Ada apa dengan kakak?

88 11 5
                                    

Sepulang sekolah kami ke toko buku. Sebenarnya kak usui ada janji, tapi dia lebih memilih membatalkan janjinya itu.

Kami telah sampai di toko yang kami tempuh selama beberapa menit saja dengan menaiki bus.

"Memangnya mau beli buku berapa sih, misaki?"

"Mau beli 10 buku saja kok. buku sejarah, Matematika, Luar angkasa. Juga 3 komik dan 4 buku novel terbaru."

"Oohh..."
#prosesnya lama#
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa?!"
"Banyak sekali buku yang akan kamu beli!"

"Loh?"
"Kan aku udah nabung kok kak. Udah terkumpul banyak, terus buat beli buku deh. Kayak gak tau aja, apa yang biasa jadi kebiasaan bulanan adiknya deh, kakak."

"Iya deh kakak tau. Tapi 10 buku itu banyak, misaki. kamu biasanya gak beli buku sebanyak itu!"
'Ini anak kalo suruh nabung pintarnya minta ampun. Tapi kalau suruh menghabiskan uangnya buat beli buku juga pintar deh....'

"Gak papa dong. lagian aku lagi dapat uang jajan tambahan dari nenek, kak. Jadi buat beli buku aja deh."

"Hah.... ya udah ayo cepetan beli sana."

"Siap!"

******

"Eeemmm..... apa ya?"

Sekarang aku sedang memilih milih buku mana yang cocok untuk aku beli dan ku baca.

Kalau kakak, mana suka buku. Ya dia memang suka baca buku, tapi tidak suka beli buku.
Kalau kakak lebih suka dengan elektronik dan fisika. Aku sebaliknya, Suka buku dan biologi.

Setelah aku puas dengan buku yang telah aku pilih. Aku segera membayarnya di kasir. Aku dapat melihat kakakku yang sedang asyik membaca buku tentang fisika. Toko buku ini, selain tempat membeli buku, ini juga perpustakaan. Kalian bisa membacanya, jika kalian menyukainya kalian bisa membelinya.

Setelah selesai membayar buku aku langsung ke tempat kakakku yang sedang membaca buku dengan amat sangat serius.

"Ayo kak kita pulang. aku sudah selesai membeli buku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak ada jawaban darinya yang sedang asyik dengan buku di hadapannya sekarang ini. Yang itu berarti dia terlalu serius sampai tidak mendengar perkataan adiknya.

"Ayo kak kita pulang!!!!!!!!"
Teriakku dengan suara lantang tepat di telinganya.

"Aduduhh!!!"
"Telingaku bisa pecah, misaki!"

"Biarin. Habis kakak tidak mendengarku sih...."

"Iya...Iya... Sudah? ayo pulang!"

'Nah benerkan kakak tidak dengar. Haaahhh.... dasar kak usui.'

"oh ya aku mau beli buku ini dulu ya..."
"Tunggu aku... sebentar saja..."

"Nah loh... tumben beli buku biasanya enggak suka beli buku."

"Iya sih, berhubung kamu minta cepet pulang. Ya udah kakak beli aja."

"iya iya... sana cepatan!"

"Oke"

******

Kami sekarang dalam perjalanan pulang ke rumah kami, yang bisa di katakan lumayan jauh dari toko buku tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bruk......

"Hah?!"
"Kakak?! Kakak kenapa?!"

"Gak papa, cuma pusing kok. Makanya jatuh."

"Enggak mungkin! Kakak kalau sakit, itu bilang sama misaki!"

"Enggak papa kok misaki, kakak cuma pusing sebentar."
"Nanti juga hilang."
"udah ayo cepet kita pulang. Agar kakak bisa cepat cepat istirahat."

"I-i, iya."


Don't leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang