hide and seek (play with me)

49 5 0
                                    

"Di sini dingin sekali Timmy." kataku.
"Bertahan lah, kita aman di sini. Setidaknya badut itu tidak menemukan kita di sini." gerutu Timmy.
"Aku punya ide, kita harus tetap terus bergerak atau dia akan terus mengejar kita" sahutku.
"Itu ide gila! Dia itu badut psikopat! Bagaimana mungkin John!" bisik Timmy.
"Bagaimana bila kita kembali memainkan permainan masa kecil kita? Membuat pengalih perhatian seperti saat kita mengerjai Tuan Albert." bisikku lagi.
"Jenius!" sambungnya.

...

Aku dan Timmy adalah dua orang anak yang menyukai hal yang berbau creepy dan misteri bahkan kami membuat club khusus untuk kami berdua. Kami mencari fakta, merekam dan mempostingnya melalui YouTube.

"John, kemarin kita telah mencari misteri keberadaan penunggu rumah kosong di daerah Penatapan di Sibolangit. Kita harus sering memposting hal naru John, kita sudah kehilangan 120 subcribers dalam 4 hari ini." kesalnya.
"Okeoke, aku tahu tapi saat ini aku sedang stuck! Aku tidak ada ide!" timpaku.

Tiba-tiba, sepucuk surat meluncur cepat dari bawah pintu tempat base camp kami.

"Hei, dari mana ini? Coba lihat di luar siapa yang mengirim ini?" kataku.
"Baiklah" sambung Timmy.

Saat Timmy pergi untuk memeriksa, aku langsung membuka dan membaca isi surat itu dan benar-benar kaget sekaligus bingung dengan apa yang ku lihat.

"Aneh, tidak ada siapa pun. Eh? Apa-apaan itu?" katanya.
"A...aku tidak tahu" sambil gemetar.
"Mari bermain, temui aku di Stasiun KA depan Merdeka Walk. Tertanda Tuan yang siap menghiburmu?" sambil mengerutkan dahi.

Beberapa saat kami saling melihat dan seperti ada ketakutan di dalam diri kami, baru kali ini kaki merasakan takut yang luar biasa.

"Aku tidak yakin Timmy" kataku.
"Ayolah kita pasti bisa" sambil memohon.
"Tidakkah kau lihat surat ini? Lihat ini darah asli?" sambil gemetar.
"Tidak ini hanya sebuah tinta" sambil meringis.
"Oke baiklah, nanti malam kita bergerak.

...

Jam tanganku telah menunjukkan jam 11, namun tiba-tiba seseorang datang sambil memberikan 2 pucuk surat kepada kami dan pergi meninggalkan kami. Sebuah surat yang sama, dengan kertas yang sama namun ada angka di tiap surat-surat ini. Perlahan aku membuka surat berangka 1. Timmy dengan kameranya mulai merekam surat yang aku pegang.

"Ayo baca John" bisik Timmy.
"Mari bermain! Tepat jam 12 keluarlah daei mobil dan cari aku! Wajahku bercat bukan berarti bertato, hidungku besar bukan berarti aku tumor, aku memakai sepatu besar bukan berarti aku bigfoot, anak-anak suka melihatku, tapi ketika lewat tengah malam aku sudah tidak lucu lagi. Siapa aku? Jika tau jawabannya silahkan buka surat kedua" sambil menggaruk kepalaku.
"Hey, jawabannya badut!" jawab Timmy.

Langsung ku coba buka surat kedua dan kami kaget ketika kami buka, surat itu terdapat bercak darah dan sepotong telinga manusia. Dengan memberanikan diri kami baca surat itu.

"Akhirnya kalian mampu menebakku. Jam 12 masuklah ke dalam Merdeka Walk dan cari surat yang telah ku buat, surat itu ku letakkan diantara 2 pohon besar dan berhadapan langsung dengan ayunan." kataku.
"Bagaimana John, ini sudah jam 12" sambil bersemangat.
"Baiklah Timmy" sambil berat hati.

Kami keluar dari mobil dan masuk menyelinap dari pagar yang terbuka. Setelah 5 menit mencari, kami menemukan surat yang dimaksud.

"Ayo buka John" bisik Timmy.
"Selamat datang dipermainan! Kalian memiliki waktu 2 jam untuk bisa memenangkan permainan ini. Jika kalian menang akan ada hadiah di dalam mobil kalian dan jika kalian kalah kalian akan aku bunuh!" kami berpandang-pandangan sejenak lalu aku melanjutkan kembali.
"Permainannya mudah, kalian hanya perlu menghindar dariku dan bersenbunyi dariku. Tanda permainan selesai akan ada terompet yang dibunyikan 3 kali. Selamat bermain" kataku.

Ayo Kita MainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang