this is me

2

Aku pernah sekali mengatakan kalau aku ingin putus darinya. Aku juga merasa kalau ini adalah yang terbaik. Tapi, dia selalu mengancamku. Dulu saat masih awal-awal berpacaran, dia tak seperti ini. Perubahan ini terjadi setelah hubungan kami berjalan selama kurang lebih 3 bulan. Dan saat ini adalah puncak kesabaranku. Ini adalah kehidupanku sendiri, bukan miliknya.

Sepanjang perjalananku pulang ke rumahku, dia terus saja menghubungiku, tapi aku selalu mengabaikannya. Dan baru ketika aku sampai di rumah aku menghubunginya.

Aku menghubunginya, tapi selalu tak mendapat jawaban.

'Dia balas dendam atau apa?'Gumamku dalam hati.

Setelah beberapa menit aku menghubunginya, dia mengangkat teleponku.

"Halo, Bi, kamu dimana?" Kataku.

"Halo? Maaf apa ini dari keluarga Tuan Vedderick Christiawan?"

"Ini pacarnya, ini dari siapa ya? Dimana Ved?"

"ini dari rumah sakit. Tuan Vedderick mengalami kecelakaan, dia sedang berada dalam masa kritis dan sedang ditangani Dokter. Apa anda bisa menghubungi keluarganya, atau anda bisa datang kesini?"

"Oke. Saya akan kesana!"

"Baik!"

"Huft! Pasti dia mabuk saat sedang menyetir?" Kataku sambil meraih kunci mobilku.

Aku menaiki mobil yaris merahku yang biasa kupakai kalau aku sedang berpergian bersama Kamhyta.

"Halo, Kam. Lu dimana?" Kataku saat menghubungi Kamhyta.

"Di rumah, why?" Kata Kam.

"Temenin gue yuk ke Rumah Sakit."

"Rumah sakit? Ngapain?"

"Ved kecelakaan."

"Oh dia.. ngapain lu ke rumah sakit buat tuh orang? Lu minta gue temenin lu buat apa? Biar gue bisa marah-marahin tuh orang yang terlalu mengekang lu?"

"Bukan. Intinya lu bisa temenin gue atau nggak?"

"Oke! Gue temenin lu. Lu OTW ke sini kan?"

"Iye, selaw!"

"Oke!"

15 menit kemudian, Aku sampai dirumah Kamhyta.Kamhyta sudah menungguku di teras depan rumahnya sambil duduk dan memainkan ponselnya. Dia langsung menaiki mobilku dan kami langsung jalan menuju rumah sakit tempat Ved di rawat.

"Tell me!" Katanya setelah aku mulai menjalankan mobilku.