2

4.2K 513 58
                                    









Suzy menatap Myungsoo dengan tatapan bingungnya. Merasa ditatap oleh Suzy, Myungsoo menoleh kearah Suzy dan tersenyum. Tangan kanannya mengusap lembut rambut kekasihnya dengan sayang.

"Wae?" Tanya Myungsoo yang tumben sekali melembut seperti ini.

"Aniya. Gwencana" jawab Suzy sambil menoleh kearah luar jendela.

saat ini Suzy dan Myungsoo sedang berada di dalam mini cooper milik Suzy.

"Myungsoo-ah, aku akan mengambil spesialis sepertinya." Ucap Suzy tiba tiba

"Spesialis? Spesialis apa?"

"Hm molla. Jantung atau apalah nanti. Dan sepertinya tidak disini"

"Aku akan mendukung apapun yang kau mau" Myungsoo tersenyum lalu membelokkan mobilnya kekiri masuk kedalam gedung pencakar langit. Apartment milik Suzy.

"Aku sudah bosan berada diklinik enam bulan ini. Aku ingin berkembang dan lebih maju lagi" ucap Suzy ketika mereka keluar dari mobil Suzy dan melangkah kearah Lift.

"Ne. Kau benar."

"Kau tidak mengambil S3mu? Tidak ingin menjadi Profesor?" Myungsoo menekan lift lalu menoleh kearah Suzy.

"Aku senang dengan pekerjaan ini."

"Aniya. Kau senang menggoda mahasiswamu Kim Myungsoo." Sahut Suzy dalam hati. Namun Suzy hanya mengangguk. Pintu lift terbuka Suzy dan Myungsoo masuk kedalam Lift yang akan membawa mereka keapartment milik Suzy.

-


"Hani Imo" pekik Jiyeon saat melihat wanita paruh baya yang tengah membawa beberapa paperbag dikedua tangannya.

"Eoh. Jiyeon-ah. Annyeong" sahut wanita paruh baya itu.

"Suzy eoddi?"

"Suzy? Masih diklinik sepertinya." Jawab Jiyeon seadanya.

"Aigoo anak itu. Selalu saja sibuk." Keluh wanita paruh baya.
"Waeyo imo? Bukannya Suzy memang suka sibuk? Dari Sma hingga sekarang"

"Geure. Masa mudanya hanya dihabiskan dengan belajar dan belajar. Aku tak yakin jika dia punya kekasih, apalagi dia ingin mengambil spesialis."

"Suzy ingin mengambil spesialis?"

"Ne. Itu cukup lama Jiyeon-ah. Kurang lebihnya Dua tahun. Bisa bisa dia datang kesini lagi umur tiga puluh. Dan belum menikah aigoo. Imo bisa lama menggendong cucu." Rajuknya membuat Jiyeon terkekeh.

"Astaga imo. Bukannya samchon ingin Suzy menjadi orang yang sukses? Dan kesuksesan itu dimulai dari sekarang."

"Tapi masa muda anakku jauh lebih penting daripada kesuksesannya. Apa yang ia cari sebenarnya? Kekayaan? Untuk apa imo dan samchon ini bekerja, bahkan ia tidak pernah sedikitpun meminta pada kami, pintar? Aigoo dari dulu dia memang pintar. Bahkan nilainya sempurna. Apa Suzy dijodohkan saja?"

"Bukannya Spsialis jantung adalah impiannya? Imo ingin menjodohkannya? Call!" pekik Jiyeon senang.

"Geure." Sahut Hani dengan senyum liciknya.

"Imo adalah Dokter Gigi, samchon dokter Spesialis dalam dan nanti. Suzy akan menjadi Dokter Spesialis Jantung."

"Ah molla Jiyeon-ah. Lebih baik imo melanjutkam Shopping ini." Jiyeon terkekeh lagi.

Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang