Argasudah berusia 2 bulan , dia sangat lucu. Mata , hidung , dan bibirnya milik masHendro. Benar-benar duplikat mas Hendro. Ngomong-ngomong soal Mas Hendro , iatetap dingin dan cuek bahkan dia bukan hanya berperilaku seperti itu kepada kudia juga dingin terhadap Arga. Walau kadang aku sering menangkap basah masHendro sedang menatap Arga saat dalam gendonganku.
"Maafkanpapa muArga" ucapku lirih
Sungguhaku tak bisa melihat Mas Hendro seperti ini. Aku sudah membulatkan tekad, akuharus bicara kepadanya.
Pukul7 malam , mas Hendro pulang kerja. Seperti biasa hanya mengucapkan salam lalumengurung diri dikamar.
"Mas , aku inginberbicara"ucapku lirih.
"Berbicara apa ? cepatberbicara Liya , aku sangat lelah dan ingin istirahat" ucapnya tanpa menatapku.
Akumenghela napas berat.
"Aku ingin kitapisah..dengarkan aku dulu jangan berbicara sebelum aku selesei berbicara"ucapkusaat melihat mas Hendro ingin membuka mulut.
"Aku tau kamu tidak bahagia, aku tau kamu tidak mencintai aku mas. Aku sudah berusaha semaksimal mungkinuntuk menembus hatimu untuk mencari apakah masih ada tempat untukku disana.Tapi kurasa semua itu sia-sia. Bahkan setelah ada Arga dikehidupan kita , kamumasih dingin bahkan kamu juga tidak memperhatikan Arga. Arga itu darah dagingkamu mas , sampai kapanpun akan seperti itu dan takkan pernah bisa diubah.Sejauh apapun kamu mencoba lari dari kenyataan ini , kamu tetaplah ayah Arga mas" ucapkumenahan sesak didada.
"Aku tak tau apa lagi yang harus aku lakukan ,untuk bisa mendapat sayang dan cinta yang tulus dari hatimu. Kamu pasti tahumas , aku benar-benar mencintai kamu dengan seluruh hidupku. Tapi kurasa usahaku sia-sia. Aku menyerah mas, aku menyerah atas kamu mas. Kamu bebas sekarang ,aku dan Arga akan pergi dari kehidupan kamu. Kamu bisa bersatu dengan wanitayang kau cintai itu mas. Sungguh aku bahagia bila bisa melihatmu bahagia, walauitu bukan karena aku. sekarang aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan pergijauh dari kamu. Aku janji tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Untuk surat perceraian kamubisa menghubungiku nanti."ucapku sambil menatap kedalam manik matanya.
Akubergegas menuju lemari , memasukkan semua baju dan barang-barang milikku danArga ke koper besar. Sekilas ku melirik Mas Hendro , dia hanya membatuditempat. Aku menghela napas. Kurasa keputusanku benar , dia memang tak pernahmencintaiku.
Setelahsemua bawaan siap. Aku berjalan sambil menggendong Arga menuju taksi yang sudahmenungguku sejak tadi. Ya aku memang sudah merencanakan ini semua, jadi akusudah lebih dulu menelpon taksi untuk menjemputku. Mas Hendro mengikutdibelakangku , tanpa berbicara sepatah kata pun.
BiJum mengampiriku , dia terisak. Aku tahu dia mencoba menahanku , tapikeputusanku sudah bulat.
"Bi, saya titip Mas Hendro ya. Terimakasih sudah menerima saya disini denganbaik"ucapku sebelum masuki taksi.Lalu menatap Mas Hendro yang masih menjalankanaksi membisunya.
"Aku mencintaimu mas, akusudah mengikhlaskan semuanya. Semoga kau bahagia." Ucapku menahan tangis serayamemasuki taksi.
"Jalanpak"ucapku kepada supir taksi
Buliranbening meluncur deras dipipiku. Tangis yang mati-matian kutahan sejak tadi, akutak mau terlihat lemah. Aku kuat! Aku tegar!. Sesakit ini rasanya bila cintatak terbalas.
Selamattinggal Mas Hendro. Aku akan tetap mencintai mu sampai kapanpun.
ciiiiittttttttttttt...decitanrem taksi yang kutaiki.
Deg!Aku mengenali mobil itu.
Akukeluar dari taksi sambil masih menggendong Arga.
"Ada apa mas?" tanyakukepada mas Hendro.
"Mengapa kau pergi begitu saja tanpa mendengarkan isihatiku ? kau ingin pergi disaat aku ingin memperbaiki semua kesalahan ku padamu dan Arga? Aku akui aku emang suami sekaligus ayah yang berengsek! Aku jahatpada anak dan juga istri ku. Tapi kumohon jangan tinggalkan aku , izinkan akumemperbaiki semua kesalahanku ini pada kalian. Izinkan aku mengobati lukamuAliya.Kumohon padamu! Kembalilah pada ku Aliya!" ujar Mas Hendro. Ia menitikkanair mata.
"Aku bingung dengansemua ini.Tapi yang jelas , kamu Aliya. Kamu sudah berhasil menembus hatiku. Entah sejakkapan , aku tak mengerti. Tapi yang kutahu , aku tidak terima jika kamumeninggalkan aku. Aku memang bodoh , aku terlalu bodoh hingga aku terlambatmenyadari semua ini. Kalau kamu menganggap aku tidak sayang dengan Arga , kamusalah besar Liya, kamu tahu seberapa rasanya aku ingin menggendong Arga. Tapiaku terlalu takut. Takut untuk mengatakannya. Aku hanya merasa tak pantasmenggendong Arga, karena selama dia berada dikandunganmu , aku bahkan takpernah menyentuhnya. Aku bodoh ! aku jahat!."ucapnya terisak.
"masHendro , kamu tidak seperti itu. Berhentilah menyalahkan dirimu. Aku kan sudahbilang , aku sudah mengikhlaskan semuanya mas, sungguh" ucapku sambil mengeluslembut lengannya.
"Baiklah. Aku ingin kitamemulainya dari awal. Bantu aku untuk menebus semua kesahanku pada kalian.Tetaplah bersamaku Aliya. Dengan seluruh jiwa dan raga , dengan disaksikansemesta alam. Aku mencintai dan menyanyangi mu Aliya" ucap mas Hendro serayamengenggam tangan kanan ku dan menatap lembut mataku. Terlihat jelaskesungguhan dimatanya.
"aku juga sangat mencintaimumas"ujarku sambil tersenyum.
"ohTuhan! Terimakasih"ucapnya lalu mencium lembut punggung tanganku.
Katakana lah aku wanita bodoh atau apapun, tapi akusungguh mencintai suamiku. Apapun yang telah ia perbuat dimasa lalu , aku akantetap memaafkannya. Aku sangat mencintaimu suamiku. Sangat!.
Inilah akhir dari kesabaran serta akhir dari penantian ku. Tak ada yang sia-sia didunia ini. Sekalipun harus melewati rintangan yang begitu sulit , akan ada halyang begitu indah menanti didepan jika kita melewati semua itu dengan kesabarandan ketabahan. Terimakasih Tuhan akan karunia MU ini. Semoga cinta kita abadihingga mautlah yang mampu memisahkan kita.
yeaayyyy akhirnya happy ending
tadinya mau dibikin sad ending tapi gak tega sama Aliya dan debay Arga
jangan lupa Vomment nya ya guys
dan jangan lupa kritik dan saran yang membangun ya gengsss
terimakasih sudah membaca cerita abal abal kuuu
peluk cium dari akuuu muaaaachhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Tak Terbalas
ContoIni merupakan karya pertama penulis penulis masih membutuhkn banyak saran dan kritik (tapi jangan pedes-pedes ya, soalnya penulis gak suka yang pedes) hahaha