Chapter 8

33 3 0
                                    


* * *

Waktu berlalu begitu cepat. Satu bulan menjadi hari yang melelahkan baginya. Latihan-latihan kecil yang ia lakukan sudah cukup untuk pertandingan kali ini. Bahkan ia juga meminta teman-teman sekelasnya untuk menontonnya di pertandingan nanti. Tidak ketinggalan Ayla dan Kanza. Tapi ia tidak bisa menghubungi Kenzo sama sekali. Entah mengapa ia ingin laki-laki itu melihatnya saat bertanding.

"Kau pasti bisa Key! Semangatlah!"

Keyza tersenyum, ya seniornya yang sering tersenyum itu kini duduk di sampingnya. Juga Ayla. Pertandingan sudah dimulai sejak pagi tadi. Ia sudah melewati berbagai urutan. Kini ia lolos ke babak final dan akan bertemu dengan lawannya yang sudah dulu memulai pertandingan beberapa minggu yang lalu.

"Kau harus mendengarkan ini sebelum bertanding Key!"

Seniornya itu menyumpalkan headsheet ke telinganya. Jelas saja Ayla cemberut setengah mati. Dengan santai Keyza menggoda temannya itu.

Kanza sudah membagi headsheet yang dikenakannya. Keyza tersenyum. Menerima begitu saja. Keyza senang sekali menggoda temannya itu. Juga seniornya yang terus bermain-main dengannya. Ayla pergi untuk mengambil beberapa minum di belakang. Sementara Keyza masih duduk dengan Kanza.

"Sebelum bertanding. kau mau mendengarkan ceritaku?"

Yang ditanya langsung mengangguk. "Tentu saja! Masih lama waktuku untuk bertanding."

"Aku suka sama seseorang, tapi sepertinya seseorang itu belum menyadarinya. Menurutmu apa yang harus kulakukan?"

Tidak tau, Keyza tidak tau jika masalah cinta-cinta seperti ini. Bahkan ia belum tau tentang perasaannya sendiri, seringkali membuatnya bingung.

"Kenapa tidak kau ungkapkan saja? Kau bilang seseorang itu belum menyadarinya. Jika kau terus terang padanya, mungkin seseorang itu akan menyadarinya."

Ya, ide bagus bukan? Terus terang saja. Ini jawaban yang bisa ia kasih untuk seniornya itu. Karena ia sendiri pun tidak tau tentang perasaan itu seperti apa.

"Apakah menurutmu itu tidak terlalu cepat?" tanya Kanza.

"Tentu saja terlalu terburu-buru, tapi jika kau ingin seseorang itu menyadarinya bukankah langsung saja untuk terus terang padanya."

"Baiklah, sepertinya aku harus berterus terang."

Keyza tersenyum. Matanya masih memerhatikan beberapa orang yang bertanding untuk merebutkan posisi ketiga. Ia masih santai. Waktunya masih ada setengah jam lagi sebelum babak final. Ayla belum terlihat sejak tadi. Lama sekali Ayla mengambil minum.

"Key?"

"Hmm?" ia hanya mengguman, terlalu asik melihat pertandingan.

"Key?"

Kali ini ia menoleh. Merelakan waktunya yang berharga melihat pertandingan untuk menanggapi seniornya itu. Kanza masih diam. Belum memulai. Entah mengapa Kanza berhasil menyunggingkan senyum ramah itu padanya. Sedikit mengurangi rasa tegangnya untuk final.

"Aku menyukaimu."

Wajah Keyza langsung memucat, "Yang benar saja! Senior jika kau ingin mengungkapkan perasaanmu pada Ayla, sekaranglah! Untuk apa kau berkata begitu."

Keyza mencoba tertawa. Bagai kena petir di siang bolong. Setelah beberapa saat seniornya itu ikut tertawa. "Kau benar sekali! Aku hanya bercanda! Aku hanya latihan untuk mengurangi kecemasanku ini. Lupakanlah."

Till I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang