Chapter 3

993 57 4
                                    

Dinar POV

Oh tidak! Kita melupakan sosok wanita disana bersama kawanannya. Dia Siska anak XI IPS 3 anak cheers, banyak dipuja kecantikannya oleh kaum adam.

Tapi cantik akan kalah dengan kepribadian yang baik menurutku. Buktinya banyak pula yang terang-terangan membenci Siska karena sifatnya yang terlalu menyebalkan dan senang mem-bully.

Hari ini aku tak bisa memberikan bekal terhadap Dio langsung jadi ku titipkan kepada Yudi sebelumnya kuberikan note di atas kotak makan.

Setidaknya Yudi dapat di andalkan kali ini. Pagi hingga jam istirahat tadi pengurus utama dan anak inti klub musik kumpul di ruang musik bersama Bu Berta.

Melelahkan karena posisiku merangkap sebagai pengurus dan tim inti di klub. Senior juga sering memberi arahan padaku untuk mengatur acara nanti dan latihannya. Juniorku juga aku libatkan dan beberapa senior juga ikut bergabung.

Back to topic, aku baru keluar dari ruang musik yang kebetulan ada di lantai dua dan menghadap ke lapangan basket. Pemandangan jelek menyambut ku, dari sini aku melihat sekumpulan anak basket sedang berkumpul dan tentu saja anak cheers juga ada di sana. Sebenarnya itu semua tidak masalah, tapi satu yang aku tidak suka kenapa Siska gabung di tempat Dio dan oh tidak itu kotak bekal yang ku titipkan pada Yudi ada di perempuan itu.

Aku pamit terhadap Riska dan yang lain untuk pergi duluan. Mereka hanya bilang 'ketemu di kelas nanti jangan aneh-aneh'. Yang ku tanggapi dengan sekali anggukan segera berlari ke arah lapangan.

Berdiri di depan anak basket dan perempuan satu itu. Aku menghela nafas panjang lalu langsung mengambil kotak bekal ku.

"Apaan sih lo! Dateng-dateng langsung berebut aja" ungkap Siska nyolot sedangkan yang lain termasuk Dio dan kawanannya memerhatikan aku dan Siska.

Aku tersenyum "gue cuma mau ngambil barang yang bukan hak lo ko" jawabku kepalang nyantai.

"Kaga itu punya gue! Nandio ko yang kasih gue."

"Tapi itu gue yang ngasih dan gue ga suka makanan yang gue buat nyampenya ke perut lo bukan Dio."

"Bedanya apa yah curut, gue sama Nandio aja pacaran jadi apa yang dia punya artinya punya gue juga"

"Oke fine! Gue gak tau kalo kalian dah jadian dan mungkin itu kabar buruk. Nandio gue dah bilang gue suka sama lo walaupun lo selalu dingin. Tapi setidaknya lo hargain gue kasih aja bekalnya ke Yudi dan cs lo yang lain jangan ke dia gue ga suka. Makasih" tak tahan dengan kenyataan ini gue dah kesel banget jadi gue langsung pergi dari sana.

Siska tertawa senang melihat Dinar yang sakit hati melihat hubungannya dengan Nandio. Yudi yang merasa tidak suka mengatai Siska dengan sebutan 'nenek sihir'. Dan yang lain merasa canggung dan risih dengan perempuan yang ada di samping temannya itu.

Sedangkan Dio tetap dengan ekspresi datarnya. Namun tidak ada yang tau kalau dia merasakan sesuatu yang janggal di hatinya. Dan hanya dia yang menyadari panggilan Dinar yang berubah jadi gue-lo dari aku-kamu.

TBC...

Gimana?
Gaje yaaa
Maaf banyak typoo

DinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang