Chapter 01

19.4K 614 0
                                    

Prilly Pov

Setiap pagi selalu seperti ini.Duduk di taman,menghirup aroma taman yang selalu sama tiap harinya.Mendengar orang orang berlarian.Saling mengejar dan ketika sudah tertangkap mereka berteriak.Aku bisa mendengarnya.Hmm,dunia ini sangat sayang untuk dilewatkan,namun aku bisa apa?

"Hai"suara seseorang menghentikkan aktivitas melamunku.Dan kurasakan dia duduk di sebelahku

"Aku selalu melihatmu di sini.Apa kamu senang ke sini?"tanya seorang pria,ya aku mengetahui dia pria karena mendengar suaranya

"Ya,suasana di sini sangat nyaman dan tentram"jawabku sambil menatap ke depan dengan pandangan yang begitu gelap

Kadang aku ingin seperti orang lain,bisa tertawa bersama,dan mereka melakukan semua itu tanpa beban.Namun,sekali lagi aku tegaskan kalau aku terus mengeluh,itu semua akan membuat penderitaanku semakin sulit.Lebih baik aku menikmatinya.Menikmati kekurangan diri sendiri itu baguskan?

"Aku permisi ya,sepertinya sudah mau sore,sampai jumpa"ucapku bangkit dari duduk dan tidak lupa mengambil tongkatku dan mulai berjalan

Dan kurasakan ada seseorang di sampingku,hanya kurasakan bukan kulihat.

"Sini aku bantu,kamu pasti sangat kesulitan,kan?"

"Ya,tapi aku bisa mengatasinya"ucapku sambil berjalan dan akhirnya terjatuh

"Kan sudah aku katakan.Sini aku bantu."dia membantuku berdiri lalu menggandeng tanganku dan kami pun berjalan beriringan.

"Kamu sekolah dimana?"tanyanya.Apakah dia memang seperti ini dengan orang yang baru dia kenal?Ah,sudahlah

"Home schooling"jawabku singkat dan terus berjalan dan terkadang aku tersandung dan selalu di bantu olehnya

"Mengapa?"

"Apakah orang yang tidak bisa melihat bisa bersekolah selayaknya orang yang lain"jelasku bertanya padanya

"Bisa saja,kenapa tidak?Sekolah tidak akan membeda bedakan siswa siswi manapun.Apalagi hanya karena kekurangannya"

"Sekolah memang tidak membeda bedakan,namun yang pasti penghuni sekolah itu yang terus membeda bedakan"memang benarkan kata kataku tadi?Manusia selalu membedakan orang dengan segala kekurangan yang dimilikinya."Kamu tau rumahku tidak?Dari tadi tidak sampai sampai."

"Tidak tahu"apa dia bilang?Tidak tahu,lalu untuk apa dia menjadi pahlawan kesorean seperti ini?Sungguh menyebalkan.

"Kalau tidak tahu,kenapa tidak bilang?Sudah lah aku pulang sendiri saja."aku berusaha berjalan cepat untuk menghindarinya namun justru dia dapat mengejarku

"Bagaimana caramu pulang?Bisa?"mengapa dia terdengar seperti meremehkanku.Dia tidak tahu selama ini aku selalu pulang sendiri kalau habis dari taman.

"Kau meremehkanku ya?Akan aku buktikan.Permisi"

"Tadi juga kamu berkata seperti itu,dan terjatuh lalu aku yang menolongmu,kan?"kenapa dia semakin menjadi jadi.

"Kamu terus mengungkitnya.Tidak ikhlas?Sudahlah,hari semakin sore"jelasku

"Bagaimana caramu tau kalau sekarang sudah sore?Kamu tidak bisa melihat."Sudah cukup dia merendahkanku seperti ini.Dan sudah cukup kesabaranku diuji olehnya

"Cukup.Dari tadi aku masih bisa menerima ucapanmu yang terdengar sedang meremehkanku.Aku memang TIDAK BISA MELIHAT namun bukan berarti AKU TIDAK BISA MERASAKAN keadaan sekitarku,"aku menahan nafas lalu menghembuskannya kasar."Kamu mungkin bisa berkata hal ini karena tidak pernah merasakan jadi kami.Kami,orang orang yang buta.Hidup penuh dengan kesulitan namun berusaha tersenyum agar tidak menimbulkan rasa dikasihani orang lain.Dan satu lagi,BUTA bukan kekuranganku,tapi ANUGERAH untukku.Permisi"benar benar kata kata itu keluar secara spontan dari mulutku.Ah perasaan ini gak karuan sekali.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang