Saat Cinta Tak Terbalas

17 1 0
                                    

Tidakterasa 4 bulan sudah kami berumah tangga, tapi Mas Hendro tetap cuekterhadapku.

Pagiini aku merasa ada yang tidak beres dengan perut ku , aku merasa mual , tubuhkulemas. Ada apa ini ? Apakah aku  hamil?Mengingat siklus menstruasi ku telat pada bulan ini. Dengan gugup akumenggunakan alat tes kehamilan, jantungku berdegup kencang menunggu hasilnya.Alhamdulillah Tuhan , positip. Dengan lembut aku mengusap  perutku yang sekarang telah ada kehidupanbaru.

Akubenar-benar bahagia akan karunia ini. Aku akan memberikan kejutan tentang kabarbahagia ini kepada Mas Hendro , semoga dengan hadirnya buah hati kami bisamencairkan gunung es dihati mas Hendro.

Akumenunggu kedatangan mas Hendro. Waktu terus berjalan , sudah menunjukkan pukul2 malam tapi kenapa mas Hendro belum pulang ? apakah dia lembur ? mungkin iya,karena besok kan weekend. Tak lama terdengar suara mobil memasuki garasi, itupasti mas Hendro.  Senyumku seketikamengengembang , jantungku berdegup lebih cepat. Aku gugup.

MasHendro membuka pintu , kaget melihatku yang belum tidur padahal jam sudahmenunjukkan pukul 2 malam.

"Liya, ngapain kamu ? kok belum tidur?" ujarnya penuh keheranan.

"Ehm....aku... aku nungguinkamu mas" kataku gugup.

"Kenapa kamu nunggu aku ?ada yang perlu dibicarakan denganku heh?" tanyanya.

"Iya mas , aku mau ngasihkabar bahagia untuk kita. Aku hamil mas" ucapku bahagia.

"Hah?" dia nampak terkejutlalu dengan cepat dia mengubah mimik wajahnya kembali datar.

"Jadi, kamu hamil ? , yaAlhamdulillah kalo begitu" ucapnya datar bahkan sangat datar lalu beranjakpergi masuk kamar. Aku hanya tercengang , mendengar jawabannya , ada apa iniTuhan ? apakah dia tidak menginginkan anak ini. Tanpa sadar buliran beningjatuh dari mata ku. Aku menangis , menangis karena nasib ku ini dan jugamenangis karena anak ini tidak diinginkan mas Hendro.

"Jangankhuatir sayang , bunda akan selalu ada untukmu. Bunda sayang kamu"  isakku menahan sesak didada serayamengelus lembut perutku. Aku beranjak menuju kamar , disana mas Hendro sudahtertidur dengan pulas. Kutatap wajahnya, ia begitu tampan bahkan walau saattertidur. Apakah ada cinta yang tersisa sedikit untuk ku mas , tanyaku dalamdiam.

Takterasa hari begitu cepat berlalu , sudah dekat dengan kelahiran anakku. MasHendro semakin hari semakin sulit untuk ku jangkau, dia seperti membanguntembok dihatinya, sulit sekali untuk menembus tembok itu, dia terlalu menjagahatinya untuk seorang wanita yang tak kutahui namanya. Pernah di suatu minggusiang aku memergoki mas Hendro sedang melamun sambil menatap foto yang akhirnyakutahu itu adalah foto seorang wanita cantik. Sangat jauh berbeda denganku yangbiasa saja ini, pantas saja mas Hendro memperlakukan ku seperti ini, dugaankutidak meleset ,itu semua karena dia tidak mencitaiku.Tuhan kenapa engkaumempersatukan kami , jika tidak engkau tumbuhkan cinta dihatinya. Kenapa hanyaaku yang mencintai ? , itu terlalu sakit Tuhan , aku mencintainya sangatmencintainya Tuhan, engkau tak adil!.

Akumerasakan perutku sangat sakit , yaampun apakah aku akan melahirkan ? airketubanku pecah . ini waktunya, aku harus kuat. Aku sudah lama menantikan ini.Mas Hendro tidak dirumah , dia sedang dikantor, bagaimana ini?.

"Bi Jum , auhhh... bi akumau melahirkan!" teriakku.

"Oh yaampun , mba Liya!Sebentar saya panggil taksi. Sabar mba" ucap bi jum panik.

"Cepat bi...... ini sakitsekali..uh..uh" ucapku menahan sakit.

Taklama kemudian aku dibopong menuju taksi. Taksi melaju sangat kencang menujurumah sakit. Disampingku Bi Jum mencoba menenangkanku.

"sudahhubungi...uh...auh... mas Hendro?" ucapku terbata-bata akibat menahan sakit.

"sudahmba , mungkin Mas Hendro sedang dijalan" ucap Bi Jum menenangkanku.

Setibanyadirumah sakit aku dimasukkan diruang bersalin.

Akuberjuang , ini untukmu mas. Semoga setelah melihat anak kita , hatimu luluh ,karena aku sangat amat mencintaimu.

Setelah2 jam lamanya aku berjuang , akhirnya terdengar keras suara tangisan bayi.Alhamdulillah anakku selamat. Terimakasih Tuhan.

"anakibu laki-laki , sehat dan juga tampan" ucap suster setelah membersihkan bayiku, lalu menyerahkannya padaku untuk disusui.

"selamatmba , lucu sekali , dia mirip mas Hendro ya" ujar Bi Jum sambil mendekatiku.

"iyaBi , aku bahagia sekali. Eh iya, mas Hendro belum dateng Bi?" ucapku sedikitkecewa. Apa memang benar dia tidak mengharapkan anak ini. Tak terasa pipikubasah, aku menangis.

"mungkinbentar lagi mba" ujar Bi jum prihatin.

"maaftadi ada meeting , jadi aku menyeleseikan meeting dulu"ucap mas Hendro yangtiba-tiba masuk ruangan. Bi Jum beranjak pergi , mungkin ingin memberikan kamiwaktu untuk berbicara.

Akuingin marah , ingin memaki pria yang berdiri dihadapanku. Tidakkah dia merasabersalah karena tidak menemaniku saat aku sedang mempertaruhkan nyawa ?  kenapa dia lebih mementingkan pekerjaannya ?.

"Tidak masalah mas , kamutidak ingin menggendong dan mengazani anak kita?"hanya itu yang dapat keluardari bibirku. Rasa cintaku padanya lebih besar dari rasa kesalku.

"Baiklah"ucapnya singkat.Lalu mengambil alih menggendong anak kami , dan mengazaninya. Sungguhpemandangan yang sangat indah saat melihat Mas Hendro menggendong anak kami.

"Nih , sudah aku azani" ucapnyaseraya mengembalikan malaikat kecilku untuk kembali disusui.

"Mas...."ucapku memecahkankeheningan yang semenjak tadi mengiringi kami.

"Ehm... ada apa ?"ucapnyaseraya menatapku.

Deg!Tatapannya membuat jantungku berdegup kencang.

"kamuudah mempersiapkan nama untuk anak kita?" ujarku hati-hati takut Mas Hendromarah.

"MuhammadArga Wijaya" ujarnya singkat.

Akuhanya bisa tersenyum bahagia , setidaknya ada sedikit perhatian yang ia berikanuntuk anak kami.

Saat Cinta Tak TerbalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang