"Naura! Tunguin gue woi...!!!" teriak seseorang yang berada cukup jauh dari belakang Naura sambil berlari kecil.
Naura yang barusan turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah, spontan berbalik melirik seseorang yang berteriak memanggilnya tadi.
"Syifa?" teriak Naura. "Lo baru dateng juga Syif?" tanya Naura saat Syifa telah berada di sampingnya.
"Iya ni," balas Syifa yang masih ngos-ngosan karena tadi lari mengejar Naura.
"Ya udah yuk! Kita masuk," pintah Naura lalu menarik tangan Syifa.
Mereka berdua lalu masuk bersamaan ke dalam sekolah. Oh iya, Naura dan Syifa juga sekelas. Kemarin waktu lihat pembagian kelas di mading sekolah, mereka berdua sama-sama mendapatkan kelas X IPA 2.
□□□□□[Naura's POV]
"Ra, lo tau nggak Reyhan Afta Pratama, anak kelas X IPA 6?" tanya Syifa saat kita telah berada di dalam kelas.
"Reyhan Afta Pratama? Gue nggak tau tuh. Dengar namanya aja baru kali ini," jawabku sambil menopang dagu di atas meja yang ku duduki bersama Syifa.
"Masa lo nggak tau sih?" Keningnya mengernyit kecil.
"Emang gue nggak tau," balasku acuh tanpa memperhatikannya.
"Kudet banget si lo!" gumam Syifa yang membuatku sedikit kesal.
"Emangnya harus banget ya gue tau tentang dia?" Mataku menatap Syifa sekarang.
Syifa menggeleng. "Hehe, nggak si. Tapi ya, lo perlu tau! Dia itu anaknya ganteng buanget, tingkat dewa malahan. Trus bodynya itu loh, astaga... super perfect," jelasnya dramatis.
"Eh... oh ya-ya, trus orangnya itu tajir, dan gue denger-denger dia mau masuk ke club basket sekolah ini. Tapi.... emang sih, dia sedikit bad boy. Ralat! Bad boy banget maksud gue." Syifa berhenti sejenak, lalu menyambung pembicaraannya tadi. "But, dia itu anaknya pinter, apalagi dalam bidang pelajaran fisika, dan setau gue, hampir satu sekolahan ini naksir loh sama dia," tutur Syifa panjang lebar.
"So? Gue harus bilang Wow gitu?" kataku sambil menekankan kata wow.
"Ck, gue kan udah cerita panjang lebar sama lo tentang Reyhan, tapi kok balesan lo cuma gitu sih sama gue?" ujar Syifa yang kesal dengan tingkah lakuku.
"Jadi? Lo mau gue bilang apa? Lo mau gue nanya berapa nomor hpnya? Apa agamanya? Di mana dia tinggal? Berapa tetangganya? Siapa nama pacarnya? Dan semua hal-hal yang lain tentang dia, yang menurut gue nggak penting?" Dengan wajah yang kesal aku bertanya pada Syifa.
"Tunggu-tunggu-tunggu! Lo tadi bilang nama pacarnya Reyhan kan? Gue jadi inget, kalau Reyhan itu nggak punya pacar, dan sikapnya itu dingin banget kalau sama cewek."
"Kok lo tau sih semua tentang Reyhan?" tanyaku penasaran.
"Kenapa emangnya? Lo tertarik ya sama dia?"
"Enggaklah!! Gue cuman heran aja sama lo. Kitakan baru masuk sekolah beberapa hari ini, tapi kok lo udah kenal banget sih sama dia?"
"Oh, gue tau semua tentang dia itu dari gos--" baru saja Syifa ingin ngelanjutin perkataanya, tiba-tiba seorang guru masuk ke dalam kelasku.
Aku pun segera memberhentikan pembicaraanku dengan Syifa dan segera memperhatikan guru itu.
Dengan pakaian yang rapi, seorang guru yang sekaligus wali kelasku, masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi guru.
"Assalamu Alaikum dan selamat pagi anak-anak," salam guru yang baru masuk.
"Waalaikum salam Bu," teriak kami serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Love
Teen FictionCinta, menurutku cinta itu adalah suatu perasaan ketika kita merasakan suka dan sayang kepada seseorang, ketika kita deg-degkan bila melihatnya, dan ketika kita mau melakukan apa yang diinginkannya. Aku baru mengerti hal itu ketika aku bertemu de...