Ardi tak dapat melepaskan pandangannya dari seorang gadis yang memasuki Analog Cafe.
"Di, Ardi jadinya pesen apa?" Tasya membangunkan Ardi dari lamunannya.
"eh iya mba Tasya, gue pesen americano aja, kaya biasa," sahut Ardi.
Gadis yang sedari tadi mengalihkan pandangan Ardi itu, memasuki Analog Cafe dan langsung menduduki salah satu sofa kecil di dekat rak-rak buku.
"Americano-nya," sahut Andre. Ardi pun menaruh uang di meja kasir dan pergi sambil membawa kopi miliknya.
Andre memandangi gadis itu.
Gadis yang sudah mencuri hatinya selama beberapa hari ini.
Dan kali ini, Ardi tak menyianyiakan waktunya untuk tidak mengetahui nama gadis itu.
============
Satu minggu yang lalu..
"mba Tasya, sini deh," panggil Ardi disela-sela kesibukkan di depan laptop-nya.
Tasya pun langsung menghampiri Ardi dan berkata, "kenapa Di? Masih penasaran sama cewe itu ya?"
Ardi melirik Tasya dengan pandangan heran.
"kok tahu?" tanya Ardi
"duh Di, gue nggak bego kali, lo dari tadi merhatiin dia kan? Gue selalu merhatiin itu, ajak kenalan aja sih, baik kok anaknya," tutur Tasya.
"ah nggak, yang ada dia kabur liat gue tato-an dan gondrong kaya gini," tutur Ardi.
Ardi adalah seorang mahasiswa desain grafis tingkat akhir salah satu universitas swasta di Jakarta. Dirinya memang memiliki perawakan berantakan, tangan bertato dengan rambut gondrong sebahu miliknya.
"haha, walaupun lo tato-an dan rambut gondrong, hati lo hello kitty juga, sama cewe pengecut," sahut Tasya sambil berlalu.
Sialan, seru Ardi dalam hati.
===============
Tiga hari yang lalu...
"mas Andre, mba Tasya mana?" tanya Ardi ketika dirinya baru memasuki Analog Cafe.
"Tuh, lagi beresin meja di luar, tumben dateng malem Di, udah mau tutup nih kita," canda Andre.
"Baru jam tujuh mas, masa udah mau tutup aja," tutur Ardi.
"iya, soalnya cewe itu juga udah mau balik," tutur Andre sambil menunjuk ke arah gadis yang selalu ada di pikiran Ardi, gadisnya.
Sedang membereskan buku-bukunya dan memasukan laptopnya ke dalam tas. Kali ini, gadis itu tampil manis dengan rambut hitam yang dikepang serta hoodie berwarna abu dan celana hitam, sepatu keds berwarna abu.
"Terima kasih, semoga datang kembali," sahut Andre di balik meja kasir, yang disambut senyuman kecil dari gadis itu.
Di sisi lain, Ardi sibuk memperhatikan gadisnya berjalan meninggalkan cafe.
"tutup tuh mulut, ngiler lagi," tutur Tasya yang kini sudah di sampingnya.
Sialan, ujar Ardi dalam hati.
Ardi pun langsung meninggalkan cafe itu. "eh mau ke mana lo, nggak jadi pesen?" kata Tasya.
Langkah Ardi pun terhenti di depan pintu kaca itu dan berkata, "nggak jadi, mau tutup juga kan."
"ya, hello kitty ngambek," seru Tasya.
Tasya dan Andre pun langsung tertawa melihat kekonyolan yang ditunjukkan oleh Ardi.
YOU ARE READING
She & Him
RomanceDalam satu Cafe, memiliki seribu cerita. "Selamat datang di Analog Cafe."