Why?

246 26 1
                                    

Bayangan pertemuan awalnya dengan Yeseul, kembali terngiang dalam benak Oh Sehun. Ada perasaan yang sampai sekarang tidak bisa ia deskripsikan. Berkali-kali ia menghapus perasaan itu, terlebih dengan sikap Yeseul yang terlampau sulit didekati. Beberapa nama mengisi bulan Oktober hingga Februari-nya. Mulai dari Irene, Nayeon, bahkan hingga seorang Hyuna mantan member 4minutes. Namun, tetap saja wajah Yeseul lah yang mengganggunya.

Kini Sehun kembali dihadapkan oleh suatu rasa yang lebih mengganjal. Hatinya tidak rela melihat gadis yang dia sukai dekat dengan sahabatnya, Kim Kai. Apalagi makin hari mereka menjadi makin dekat. Layaknya hari ini, Sehun duduk mematung di depan sebuah Café di tepi sungai Han. Seorang gadis yang mampu mengenggam jantungnya tengah tersenyum manis pada sosok lelaki di kursi depannya.

"Hah, serius? Kapan kau akan berlibur? Kenapa tidak mengajakku?" tanya Yeseul di sela-sela acara makan malamnya.

"Kemungkinan bulan depan. Maafkan aku ...," balas Kai dengan sendu, sambil memegang tangan Yeseul.

Entah mengapa, Yeseul malah tersenyum saat Kai menggenggam tangannya. Ia merasa nyaman dengan keadaan sekarang. Apalagi ia bisa makan malam berdua dengan Kim Jongin-nama asli Kai-. Sesosok laki-laki yang sanggup membuat getaran dadanya berpacu cepat. Manik kedua orang itu saling beradu kini. Ada gelombang tidak terdefinisi memancar dari keduannya. Sayangnya, harus terputus kala ponsel Yeseul kembali bersuara.

"Sebentar ya, aku angkat telepon dulu," ucap Yeseul meraih ponselnya.

"Hallo."

"Hallo, kau di mana?" tanya laki-laki di seberang telepon sana. Yeseul mengernyitkan dahinya, tidak tahu mengapa orang tersebut menanyakan keberadaanya. "Aku di café, kenapa?"

"Oh, aku kira kau di rumah."

"Memang kenapa?" tanya Yeseul.

"Hem... tidak, hanya bertanya saja," balas laki-laki di seberang sana, yang membuat Yeseul mengerutkan dahinya kembali. Yeseul pun menutup sambungan teleponnya tanpa pamit kepada laki-laki tersebut.

"Siapa?" tanya Kai tatkala melihat wajah cemberut Yeseul. Gadis itu mengatur napasnya, lalu menjawab, "bukan siapa-siapa, hanya orang yang tidak jelas." Kai kembali mengangguk, tanda ia mengiyakan jawaban Yeseul

Dari kejauhan, Sehun hanya bisa tersenyum miris. Sehun hanya bisa melihat kedua orang tersebut sedang bercengkrama dengan santai dan banyak tawa. Ingin sekali Sehun bisa berdua bersama dengan Yeseul, tapi apalah Yeseul yang selalu bersikap cuek kepadanya. Akibat perasaan iri ini, Sehun menghubungi Yeseul kembali. Ia ingin melihat wajah kesal Yeseul dari kejauhan.

Sebuah lengkungan bulan sabit kembali terbentuk pada wajah Oh Sehun. Ia merasa bahagia melihat ekspresi Yeseul, saat gadis itu mengambil ponselnya. Gadis itu terlihat menggerutu, sebelum menggerakkan tangannya pada layar touchscreen. Suara operator nyatanya yang didengar Sehun beberapa detik kemudian. Memang tombol merahlah yang digerakkan oleh Yeseul. Sehun hanya bisa membuang napas saat mengetahui bagaimana perilaku Yeseul kepadanya.

Akhirnya Sehun pun memilih duduk di kursi pojok ditemani secangkir hot chocolate. Dari sudut ini, ia bisa memantau kedua orang tersebut. Pandangannya yang tidak lepas dari Yeseul dan Kai. Merasa bosan, Sehun kembali mencoba untuk menghubungi Yeseul. Lagi-lagi ia menelan kekecewaan, Yeseul menolak panggilannya. "Sial," rutuk Sehun dalam hati.

Tiba-tiba saja, Sehun melihat Kai pergi meninggalkan Yesul sendirian. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghubunginya kembali. Kali ini panggilannya diterima. Seperti biasa, Yeseul selalu saja merespon negative, dengan berbagai ucapan singkat bernada cuek. Ia selalu saja kesal jika berhubungan dengan Sehun. Namun, hal ini tidak membuat Sehun berhenti untuk mengejar Yesul. Malahan, dengan sikap Yesul yang seperti ini, membuat Sehun semakin penasaran dengannya. Semakin ingin memilikinya.

Sebelum panggilannya ditutup, Sehun mengingatkan Yesul supaya tidak pulang terlalu larut. Lantas, ia memutus sambungan telponnya. Cangkir hot chocholate-nya habis. Merenungi hubungannya dengan Yeseul malah menambah lara di dada. Sehun pun memilih untuk pulang ke asrama. Nasib buruk malah menjumpainya. Saat berjalan menuju area parkiran, Sehun malah berpapasan dengan Kai dan Yeseul.

"Sehun? Apa yang kau lakukan?" tanya Kai tiba-tiba, yang membuat Sehun kaget dibuatnya.

"Hanya jalan-jalan saja." Yeseul hanya mampu mengerutkankan keningnya saat melihat keberadaan Sehun. "Jalan-jalan?" Wajah Yeseul penuh tanda tanya. Sehun hanya menjawab pertanyaan gadis itu dengan anggukan. Rasa sakit menyeruak pada sela-sela hatinya. Kenapa harus bertemu dengan pasangan ini.

"Aku akan mengantar Yeseul terlebih dahulu, sampai berjumpa di asrama," ucap Kai kepada Sehun, sambil melambaikan tangannya. Yeseul hanya terdiam, tidak mengucapkan selamat tinggal atau sepatah kata-pun kepada Sehun. Begitupun dengan Sehun, dia ikut terdiam. Keduanya sama-sama membisu.

Kai menggandeng lengan kanan gadis itu, mereka pun melangkah. Namun, ketika Yeseul berjalan melewatinya, tiba-tiba saja tangan lelaki pucat itu, refleks menarik lengan Yeseul. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu, membawa sebuah perasaan merinding pada sang gadis.

"Hati-hati." Hanya kata itulah yang keluar dari mulut Sehun. Yeseul yang mendengarnya pun menengok. Netra mereka saling memandang satu sama lain. Tidak lama percakapan lewat mata itu terjadi, Sehun melepaskan tangannya, dan beranjak menuju mobil biru-nya.

Tindakan lelaki itu berbanding dengan Yeseul. Gadis yang mengenakan dress putih selutut ini masih terdiam di tempatnya. Hatinya terasa aneh saat Sehun berkata seperti itu. Seperti ada seseuatu yang mengganjal. Namun, gadis cantik itu tidak tahu apakah definisinya. Satu hal yang pasti, saat Sehun mengucapkan kata 'hati-hati', ia bisa merasakan sebuah makna yang begitu dalam.

"Yeseul? Ayo ... nanti terlalu malam," ucap Kai saat melihat Yeseul masih saja berdiri. Dari kejauhan, Sehun hanya bisa meratapi kepergian Yesul bersama dengan Kai. Ia memukul stir mobilnya. Ingin ia berteriak, tapi tidak bisa.

"Hati-hati, perebut hatiku," gumam Sehun.


--TBC--

By Vinda dan Zea


Jangan LUpa Reviu ya guys! Votement juga!

DESTINY (OH SEHUN FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang