Dinar

Chapter 2

Author POV

Jam istirahatpun tiba, Dinar buru - buru pergi meninggalkan kelas dan membeli air mineral. Dan melangkahkan kaki ke lapangan, sebuah pemandangan indah bagi Dinar melihat Dio melakukan three point.

Saat perjalanan dari kelas ke kantin dan kantin ke lapangan banyak orang yang menyapanya dari kelas x sampai xii dan dia hanya melambaikan tangan dan berkata "sorry ya... gue lagi ada tugas negara" dengan cengiran khasnya.

Mereka sudah biasa melihat kegiatan Dinar, apalagi hari ini adalah hari olahraga Nandio. Sudah pasti Dinar yang heboh.

Dinar POV

Lagi - lagi aku ngerelain jam istirahat demi sosok laki-laki di lapangan itu. Oke semangat deh, akupun menghampiri Dio dengan langkah lebar.

"Dio keren banget shootnya, pantes jadi kapten basket sekolah orang jago!" Ucapku dengan menggebu-gebu dengan bertepuk tangan sedangkan Dio memutar matanya malas.

"Aku bawa minum nih buat kamu, pasti cape abis olahraga."

Jangan lupakan disana ada Azhar, Meka, Yudi, Sakti teman sekelas, se- most wanted, temen klub basketnya Dio.

"Aduuuh makasih banget loh Dinar, tau aja gue haus" di ambilah sebotol air dari tangannya oleh Yudi dengan cengiran polosnya.

"Yah... ko lo ambil sih Yud, itu buat Dio kasian dia haus" muka panik dan kesel milik Dinarpun terlihat jelas. "Yaudah deh, itu pokoknya buat Dio gue beliin lagi buat kalian berempat."

"Wiiiih lo baik banget sih manis jadi tambah sayang" balas Yudi dengan tepukan di kepala Dinar.

"Apaan sih lo gak usah pegang - pegang!"

"Dasar lo Yud cari kesempatan mulu sama Dinar ntar si bos marah peaa" sambung Sakti dengan memiting kepala Yudi. Nandio menatap kesal kearah kami berlima terutama Sakti.

"Adaaaaw sakit bego! Pengap.." rengek Yudi.

"Lebay deh lo kaya cewe PMS" ledek Azhar dan Meka dan akupun ikut tertawa bersama mereka berdua.

Ku lirik Dio masih setia melihat lapangan tak peduli aku ada disini. 'Kapan sih kamu mau sama aku, lihat aku Dio!' batinku.

"Dio, minumnya gimana? Udah di ambil Yudi kamu masih hauskan? Gak bawa minum? Aku ke kantin dulu yaa tunggu" ucapku, baru aku membalikkan badan untuk pergi ke kantin.

"Lo gak usah repot-repot beli gue minum, mending lo pergi gak usah ganggu gue" Dio selalu saja mengeluarkan kata-kata yang bisa buat mood di antara baik dan buruk. Senengnya dia ngomong juga, buruknya sekalinya ngomong ngomel mulu.

"Gak ngerepotin ko, mmmpt... ntar Dinar anterin ke kelas Dio aja." Jawabku langsung ngacir ke kantin.

-----------------------------------------------------------
Di kelas aku melihat empat sahabatku sedang ngerumpi di bangkuku.

"Lo ke mana aja sih Dinar Setiawati!" Tegur Riska saat melihatku mendekati mereka.

"hehe... sorry My honey bunny gue ada tugas negara tadi" ucapku sambil nyengir.

"Lo tuh yaa udah mau dua tahun begini mulu di respond kaga ama dia, gue cape liat lo kaya gini" balasnya nyewot aku menautkan alis.

"Ris lo tuh apa deh biasa aja dong ah kaya yang baru kenal gue aja" rayuku sambil mencolek dagunya.

"Bukan gitu Nar tadi gue, Riska, Amel dan Jessi nunggu lo buat bahas rapat klub musik di kantin inget?" Aku berpikir sebentar mengingat perkataan Keyla dan menepuk jidat ku.

"Mampus dah gue! Maaf banget guys gue lupa, terus - terus sekarang gimana? Emang mau bahas apa sih, ko gue lupa masa..." sial banget lupa kumpul buat bahas acara sekolah yang pasti nyangkutin gue dan klub musik.

"Tau ah cape gue, kita bakal bahas acara pentas seni bulan depan" jawab Amel.

"Lo ketuanya tapi lo gak inget sama sekali Nar, astagaaaa temen gue bego banget" timpal Jessi.

Aku perlu kasih tau kalian, kalau aku itu anak klub musik yang beruntung jadi ketuanya. Sedangkan Riska itu wakilnya, Amel sekertaris, Jessi dan Keyla bendahara klub kami.

"Beneran deh gak inget tapi sekarang inget oke kita bahas ntar pulang sekolah yaaa, maafin dede yang imut ini yaaa" sambil merangkul ke empat sahabatku.

Mereka semua menampilkan muka ingin muntah dan menatap geli ke arahku yang memajukan bibirku.

TBC....

Aiiih kegajean? Nyambung gak? Penasaran... 😂