# 4

3.2K 278 92
                                    

Satu-satunya hal bagus yang tersisa dari rumah ini adalah fasilitasnya. Ada perpustakaan, taman botani dan beberapa hal yang sudah lama kucari, bisa kudapatkan disini. Apalagi begitu aku tau bahwa dirumah ini juga ada kolam air hangat yang letaknya berada diujung dapur, membuatku semakin 'betah' berada disini. 

Walaupun ada beberapa hal misterius yang mulai mengganggu...

Tapi toh, apa peduliku? Aku hanya seorang pelayan rumah tangga. Beberapa pelayan disini juga menasehatiku hal yang sama —

"Airnya cukup hangat. Kau boleh berendam disini setelah semua penghuni rumah tidur " ujar Dasom - asisten dapur yang cukup ramah denganku. Ia juga yang sering menyarankanku untuk menjaga jarak dengan tuan Mino ..

"Dulu, aku juga pernah mendapatkan ancaman seperti yang ia katakan. Tapi  - " ujarnya menggantung saat Sunyang lewat dihadapan kami dengan tatapan curiganya. Setelah memberi salam , ia pun beranjak naik ke ruangan tuan Kwon dan kami pun melanjutkan perbincangan yang sempat tertunda.

" Tapi tak pernah terjadi sesuatu seperti yang ia katakan" 

.

Tanpa menunggu lagi. Lepas pukul sepuluh malam, aku beranjak ke kolam untuk berendam.

Kolam air hangat yang muncul secara alami ini, dijaga kelestariannya oleh pendahulu keluarga ini. Mereka  membuat sekat pembatas antara taman belakang dan kolam dengan memanfaatkan dinding kayu setinggi tiga meter , ditutup dengan atap transparan serta dihiasi oleh taman buatan dan beberapa batu koral.

Dari sini, aku bisa melihat terangnya sinar rembulan. Di iringi sahut-sahutan jangkrik dan burung hantu yang mewarnai dinginnya malam ini.

Sambil membawa setengah botol wine yang 'kucuri' dari lemari dapur, aku mulai menuruni tangga batu lalu melepaskan handuk untuk segera berendam.

"Ah...menyegarkan sekali" gumamku mulai menyisiri kolam. Dari pinggirannya lalu ketengah. Menyelam beberapa detik seskali meneguk hangatnya wine yang meluncur ke tenggorokanku. 

Pikiranku mulai menerawang kemana-mana. Memikirkan ahmoenie yang kutinggalkan bersama adik perempuanku, berapa gaji yang akan ku dapatkan setelah bekerja selama satu bulan nanti dan juga bisikan tuan Mino.

Perihal ucapannya pagi tadi..

Tuan Mino kembali mengatakan hal yang misterius padaku. Hal yang membahayakan dan yang tersembunyi dari rumah ini. Begitu aku mulai penasaran dengan kelanjutan ceritanya, tuan Mino yang terlalu dekat denganku itu tiba-tiba tertawa nyaring.

Dia tertawa seperti orang mabuk.

"Ah..apa yang kukatakan? huh?" Dia mulai mengigau. Aku segera mengambilkan air putih yang langsung ia hempaskan ke dinding. Aku cukup terkejut tapi tak cukup gemetar melihatnya mulai kumat.

"Apa yang kau lakukan? cepat bawa dia ke kamar !! " Itu Sunyang , yang entah sejak kapan sudah muncul di depan pintu.

Melihat tuan Mino semakin tak terkendali , akupun segera membantu yang lain untuk menggiringnya kembali ke kamar. Karena tuan Mino terus meracau, beberapa pembantu laki-laki datang , kemudian mengikat kedua tangan tuan Mino seperti seorang kriminal.

Aku hanya bisa diam melihatnya seperti itu. Terlebih , ikatan itu masih terikat di kedua tangannya sebelum aku menuju kemari.

"Anni...anni. Kenapa aku harus peduli? Bukankah dia memang sakit? Dasom juga bilang beguitu " gumamku lalu melanjutkan acara menyelamku setelah meneguk wineku hingga habis.

Begitu aku hendak keluar dari kolam, terdengar langkah kaki  datang mendekat. 

Lewat cahaya bulan, aku melihat kaki itu mulai masuk ke tempat ini dan berjalan ke arah kolam. Ku sembunyikan kepalaku dengan kembali merendamkan diri.

Jantungku terpacu begitu cepatnya. Karna sekilas,  siluet itu seperti tubuh laki - laki dewasa —

Aku tidak tau kenapa masih tetap diam ditempat tanpa bertanya ataupun berteriak memintanya untuk pergi. Yang kulakukan masih tetap merendam tubuhku yang hanya menyisakan hidung dan mataku ke udara.

Begitu air mulai tenang, aku mencari siluet itu . Yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

Seluruh tubuhku mulai merinding. Apalagi merasakan  seseorang menarik tanganku kembali masuk ke dalam air —

Aku tergagap.

Merasakan air masuk ke dalam hidung dan rongga mulutku.

Aku meronta untuk dilepaskan dari cengkraman kuatnya pada kedua lenganku, tapi sia-sia.

Tak lama sesuatu yang kenyal menyumpal bibirku yang tadi sempat terbuka. Ia memaksa untuk mengabsen gigi dan rongga mulutku. 

Begitu aku membuka mata, keterkejutanku bertambah —

Tuan Mino ? —batinku.

Bukan. Ini tidak terlalu jelas olehku.

Semakin aku meronta , cengkramannya semakin kuat padaku. Bahkan saat keadaanku yang tak berdaya menahan nafas dan ciumannya, tangan kasar itu mulai mendorong tubuhku perlahan pada dinding kolam.

Aku menggeram begitu sentuhannya mulai merambat ke payudaraku.

"Tuan !! —"

Hening.

Tak ada siapapun di sini. Bahkan di dalam kolam, hanya aku seorang.

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu mencoba berfikir menggunakan logika. Begitu kulihat botol wine yang tergeletak, aku mendesis sambil melangkah keluar dari kolam.

Mengenakan kembali handukku lalu bergegas pergi.

"Apa aku mabuk?" gumamku bingung, yang entah bagaimana masih merasakan panas di area bibirku —

.
.
.

Masih dalam keadaan linglung, aku langsung berlari menuju lantai atas.

Karena tergesa-gesa, aku tak melihat siapa yang telah kutabrak hingga membuat kami sama-sama terjatuh ke lantai.

Begitu aku mendongak, darahku serasa mengalir cepat ke wajah ..

"Irene - ssi —"

"Tu..tuan Kwon — mianhe !!" ujarku terbata-bata.

Aku terlalu sibuk meminta maaf sampai tak menyadari , lipatan handukku terbuka hingga menampakkan setengah bagian dari tubuh atasku —

"Jahh !" pekikku. Tuan Kwon yang tak sengaja melihat lantas berbalik, "Kemana kau pergi malam-malam begini?"

Suaranya terdengar agak bergetar meski ia menyembunyikan wajahnya membelakangiku. Aku terus merutuki kebodohanku yang berulang malam ini, "Anoo...itu —"

"Masuklah ke kamarmu —" pintanya setelah berdeham dua kali, "—diluar sini sangat dingin."

"Mianhe. Saya permisi tuan." Aku meninggalkannya yang masih berdiri dengan kedua tangan tertaut ke belakang. Berlari secepat mungkin sebelum dia menoleh melihatku yang masih mengenakan handuk.

Begitu sampai, otomatis aku menghela nafas lega setelah lolos dari hal-hal memalukanku ini. Walaupun aku yakin, ini akan menjadi pengalaman buruk yang aku dan tuan Kwon alami.

Ahh — pabo. Salahkan wine yang membuatku mabuk seperti ini !

.

.

.
Tbc

Maaf klo pendek.
Part Body aku letakkin sini ya dek intanalafi

Jangan tanya siapa yg dikolam, imajinasi aja sndiri buakakkak

[MINRENEJI SERIES] THE HOUSEMAID (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang