Second

29 3 0
                                    

Jaemin POV..

"HINA!!!" teriak ku sambil membuka pintu kamar sahabat masa kecil ku ini dan membanting tubuhku ke ranjang empuk miliknya.

Tentu ia tidak marah ketika aku sembarang masuk kedalam kamarnya. Hal ini sudah biasa kami lakukan sedari kecil. Jadi tidak ada perasaan canggung atau pun takut ketika kami bersikap seperti ini.

"Kali ini apa?" tanya hina tak melepas pandangannya dari komik yang ia baca.

"Ya! Berhentilah membaca komik dan pandang aku, hina! Sahabatmu ini sedang bahagia," kataku. Hina menatapku dengan pandangan aneh, lalu tak lama, ia menghampiri ku dan menaruh telapak tangannya pada dahiku.

"Kau sakit ya Na Jaemin?" ku tepis tangannya kesal dan merengut padanya. "Oke oke. Ceritakan padaku apa yang terjadi. Bukankah kau sangat kesal ketika harus pergi ke pameran itu? Kenapa sekarang malah senyum senyum begini?" tanyanya membuat ku tersenyum lagi.

"Ku rasa aku jatuh cinta," aku tersenyum. Wajah lami mendadak terbayang di otakku.

"J-jatuh cinta?"

"Iya! Cinta pertama ku! Kau tahu, dia adalah seorang pelukis bernama Lami! Dia cantik, manis, lembut dan juga baik. Entah kenapa, jantungku berdebar cepat ketika bersamanya. Dan entah apa yang ia perbuat sehingga aku terbang melayang ketika pertama kali memandangnya.."

Aku sibuk membayangkan wajah Lami, kami berbicara banyak ketika memandang lukisan tadi. Termasuk bercerita tentang dirinya. Gadis itu selalu tersenyum dan menampilkan deretan gigi putihnya yang manis. Lami....

Namun aku merasa aneh. Kenapa Hina tidak menanggapi ku? Ku pandang kearah Hina yang tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Hei!" aku melambaikan tanganku di depan wajahnya membuatnya terkejut. "Kenapa diam saja?" tanya ku bingung.

"Ti-tidak. Hehehe. Lalu?"

Senyummu kembali mengembang.

"Aku minta id line nya dan nomor telfonnya. Hehehe."

"Benarkah? Kalau begitu, sana pulang! Pasti lami menunggu mu!" katanya membuat mataku melebar.

"Ah iya! Benar juga! Aku pulang dulu ya!"

Dengan cepat, aku berlari keluar kamar dan rumah Hina, lalu masuk kedalam rumahku yang terletak di sebelah rumahnya.

Hina POV..

Jaemin sudah pergi...

Aku hanya menundukan kepalaku, sibuk dengan diam dan pikiranku sendiri. Tentu di dalam hatiku ada sesuatu yang sakit, dan membuat sesuatu yang hangat mengalir dari pelupuk mataku.

Bertahun-tahun..

Sudah cukup lama aku menunggu Jaemin. Dan Jaemin tidak pernah menyadari perasaanku. Namun aku merasa beruntung karena ia pun tidak pernah menyukai wanita manapun.

Tapi sekarang..

Semua berbeda..

Bukan cuma tidak akan bisa memiliki Jaemin..

Tapi posisi ku akan tergeser..

Lami POV..

LINE!

Pesan line? Tumben ada yang mengirimi ku pesan line. Apa dari official account? Tapi seluruh official account line ku sudah ku mute. Lalu dari siapa?

Aku meraih ponsel layar sentuh ku tersebut dan membukanya. Jaemin??

Jaemin:
Selamat malam :)
6.17pm

Lami:
Selamat malam juga ^^
6.17pm
Read

Jaemin:
Sedang apa, Lami ya?
6.18pm

Lami:
Sedang tiduran saja di tempat tidur.
Jaemin-ssi sedang apa?
6.19pm
Read

Jaemin:
Jangan terlalu formal padaku Lami-ya
Panggil saja aku oppa
Sedang memikirkan mu :)
6.19pm

Lami:
Baiklah..
Oppa bisa saja..
Hehehe
Kok oppa belum tidur?
Besok tidak sekolah ya?
6.21pm
Read

Jaemin :
Kan sedang libur musim panas Lami
Hahaha
6.22pm

Lami:
Benarkah? Lami baru tahu
6.24pm
Read

Jaemin:
Memang sekolah lami tidak libur?
6.27pm

Lami:
Lami tidak sekolah oppa
Hehehe
6.28pm
Read

Jaemin:
Kenapa?
6.28pm

Baru mau membalas pesan line dari Jaemin, tahu-tahu, pintu kamar ku terbuka menampakkan pria paruh baya disana sambil membawa nampan berisi beberapa jenis obat dan juga segelas air putih.

"Lami, minum obat dulu," kata pria itu, ayahku.

Ia menyodorkan nampan berisi obat tersebut. Ku ambil obat obatku lalu menenggaknya dibantu air.

LINE!

"Eoh? Tumben. Dari siapa?" tanya ayahku.

"Dari teman, appa. Aku mengenalnya ketika di pameran tadi. Dia anak kolega apa."

"Oh ya?" ayahku tampak berfikir. "Siapa namanya?"

"Na Jaemin."

"Jaemin? Benarkah? Dia namja yang sangat baik dan cerdas, kau tahu?" kata ayahku antusias. Aku tersenyum. Ayahku mengusap puncak kepalaku dan ikut tersenyum. "Appa senang kau punya teman," katanya tulus. "Appa pergi dulu ya. Jangan tidur larut," appa membawa nampan lalu pergi setelah menutup pintu kamar.

Kembali ku buka layar ponselku, membalas chat dari Jaemin.

Jaemin:
Lami?
6.35pm

Lami:
Maaf tadi ada urusan
Memang harus sekolah ya?
Hahahaha
Tidak kenapa-kenapa
6.40pm
Read

Jaemin :
Lami sibuk melukis ya?
Hahaha
6.42pm

Lami:
Hehehe
Ntahlah
6.43pm
Read

Jaemin:
._.
Tidurlah Lami
Sudah malam..
Besok kita chat lagi ya
6.45pm

Lami:
Arrasseo
Jaljjayo Oppa
I love you [deleted]
6.47pm
Read

Jaemin:
Nado jaljjayo lami-ya^^
6.48pm

Aku tersenyum. Memang sejak pertama kali melihat senyumnya, memang ada sesuatu yang aneh di hatiku. Tapi.. Harusnya aku sadar.. Aku tidak boleh jatuh cinta.. Ini salah..

TBC

사랑해 기억해 (Remember, i love you) Where stories live. Discover now