Chapter 4

1K 65 1
                                    

Dinar POV

Bodoh... gumamku.
Kenapa harus marah, harusnya aku bisa mengontrol emosi ku. sekarang aku harus bagaimana? Malu banget rasanya ketemu Dio. Tapi kenapa harus malu toh, bukannya udah malu - maluin dari dulu.

Satu sekolah pasti udah tau tuh cewe pacarnya Dio. Tapi sebelum janur kuning melengkung Dio masih milik bersama hahaha.

Kata-kata Jesi tadi jadi ngasih gue ide cemerlang. Ngulur hatinya Dio, senangnya seru banget pasti tapi kalau bener dia ada rasa. Dicoba boleh juga genit gak apa tarik ulur pacar orang gapapa asal jangan jadi PHO. Eh, PHOkan kaya gitu hehe.

Besok tetep jadi Dinar! Dinar Setiawati kecuali mengurangi skala genit buat... you know lah. Mending tidur tau aja ketemu di mimpi sama dia.

****

Biasanya setiap pagi aku membuat bekal untuk Dio yang menjadi kebiasaan ku. Sekarang, ah membiasakan kebiasaan baru tanpa membuat bekal di hari ini dan esok sampai Dio menjadi dudanya nenek sihir. Sangat terasa kehilangan.

Jalanan pagi ini sedikit macet, biasanya aku tidak akan mengalami ini. Tentu saja,  berangkat lebih pagi dari anak sekolah lainnya demi menunggu sang pujaan hati membuatku  hampir lupa dengan kata macet di pagi hari.

Aku berjalan lurus mengikuti lorong yang akan membawaku ke kelas. Siswa lain sudah bertebaran dimana-mana mulai lapangan, kantin, parkiran, lorong apalagi kelas. Aku menyapa sebagian siswa yang ku kenal selebihnya hanya tersenyum.

Diujung lorong ada tangga yang akan membawaku kelantai 2 gedung tempat kelasku berada. Dan tak ku sangka ini adalah pagi yang sangat menyebalkan. Di sana, tepatnya di depan pintu kelas XI IPA  1 berdiri sosok nenek lampir dan kawananya. Ku putar bola mataku malas, cukup penyambutan yang baik.

Namun tiba-tiba tatapanku terpaku pada mata tajam seseorang, Dio. Seolah ada sesuatu yang tersirat dari matanya apa hanya perasaanku saja, entahlah. "Ngapain lu disini? Ngiri ya? Haha kasian makannya jangan kecentilan jadi orang." Ujar Siska si nenek sihir. "Lo gak liat, gue baru selesai naik tangga otw kelas. Emang Lo pagi-pagi dah nangkring disini gak jelas." Balasku tak kalah sinis. "Oh... Jelas keberadaan gue disini jelas! buat Nandio seorang dong” ewwww nenek sihir, awas ya Lo gumamku dalam hati lalu pergi meninggalkan tempat haram ini. Haram karena suka bikin hati nyes nyesan.

_____________
Segini duluuu yaaa ditunggu voment yaa😂
Ketemu lagi nantiiiiii

DinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang