Don't leave me alone

Kamu tidak boleh kemana mana.

"Sudah 4 hari."

"... apa saya boleh ke kamar kakak sekarang dirawat?"

"Tentu, misaki"
.

.

.

.

.

"... apa sangat parah dokter?"

"Iya. Dia memang sempat siuman, tapi dia pingsan lagi setelah menengok kamu di kamar."

"..."

"Baiklah, saya akan permisi.."

"Iya. Terima kasih, dokter..."

Kreekk......

"Kakak.... apa kamu baik baik saja? Apa kakak tidak lelah tertidur terus? Walau sebenarnya aku juga baru siuman sih~"

"..."

"Kakak terima kasih...... kakak jangan pergi, ya~ nanti aku akan sendiri. Aku hanya mau dengan kakak saja. Semangat ya kak... kakak pasti sembuh."

Hiks.... hiks.... hiks....

"Ya! Itu pasti! Kakak akan bangun!"

"Iya, misaki... kakak bangun kok..."

"Hah?! Kakak!"

Grep.....(peluk)

"Hiks....hiks.... kakak....."

"Sudah, jangan menangis misaki."

"Iya! Yang penting kakak sudah siuman!"
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

5 hari berlalu

Tapi, kakak masih harus dirawat secara intensif. Teman temanku, dan teman teman kakak selalu datang ke rumah sakit, dimana kakak dirawat.

Aku memang sedih. Tapi aku tak boleh membuat kakak sedih juga. Aku harus selalu tersenyum dan ceria. Sama seperti kakak ber'akting dulu.

"Kakak~ kakak, dimana~"

"Ada apa misaki?"

"Kakak ini! Kenapa selalu didalam kamar terus sih.... ayo keluar"

"Iya...iya..."

"Et.....tapi kakak harus naik kursi roda saja!"

"Yah.....gak mau ah! Kakakkan bisa jalan!"

"Tapi, dokter menyuruhku untuk memastikan kakak naik kursi roda~"

"Hah~ iya deh....iya... "
.

.

.

.

.

"Wah~ udara sore hari memang sejuk!"

"Iya~"

"Misaki."

"Ada apa, kak?"

"Apa kamu akan sedih… bila kakak pergi?"

"Apa?! Kakak nggak boleh kemana mana! Harus selalu dengan misaki!"

"Tapi kan, nggak ada yang tahu..."

"Jangan bilang kayak gitu pagi, ah!"

"Iya kakak tahu. Kakak akan selalu menyangimu, walau kakak tidak akan bisa selalu bersamamu. Kakak sayang kamu.....misaki.... "

".....udah ah masuk, kak….."

"..."