Auckland, New Zealand
Sepulang dari rumah sakit Lynne terlihat murung, sampai makanan yang sudah di siapkan bibi Barkley pun tidak dimakan, entah apa yang ada di dalam pikirannya. Berkali – kali Alesya mencoba untuk menghiburnya namun tidak berhasil, sampai ia sendiri tidak tau apa yang membuat Lynne menjadi murung.
"ceritakan lah apa yang terjadi pada dirimu?", aku sampai tidak tau harus berbuat apa lagi agar dirimu makan."tanya Alesya khawatir
"Aku tidak apa-apa hanya merasa bosan saja dengan keadaan ini, kenapa jika aku sakit aku tidak merasakan kehangatan kasih sayang dari orang tuaku sendiri."
Alesya akhirnya menyerah dengan sikapnya yang benar-benar tidak memperdulikannya sampai begitu khawatir dan meninggalkan Lyn sendiri dikamarnya.
Aku tidak bersalah ayah aku tidak mendorongnya, dia terjatuh sendiri kenapa ayah tidak percaya sama sekali denganku.Kami hanya bermain namun dia terjatuh sendiri, ayah percayalah padaku aku tidak bersalah....
Ampuni aku ayah....jangan hukum aku...ampuni aku ayah.....
Lynne terbangun dari tidurnya dan seluruh badannya sudah banjir dengan keringat,nafasnya yang tersenggal-senggal seolah-olah dia habis lari yang sangat jauh, ia sangat ingat apa yang terjadi dimimpinya dan tak lama kemudian ia menangis sendirian di kamarnya sepanjang malam.
***
Tanpa terasa pagi sudah menyambut dengan damainya matahari bersinar dengan terik, Lynne masih tertidur dengan nyenyak dikamarnya. Alesya datang ke kamarnya untuk membangunkannya.
"Lyn....bangun sudah pagi, ini ku bawakan sarapan yang sudah di buatkan oleh ibuku."
Dengan hati-hati dia membangunkan Lyn, Alesya langsung terkejut karena tiba-tiba saja Lyn terbangun tanpa membuka matanya sambil mengendus-endus sesuatu.
"Hmmmm, bau bubur ayam aku lapar." Ucapnya yang masih memejamkan matanya
"Benar, ini bubur ayam kesuakaanmu sudah di siapkan oleh ibuku"jelas Alesya
Tanpa basa basi Lyn langsung saja melahap makanan yang sudah disediakan, dia sangat menikmati makanya dengan lahap sampai habis. Selesai makan Lyn terlihat seperti orang yang sudah kelaparan selama berhari-hari, kali ini sikapnya berbeda dari kemarin yang terlihat murung saat ini dia terlihat sangat gembira dan riang.
"Maafkan aku yaa, seharusnya aku tidak seperti itu kemarin aku hanya merasa kesepian ketika aku sakit tidak ada pelukan hangat dari orang tuaku dan hanya bibi dan kamu lah yang menemani aku, oia bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan?"tanyanyaTanpa berkata apa- apa
Alesya langsung mengangguk dengan wajah yang girang. Setelah menyelesaikan sarapan paginya dia bersiap-siap untuk pergi keluar rumah bersama Alesya, ia pun sudah bersikap seperti biasa kembali, Lynne Waterfield yang selalu terlihat ceria. Mereka pergi mengelilingi suasana kota kecil yang damai di Auckland dengan pemandangan yang tenang dan bersihnya kota kecil tersbut sehingga tak perlu menggunakan kendaraan hanya dengan berjalan kaki saja sudah merasa nyaman.
Alesya masih bertanya-tanya dalam hatinya "ada apa dengan Lynne", mengapa dia terlihat murung dan ini pertama kalinya dia melihat sikap Lyn yang begitu aneh. Dia ingin bertanya tapi dia takut merusak suasana hatinya yang sudah ceria, sebagai sahabat yang sudah di anggapnya adik Alesya tidak ingin melihatnya murung lagi. Setelah mereka menikmati perjalanan di kota Auckland Alesya mengajak Lyn untuk makan ice cream dicafe terdekat dengan cuaca yang terik sangatlah cocok menikmati ice cream, mereka duduk di luar café agar dapat menikmati indahnya suasana kota Auckland. Mereka berbincang- bincang dengan riang. Tiba-tiba Alesya terdiam ketika Lyn memulai cerita apa yang di alaminya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIRS [Slow Update]
RomanceLynne Waterfield sangat kesal kepada orang tuanya yang hanya mementingkan nama baik keluarga sehingga ia harus di asingkan ke negri orang..... Setelah 15 tahun ia harus jauh tinggal dari orang tuanya, bahkan ia sendiri tidak dapat merasakan hangatn...