First

62 3 0
                                    

Jaemin POV..
Aku, diikuti temanku Jeno melangkah masuk dengan kedalam gedung pameran ini dengan perasaan malas. Baru saja menginjakkan kaki di gedung ini saja sudah di sambut dengan berbagai macam lukisan.

Ayahku yang memintaku kemari. Ia merayu ku untuk datang kemari, ke acara yang menurutnya penting. Pameran lukisan ini diadakan oleh kolega nya. Sebuah pameran lukisan dari berbagai macam pelukis. Ayahku berhalangan hadir, karna harus meeting dengan kliennya di luar negri. Tapi aku kan tidak suka melukis.

Karna tidak mengerti atau menyukai apapun tentang lukisan, ku ajak teman dekatku, jeno. Ia seorang penikmat lukisan. Jadi ketika ku ajak, tentu saja ia sangat senang.

Disini lah aku sekarang, terjebak di tempat ini bersama Jeno yang sangat antusias. Setelah bertemu sejenak dengan kolega ayah saja, Jeno sudah menarik ku kesana kemari. Sekarang Namja itu sedang memperhatikan sebuah lukisan dengan pemandangan hamparan padang ilalang. Dalam padang ilalang itu, terlihat seorang peri bersayap sedang memandang langit penuh harap.

"Lami," gumamku membaca nama pelukis yang tertera di ujung lukisan. Ku perhatikan seluruh lukisan di sekitar sini, nama pelukis nya pun sama, Lami, namun dengan tokoh lukisan yang sama, seorang peri bersayap yang sedang menatap ke langit penuh harap, hanya latar nya uang berbeda. Mataku tertarik dengan salah satu lukisan. Dalam lukisan tersebut, masih dengan pelukis yang sama, Lami menggambarkan si peri bersayap sedang duduk di batu sembari menatap rembulan di langit malam dengan penuh kesedihan. Rasa penasaran sedikit mengusik ku.

"Kau memperhatikan apa?" tanya jeno namun tidak berniat untuk aku jawab. "Lami?" tanya nya berhasil mengalihkan perhatian ku.

"Kau tahu tentang nya?"

"Tentu aku tau, Tuan Na! Kau lupa aku penikmat lukisan?"

"Lalu siapa lami ini? Lukisan nya aneh dan menyedihkan"

"Nama aslinya Kim Sung Kyung. Namun ia memakai nama lami sebagai nick nya. Konon katanya, itu sebuah panggilan kesayangan. Lami sendiri adalah anak dari pemilik pameran ini."

"Mwo? Anak kolega ayahku?" tanya ku tak percaya. Jeno mengangguk.

"Lami anak dari kolega ayahmu. Setiap lukisan karya lami selaku memiliki tema dan tokoh yang sama, hanya latar yang berbeda. Itu lah yang menarik darinya, membuat penikmat lukisan penasaran, namun tak pernah ada yang tau kenapa ia melukis hal yang sama setiap saat," jelas jeno membuatku penasaran. Siapa sih lami ini.

"Nah! Itu dia Lami," aku menengok kearah yang di tunjuk oleh Jeno, dan mungkin merasa dipanggil, gadis itu menengok juga kearah ku. Aku terdiam, sibuk dengan duniaku sendiri.

Cantik...

Hanya itu kata yang ku tahu sekarang. Setelah kesadaran ku pulih, perlahan tapi pasti, ku dekati ia dan tersenyum padanya.

"Halo,  aku Na Jaemin," kataku mengulurkan tangan kananku. Gadis itu masih terdiam dan menatapku ragu. Namun pada akhirnya, ia menerima jabat tanganku dan tersenyum.

"Kim Sung Kyung. Kau bisa memanggilku Lami," katanya lembut.

"Baiklah. Aku menyukai lukisan mu!" ujar ku seramah mungkin. Ia tersenyum malah membuatku gugup.

"Terimakasih."

"Kau anak pemilik pameran ini? Pemilik pameran ini adalah kolega ayahku. Beliau pernah datang makam malam di rumahku."

"Ah? Benarkah? Pantas namamu tak asing," katanya dengan penuh semangat. Kami pun berjalan mengelilingi pameran ini berdua, meninggalkan jeno.

Ya..

Meninggalkan jeno..

TBC

사랑해 기억해 (Remember, i love you) Where stories live. Discover now