Part 7

3.8K 31 0
                                    

Author balik lagi mood buat upload cerita ini, mohon dukungannya readers.

......

Beberapa waktu lalu setelah kejadian itu, Vee diantar pulang oleh Julian.

Walau berjalan dg tertatih karena nyeri di pangkal pahanya Vee tetap tersenyum.

Untung saja ayahnya sedang tidak ada di rumah jd ia tak perlu khawatir jika ayahnya harus menanyakan kondisinya.

Julian membaringkan Vee dikamarnya. Ia menarik selimut dan menutupi bagian tubuh Vee hingga dada bagian atas.

Lalu dirinya memposisikan diri untuk mencium Vee.

Dimulai dari dahi, mata, hidung, pipi, dan terakhir bibirnya.

Pada lumatan bibirnya ia lakukan dg begitu lembut seakan mencurahkan isi hatinya.

Berbeda kondisinya dengan keadaan beberapa jam yg lalu.
Julian seakan menyerahan sebagian dirinya untuk menikmati kisahnya bersama Vee.

Setelah puas, Julian hendak beranjak namun tangan mungil Vee menggenggam jemari tangan Julian begitu erat.

Julian tak tega membiarkannya sendiri walaupun itu dirumahnya sendiri.

"Duduklah! Dan temani aku hingga aku tidur.
"With pleasure My Lady.

Julian mengusap lembut puncak kepala Vee dg sayang.
"Tidurlah! Aku disini.

Seolah bagai mantra sihir yg ajaib Vee merasa damai setelah Julian mengatakan dia akan tetap tinggal meski mungkin hanya sampai iya terbuai mimpi.

Tak terasa Vee mulai terlelap ke alam mimpinya.

Julian tersenyum seraya memandangi wajah Vee yg tertidur dg damai.

Cantikk.. Seolah ada sebuah getaran aneh ketika julian berkata demikian.
Getaran tersebut menyusup dan tanpa ia sadari telah membuat bagian tersendiri dalam hatiku.

Julian kembali tersenyum, ia hendak beranjak untuk memberikan ketenangan kpd Vee untuk beristirahat.

Julian pergi ke ruang keluarga dekat dengan ruang makan dan dapur.
Julian menyalakan televisi untuk mengusir kebosanan.

Hingga tanpa terasa hari mulai menjelang mlm, Julian terhanyut dalam pusaran mimpi.

"Dalam tidurpun kau..mempesonaku. Kata yg terucap dari bibir Vee.

Vee sempat terbangun ketika tak dirasakannya lagi genggaman tangan yg entah sejak kapan selalu ia damba untuk menggenggam tangannya menghangatkan hatinya.

Vee tersenyum dg apa yg ia pikirkan. Kalau Julian bangun pasti ia akan sangat malu, karena ada rona merah jambu dipipinya.

Vee lalu beranjak pergi ke kamarnya, tidak lama ia muncul kembali dengan selimut tebal di tangannya.

Tangan Vee menyelimuti tubuh Julian sampai batas dada. Tidak lupa sebuah kecupan manis di bibir, sebelum Vee meninggalkan Julian ke kamarnya.

Setibanya di kamar Vee segera merebahkan dirinya.
"Ada apa dengan diriku, ada apa dengan Julian..? Arrrggh. Aku bingung.
"Kau sedang jatuh cinta, ya jatuh cinta pada Julian.
"Apa mungkin?
"Mungkin saja jika km merasa hatimu bergetar saat bersamanya.
"Yaa..aku merasakannya.
"Itu sudah membuktikan bahwa kau sedang jatuh cinta Vee.
"Tapi bagaimana dengan Julian..
"Julian...
"Julian....oh Julian

Hati Vee bimbang, apakah Julian menganggapnya seseorang yang berarti di hidupnya atau hanya sebuah beautycase.

Perdebatan hati yg melelahkan membuat Vee jatuh terlelap pada sebuah mimpi.

Sexy Look "slow update"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang