11

3.3K 379 41
                                    








"Uri Suzy." Pekik seorang wanita paruh baya pada Suzy. Wanita itu nampak enerjik dan juga berpenampilan elegan untuk kalangannya.

"Eommoni. Annyeonghaseyo." Sahut Suzy.

"uri Shiwoo eoddi?"

"Shiwoo bersama Thomas."

"Thomas?" Taehi tampak berpikir

"Ahh pria berwarga negara America dan Prancis itu" lanjutnya Suzy hanya mengangguk pelan.

"Kapan kau datang?"

"Dua hari yang lalu." Mata Taehi membulat.

"sudah dua hari dan kau baru menemuiku hari ini?"

"Mianhaeyo eommoni. Naega ppapaseo."

"Arrasoyo. i know I'm not the only one."

"You're the one eommoni. yang tidak memberikanku kepada orang lain."

"Majjayo. Menantuku hanya dirimu." Suzy tersenyum mendengar ocehan calon mertuanya.

"Ahh. Farell uncle eoddiso?"

"My husband in Indonesia, dia mendapatkan investasi baru disana."

"Jadi, eommoni akan pindah ke Indonesia?"

"I don't know." Suzy menatap jam tangannya. Lalu berdehem.

"Tinggal disini saja eoh? Sudah malam untuk pulang ke New York." Mau tidak mau Suzy menetap disana hingga besok siang.

Tak lama suara bell berbunyi.

"Biar aku saja." Ucap Suzy lalu bangkit dari duduknya.

Suzy membuka pintu utama rumah Taehi lalu terdiam. Hening beberapa saat.

"Mwoya neon goya?"

"Neo... kau disini?" Tanyanya shock.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Suzy.

"Kau...."

"Eoh? Kim Myungsoo?" Ucap Taehi dengan wajah Shock.

"Eom...ma." lirih Myungsoo terbata.

"Aigoo. darimana saja? Eomma sudah lama menantikanmu. Nae adeul." Taehi melangkah kearah Myungsoo dan memeluknya dengan erat. Ia sadar bahwa tubuh Myungsoo menegang ketika ia peluk.

"Eoh. Ada apa ini? Kenapa eomma diluar?" Ucap Shiwoo heran.

"Eoh. Darling. I miss you!" Pekik Shiwoo ketika ia melihat Suzy diambang pintu. Lalu berlari memeluk Suzy tidak peduli dengan Myungsoo yang ada dihadapannya.

Wajah pria bermata tajam itu seketika mendingin. Dan semakin tajam menatap Suzy. Karena Suzy tidak peduli, wanita itu membalas pelukan Shiwoo.

"Ayo masuk. Eomma sudah lama menunggumu, chagiya" Taehi membawa Myungsoo masuk kedalam rumahnya lalu disusul Shiwoo dan Suzy yang juga sudah mengakhiri pelukkan mereka.

"Jauh jauh dariku. Kau habis melakukan hal menjijikan pada kekasihmu itu." Bisik Suzy dengan mata tajamnya lalu menyikut perut Shiwoo. Dan membuat Shiwoo meringis pelan.

Suzy bisa melihat ke awkward-tan Myungsoo dengan ibunya. bibir Taehi tak henti hentinya mengeluarkan senyuman indahnya.

"Jadi, apa yang membawa anakku ke Manhattan hari ini?" Tanya Taehi mengakhiri kesunyian yang mereka buat.

"Eom...ma"

"Ne?"

"Aku tahu. Aku sudah jahat selama ini, mau kah eomma memaafkan aku?" Taehi membulatkan matanya, menatap Myungsoo tidak percaya. Benarkah ini anaknya? Astaga. Jihoon memberi makan apa pada anaknya? Kenapa anaknya aneh sekali.

"Ne? Apa maksudmu Myungsoo?"

"Jinjja? Kau meminta maaf pada eomma setulus hati? Bukan karena persyaratan Suzy?" Sahut Shiwoo membuat Taehi menatap Shiwoo dengan bingung.

"Shiwoo berbohong eomma. Aku meminta maaf dengan setulus hati." Sela Myungsoo dengan cepat. Shiwoo menatap Myungsoo dengan tatapan menggodanya.

"Aigoo. Myungsoo-ah. Saranghae" seru Taehi lalu memeluk anaknya lagi.


-

Suzy mematut dirinya dihadapan cermin tinggi dikamar tamu Rumah Taehi. Hari sudah berganti menjadi pagi yang cerah dimusim Semi. Bukan dimusim ceri

Suzy mengambil handbagnya lalu melangkah keluar dari kamarnya.

"Omo. Uri Suzy sudah rapi. Mau kemana?" Tanya Taehi dengan wajah cerahnya.

"Kembali pulang" jawab Suzy membuat senyuman cerah Taehi lenyap.

"Secepat itu?" Suzy mengangguk pelan.

"nanti saja eoh?" Rayu Taehi.

"Tidak bisa eommonim. Hari ini ada seminar di New york Hospital."

"Ya! Kenapa tidak bilang dari tadi malam? Dari Manhattan ke New York itu jauh. Bae Suzy" omel Taehi. Membust Suzy meringis kecil.

"Gwencanayo. Terlambat sedikit tidak apa apa" sahut Suzy dengan nada rendah.

"Tidak boleh. Harus diantar Supir. Chamkaman"

"Aniya eommonim. Nan gwencana."

"aku saja yang mengantar?" Suzy menoleh kearah suara itu dengan wajah datar.



Tbc

TIDAK ADA FEEL NYA. YEAH I KNOW IT !








Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang