DESTINY
Bila memang kita harus bersama, maka takdirlah yang akan mempertemukan kita lagi.
Derap langkah lelaki yang mengenakan masker hitam dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya, melambat. Ia menggerakan tubuhnya menuju balik pohon yang dipenuhi oleh bendera kebangsaan Korea Selatan. Lambang bulat merah dengan potongan garis biru di sudut-sudutnya. Ditatapnya seorang gadis bersurai hitam menghentikan gerak kakinya. Gadis itu menengok ke belakang, seakan ada yang mengikutinya.
Perasaan gadis itu tidak salah, memang ada yang mengikutinya sejak sejam lalu. Ya, si penguntit itu berada di belakang pohon sembari memikirkan cara untuk tidak mengejutkan sang gadis. Kalau bukan karena ketidaksengajaan Oh Sehun - nama sang penguntit - memergoki keberadaan sang gadis, pastilah ia masih menikmati bubble tea kesukaannya.
Kini, ada bimbang menyergap rasa. Ia ingin menghampiri gadis yang mampu mencuri hatinya beberapa bulan yang lalu. Di sisi lain, bila ia mendekatinya mungkin saja akan ada berita besar esok hari. Ia mengembuskan napasnya kasar, "kenapa jadi serumit ini"? pikirnya.
"Yak, Kau!" Sebuah teriakan berhasil menyadarkan Lelaki bermata sipit ini dari lamunannya. Lelaki itu menggerakkan kepalanya ke kanan, ke sumber suara berasal. Matanya ingin meloncat, ketika gadis yang sedari tadi ia lamunkan telah berada di sampingnya.
Gadis itu seakan memerhatikan Sehun dari atas sampai bawah. Tiba-tiba telapak tangannya membekap mulutnya. Netranya tidak kalah membulat dari Sehun. " Exo? Oh Sehun?" tuturnya terbata.
Melihat reaksi sang gadis, Sehun langsung meraih tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Membungkam mulut sang gadis dengan menekannya ke dada bidangnya. Ia merapatkan tubuhnya, kepalanya ditaruh ke pundak si gadis, mulutnya mendekati telinga kanan si cantik ini.
"Sssttt... jangan keras-keras, penyamaranku mungkin bisa terbongkar karenamu. Oleh karena itu, Kamu harus menemani liburan kemerdekaan ini." Sehun tersenyum setan, entah apa yang merasukinya hingga ide briliant ini bisa ia dapatkan. Hari liburnya ini memang membawa berkah tersendiri. Ia bersyukur tidak ikut Chanyeol, sahabatnya mengunjungi café Jongin. Ia bersyukur, tanggal 15 Agustus-nya menjadi lebih indah karena pertemuannya dengan gadis tersebut.
*** **** ****
Choi Yeseul, si gadis yang terpaksa harus menemani Oh Sehun, mendengus kesal. Mulai dari daerah Itaewon, tepi sungai Han, dan namsan tower sudah mereka kunjungi. Kini, ketika malam menyapa, ia tidak menyangka bahwa si albino ini dengan seenaknya mengajak dirinya ke istana Cheondok. Istana Cheondeok merupakan terkenal dari dinasti Joseon yang memiliki taman rahasia kerajaan. Disebut rahasia, karena taman ini dulu hanya boleh dijamah oleh raja dan keluarga kerajaan. Di sinilah mereka berdiri kini. Sebuah taman dengan tatanan cantik luar biasa.
Meskipun banyak pengunjung yang berlalu lalang, tetapi tidak satu pun yang menyadari mereka tengah bersama seorang idola papan atas, Oh Sehun. Masker hitam, hoodie hitam, serta topi mampu mengkamuflasekan seorang Oh Sehun. Namun tidak berarti gadis ini merasa beruntung. Rasanya ia ingin menyakar dan menampar bibir lelaki itu. Ia merasa tidak salah apapun, tetapi harus mengikuti keinginan Sehun. Menyebalkan sekali. Padahal hari ini ia berniat untuk jalan-jalan sendiri tanpa penganggu untuk merayakan hari kebesaran Korea.
Perayaan kemerdekaan Korea memang tidak dirayakan meriah seperti negara lainnya. Hanya ada upacara kenegaraan, tanpa lomba-lomba. Rakyat Korea justru merayakan hari kemerdekaan ini dengan mengenang jasa para pahlawan. Perayaan ini juga jadi acara berkumpulnya keluarga menikmati kebersamaan. Suasana khidmat memang yang lebih terasa. Makanya, Yeseul berniat berjalan-jalan sendiri sembari menikmati berkibarnya bendera kebangsaan Korea.
"Pernah mendengar kisah Janggeum kan?" tanya Sehun ketika bokong mereka telah mendarat sempurna pada gazebo yang terletak di tengah taman. Yeseul yang menatap lurus ke depan, memutar kepalanya pada Sehun. Dengan raut kesal, ia mengangguk.
"Dia hebat, wanita hebat Joseon masa lampau." Reflek Yeseul menganggukkan kepalanya lagi dengan sebuah pujian kepada Janggeum.
"Kurasa gadis di depanku ini, pasti menjadi wanita hebat Korea masa depan!" Sehun mengeluarkan sebuah gombalan tidak jelas yang sukses membuat Yeseul mematung. Gadis itu merasa, otak Sehun sudah bergeser begitu besarnya, sampai-sampai mengatakan hal aneh. Ini kali kedua mereka bertemu. Namun, entah megapa sikap lelaki di hadapannya begitu aneh.
"Apakah kau sehat, Oh Sehun-ssi?" tanya Yeseul sembari menyentuh kening lelaki itu. Harusnya sih dia masih sehat, karena gadis itu tidak merasakan hawa panas pada keningnya. Sehun justru kaget dengan tindakan Yeseul. Ia tidak menyangka, Yeseul menyentuh keningnya. Sebuah sensasi menghujam jantungnya. Dia bisa gila kalau terus begini.
"Hem, apakah sudah cukup aku menemanimu? Tubuhku rasanya pegal karenamu!" keluh Yeseul sembari mengambil ponselnya. Ia lupa membawa jam tangan, oleh karena itu ia melihat ponsel untuk memastikan waktu. Namun, sekali lagi, ia dibuat kesal. Ponselnya dengan seenaknya diambil oleh lelaki di sampingnya ini.
"Yak! kembalikan!" Seruan gadis itu tidak ditanggapi oleh Sehun yang sudah mulai mengetikkan nomor telepon dan memanggilnya. Yeseul masih berusaha untuk mengambil ponselnya tersebut.
"Sudah kusimpan nomorku, bila kau butuh sesuatu, kau bisa meneleponku." Sehun dengan begitu enteng mengucapkannya. Yeseul hanya menelan ludahnya. Sungguh, lelaki ini sepertinya sudah terkena penyakit langka atau sejenisnya. Ia tidak meminta nomor telepon lelaki tersebut, tetapi dengan lancangnya ia mengetikkan nomor pribainya.
"Yak! Tidak sopan!" kesal Yeseul sembari berdiri. Sebuah pukulan mendarat begitu cantik di lengan Sehun. Bukannya marah, Sehun malah tersenyum lebar. Ini adalah sebuah awal baginya untuk mendekati Choi Yeseul. Oh Sehun harus mendapatkan Yeseul apapun caranya. Salahkan Yeseul yang sudah membuat si second rapper Exo ini menjadi gila memikirkannya sejak pertama bertemu, sebulan yang lalu.
_Bye Zea_
Hai! Semoga suka ya! Jangan lupa votemen!
Bdw Certa ini pernah dipublish di @fwc1112
Tidak ada yang namanya plagiat ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (OH SEHUN FANFICTION)
FanfictionPerayaan kemerdekaan Korea ke-70 menjadi kali kedua pertemuan antara Yeseul dan Oh Sehun. Si bungsu Exo ini makin rajin mendekati Yeseul. Namun, Yeseul tetap saja mengabaikan Sehun, justru ia makin dekat dengan Kai. Kai, si cinta pertama Yeseul. Aka...