Standing On Between of Nothingness

54 6 8
                                    

Seperti malam-malam biasanya, malam yang gelap seperti ingin melahap semua pagi. Malam itu tepatnya pukul 21:30 ia mendapat telepon mengenai tugas dari Badan Intelijen Negara. Pria tersebut pun termenung berpikir sejenak lalu beranjak tidur, untuk bersiap diesok pagi. Ketika mentari mulai membuka tirai pagi hari, bangunlah dia dari lelapnya kemudian beribadah, setelahnya ia membersihkan diri lalu berpakaian dengan setelan jas abu-abu, kemeja putih, dasi kupu-kupu perak dengan celana bahan dan sebagainya, selayaknya agen rahasia elegan dilayar perak, semuanya serba abu-abu.

Lampu jalanan bersinar redup. Ia terus menginjak pedal gas dengan penuh gairah,. Lexus GS F, dengan warna vantablack, meraung-raung memekakkan telinga beberapa orang yang berada di jalan-jalan kota Jakarta dipagi hari. Namun warga kurang antusias dalam memperhatikan hal seperti ini, ya karena mungkin hanya sekadar suara. Perlahan tapi pasti Adam mengganti persneling dari gigi ke-1 hingga gigi ke-7, melaju dengan cepat untuk menghindari kemacetan Jakarta yang seperti ular-naga panjangnya. Setibanya di Jalan Seno Raya, Pejaten Timur, ia bersegera menemui Kepala Deputi Bidang Luar Negeri, Deputi I, Hasan.

"Kamu dapat surat tugas dari BIN pagi ini," ujar Deputi Hasan, sembari memberikan berkas berkas tugas tersebut. "Baik Pak, terimakasih," ujar Adam, namun ia tahu bahwa ini akan menjadi tugas yang sulit, sesulit menaklukkan hati seorang wanita. 'DOKUMEN NEGARA, SANGAT RAHASIA' tertulis pada muka dokumen itu, surat rahasia tersebut diterima olehnya, lalu ia pergi menuju ruangannya untuk bekerja juga melihat tugas penting yang terdapat dari isi dokumen tersebut. Beberapa lorong ia lewati untuk sampai di ruangannya, aromanya seperti layaknya kantor pada umumnya, ia pun sampai di ruangannya, terang seperti yang lainnya, tetapi beberapa sudutnya temaram. Kemudian ia duduk di kursi putarnya dan menaruh berkas tersebut di atas meja yang beralaskan kaca hitam.

*BIN= Badan Intelijen Negara


Adam pun membuka dokumen tersebut, tertera sebuah nama yang tertulis pada lembar biodata seseorang disitu, ia adalah Liu Wei salah seorang kurir bandar narkotika ternama, serta beberapa dokumen mengenainya. Setelahnya ia mulai mencari untuk mengumpulkan informasi mengenai kurir tersebut melalui komputernya untuk info lebih lanjut, sekitar satu jam ia mencari namun hasilnya nihil, tetapi bara semangatnya tak kian meredup. Beranjak ke kafetaria untuk kemudian meminum secangkir espresso pahit untuk menjernihkan pikirannya yang saturasi. Siang hari itu siang yang terik dan kemudian ia duduk di kafetaria, dicelupkannya satu bongkah gula ke dalam espresso miliknya, tidak terlalu manis tetapi tetap terasa getir. Seorang Deputi Hasan menghampiri serta turut duduk berhadapan dengan Adam, selembar kartu nama sebuah restaurant oriental, Deputi Hasan lemparkan ke atas meja bundar kecil Adam.

"Target kita yang namanya ada di dokumen itu, dia kaki tangan dari bandar narkoba terkenal se-Asia Tenggara. Misi kita, mendapatkan informasi soal Boss-nya dari dia," tutur Deputi Hasan serius, "Tentu akan saya laksanakan Pak," tutur Adam dingin, dengan serius Deputi kembali mengisi pembicaraaan "Kamu bukan lagi Adam pada tugas kali ini, kamu bisa ambil passport dan koper weaponary di kantor saya, selesaikan bila salah satu target di tempat itu (sembari menunjuk ke kartu restaurant oriental tadi) telah memberikan informasi. Selamat bertugas dan semoga bertemu kembali." Setelah kopi pahitnya itu hanya menyisakan ampas, kemudian Adam pergi menuju kantor deputi tersebut dan ia bertemu dengan sekretaris deputi, lalu sekretaris muda dengan paras cantik dengan rambut tergerai yang kemerah-merahan itu segera menyambutnya, "Siang Pak Adam, ini koper bapak sudah siap."

"Bagaimana kabar anda?" Tanya sang sekretarisdengan ramah, giliran Adam menjawabnya sembari memeriksa isi koper itu. "Semuabaik-baik saja, kalau kabar kamu?" dijawab oleh sekretaris tersebut "Baik juga kokpak." Terhening selayaknya waktu berhenti sejenak, ia gembira melihat apa yang terdapat di dalam isi kopernya,     




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eye for an EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang