupakan buah pikiranku itu terdengar begitu skeptis?

Tidak usah bertanya begitu, karena aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku terdengar seperti wanita tua yang putus asa tentang cinta lalu memutuskan untuk mengejar kesuksesan dengan keyakinan bahwa cinta akan datang setelahnya. Tapi orang orang begitu suka dengan pemikiran skeptis yang terdengar memotivasi tersebut. Jadi, tidak masalah.

"Neng Elis, kok belum masuk ke kelas?" Mang Ujang, dengan intonasi khas sunda-nya menyapaku riang begitu aku mendekati gerobaknya.

"Biasa Mang, siaran dulu. Setelah makan Elis masuk kelas kok"

Langsung kuhempaskan pantat di kursi plastik kantin. "Siomay sama es teh satu ya Mang"

"Siap neng! Oh ya, tadi Mamang teh denger siarannya Neng Elis. Aduh, bener bener mengena ke hati pisan. Eneng kok bisa ya selalu bikin topik bagus tiap minggu? Kaya minggu lalu, yang topiknya tentang geng geng-an itu, baguuus pisan"

Aku meringis, lalu melirik Mang Ujang yang sibuk memotong siomay "Lah masalahnya ada di sekitar Elis kok, jadi gampang bikin script nya"

"Entar kalau kerja mau jadi penyiar ya neng?"

"Enggak, mau jadi penulis aja"

Fokusku langsung teralih pada sepiring siomay berasap yang di bawa laki laki berusia dua puluhan itu, lalu dengan pelan meletakkannya di meja,"Siomay dengan sambel ekstra banyak sudah siap"

"Hahaha..makasih ya Mang"

Hmm.. memang benar, cuma siomay punya Mang Ujang yang paling enak. Rasa gurih siomay langsung membuat moodku membaik.

"Mang, buatin siomay satu lagi ya!"

"Oke!"

Perasaan bahagia waktu potongan siomay masuk ke mulutku langsung sirna begitu mendengar suara yang familiar itu. Dengan riangnya anak itu duduk di depanku, sembari menyeruput es teh yang kupesan tadi.

"Kok ninggal gue sih?"

"Laper" Jawabku singkat setengah kesal karena es tehku yang tinggal separuh gelas.

Dia meringis menyadari aku kesal karena dia menghabiskan es tehku.
"Minggu depan mau bikin topik apa lagi? Banyak yang request tentang cinta sebelah tangan loh"

Ah! Kumohon apa saja asal bukan satu itu!

"Aku tidak mau bikin topik itu"

"Lo nggak mau para pendengar kecewa kan? Banyak juga anak sekolah lain yang request ini"

Aku mendesah pelan. Baiklah, karena permasalahannya ada di depanku sekarang, jadi kurasa bakal gampang bikin script nya

Ngerti kan maksudku?

Oh ayolah! Maksudku masalahnya memang ada di depanku! Ya si Ihsan itu!

Aku suka Ihsan sejak lama, sejak kapan ya? Kurasa sejak masuk ke SMA, saat bertemu dia waktu masa orientasi. Dan aku sudah tahu kalau cintaku ini merupakan cinta sebelah tangan karena Ihsan sering curhat bahwa ia suka dengan cewek kelas sebelah. Dia kampret kan?

Oh, sekarang aku mengerti kenapa pemikiranku seperti wanita tua yang putus asa tentang cinta. Karena aku memang putus asa, meskipun aku nggak tua.

                           -..-

Yeahh.. aku balik lagi ke asal! Istirahat dulu bikin fanfict karena aku mau bulan madu ama abang Seungri ^o^ *ngipisupertinggi

Ceritanya sedikit kubumbui dengan pengalaman pribadi sih hehe..
Asshh,, sudahlah yang penting baca saja dulu trus vote trus masukin deh ke reading list kamu *ngarep oy

Yang pasti makasih banget udah mau baca ini,

Love always
Author

Can't I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang