7. Penghadangan Perwira Kerajaan

3.1K 59 0
                                    

Kuil Thian-hok-si berada di luar dusun itu dan hanya terpisah paling banyak sepuluh lie, maka mereka lalu menjalankan kuda dengan perlahan. Akan tetapi, setelah berada di luar dusun, benar saja mereka melihat rombongan petani yang mencurigakan tadi telah berdiri menghadang di tengah jalan. Mereka berjumlah delapan orang dan kuda mereka dilepas di pinggir jalan dan sedang makan rumput sambil menggoyang-goyangkan ekornya.

Nyo Liong dan Yang Giok menahan kuda mereka dan dengan tenang turun dari kuda. Karena Yang Giok telah menjadi seorang gadis, maka yang menghadapi mereka adalah Nyo Liong, sedangkan gadis itu lalu membawa kuda mereka ke sebuah pohon dan mengikatkan kendali pada pohon itu.

"Cuwi sekalian menghadang di tengah jalan ada keperluan apa?" tanya Nyo Liong dengan halus.

Tiba-tiba di antara orang itu maju seorang yang bertubuh tinggi kurus dan sambil menuding kepada Nyo Liong, ia berkata. "Kawan-kawan, benar, inilah Sasterawan Kedok Hitam yang dulu membantu para pemberontak. Tangkap pemberontak ini!"

Sambil berkata demikian, si kurus itu mencabut pedangnya, diikuti oleh tujuh orang kawannya. Akan tetapi Nyo Liong masih bersikap tenang. "Kalian ini bukankah para perwira istana yang telah kalah? Mengapa masih berani menjual lagak? Aku memang benar Sasterawan Berkedok Hitam, dan kalian mau apa?"

Tiba-tiba seorang perwira lain memandang Yang Giok dan berseru, "Eh, bukankah kau ini Liu siocia, puteri dari Pangeran Liu Mo Kong?"

Yang Giok yang mendengar bahwa Nyo Liong dianggap pemberontak menjadi heran dan terkejut sekali, sekarang setelah seorang perwira mengenalnya, ia makin bingung. Ia tidak menjawab pertanyaan perwira tadi, hanya memandang ke arah Nyo Liong dengan wajah mengandung pertanyaan. Benarkah tunangannya ini membantu pihak pemberontak?

"Harap kalian jangan mengganggu kami," terdengar Nyo Liong menjawab pertanyaan perwira tadi. "Dia memang Liu siocia, akan tetapi sekarang tidak mempunyai hubungan pula dengan segala perwira kerajaan yang telah terjatuh dan kalah. Berilah jalan dan jangan mencari penyakit sendiri!"

"Kawan, inilah mereka yang kita cari!" Si kurus tadi berseru lagi. "Pedang yang dicari ada padanya dan sekarang sekali pukul kita akan dapat dua pahala. Merampas kembali Thian Hong Kiam dan membalas dendam kawan-kawan kita yang telah terjatuh dalam tangan pemberontak!"

Tanpa banyak cakap lagi kedelapan orang itu maju menyerang Nyo Liong.

"kalian mencari bencana sendiri!" Nyo Liong berseru dan ia lalu mencabut keluar Thian Hong Kiam yang tergantung di pinggang dan yang selalu tertutup oleh baju sasterawannya yang panjang.

"Nah, itu dia pedang yang kita cari!" Seorang perwira berseru ketika ia mengenali pedang pusaka itu di tangan Nyo Liong.

Nyo Liong tersenyum. "Ha, ha, bukankah sekarang lebih mudah lagi? Pedang dan orang yang kau cari telah berada di sini dan menjadi satu, kalian majulah!"

Maka terjadilah pertempuran yang hebat. Perwira-perwira ini adalah jagoan-jagoan kelas satu dari kerajaan dan rata-rata memiliki kepandaian tinggi, dan sekarang mereka maju berbareng, dapat dibayangkan betapa hebatnya serangan mereka. Juga senjata-senjata yang berada di tangan mereka bukanlah senjata sembarangan karena hampir semua perwira kerajaan memiliki senjata yang ampuh dan tajam. Dari gerakan mereka ketika menyerang, Yang Giok dapat mengetahui bahwa kepandaian mereka rata-rata lebih tinggi dari pada kepandaiannya sendiri, maka tentu saja ia diam-diam merasa gelisah dan cemas. Ia merasa serba salah. Hendak membantu, kepandaiannya terlampau rendah. Tidak membantu, hatinya tidak puas dan tidak tenteram. Maka ia hanya berdiri dengan dada berdebar menonton pertempuran yang hebat itu.

Pertempuran yang terjadi kali ini berbeda dengan ketika Nyo Liong dikeroyok oleh kawanan Jian-jiu-pai, karena para perwira ini memang sengaja datang mencari Nyo Liong dan mereka tahu bahwa selain harus menghadapi Sasterawan Berkedok Hitam yang hebat, juga masih ada pihak Jian-jiu-pai yang hendak merampas pedang, maka di pihak mereka lalu mengutus delapan orang yang berkepandaian tinggi dan merupakan jago-jago pilihan dari istana.

Pedang Keramat (Thian Hong Kiam) - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang