01. Salah Kelas

122 8 2
                                    

       Disuatu sekolah. Terdapat sebuah kelas yang muridnya sangat nakal dan konyol. Yaitu, kelas XII IPA 3, SMAN 13 Mks, angkatan 2014. Walaupun nakal tapi, mereka adalah murid yang penuh dengan rasa peduli dan solidaritas.

       Suatu hari, dipagi yang indah. Ada seorang siswa yang sedang tertidur di kelasnya. Tanpa ia sadari, salah seorang temannya datang untuk membangunkannya.

       "Wei!!! bangun, guru sudah datang." kata Adrian yang mencoba membangunkan Halim.

       "Dimana ini?" tanya Halim yang baru saja terbangun dari tidurnya.

       "Diakhirat..." jawab Adrian dengan suara yang menakutkan.

       "Apa! Alhamdulillah... akhirnya aku mati juga." kata Halim sambil berlompat-lompat penuh semangat.

       "Sial. Kenapa kamu kegirangan begitu? bukannya terkejut malah Alhamdulillah." tanya Adrian.

       "Karna Aku tau, Kau hanya bercanda. Lagi pula... semua orang pasti akan mengalami yang namanya kematian." jawab Halim.
       "Itukan sudah jelas... bloon!..." ucap Adrian.

       "Ada anak baru..." teriak Sastri saat memasuki kelas.
       Anak baru tersebutpun memasuki kelas dengan raut wajah yang datar tanpa senyuman.

       "Ini? Anak baru yang kamu ceritakan kemarin?" tanya Adrian.
       "Bukan, ini jauh berbeda dengan yang aku lihat kemarin." jawab Halim
       "Hmm... ya sudahlah, yang penting murid baru." kata Adrian.

       "Welcome to the Hell." kata Amri menyambut siswa tersebut sambil berseringi.
       "Hee. Hidup anak baru itu tidak bakalan tenang dalam kelas ini!" ucap salah satu siswa dalam kelas tersebut dan berseringi.
       "Kamu jangan begitu Fadel..." ucap Delia.
       "Cieee... Delia... perhatiannya sama Fadel." ejek murid yang lainnya.

       "Silahkan perkenalkan diri kamu ke teman-temanmu!" Suruh Ibu Waode, Guru BK XII IPA 3.
       "Namaku Yuda." jawab murid baru itu,
"Ohh..., Yuda..., Yuda kling yang stand-up comedy itu kan?" tanya Amri, murid yang suka mencela tapi tidak suka dicela.

       Dengan Heran mendengar perkataan Amri, Yuda langsung duduk di sebelah Subianto, siswa setengah siswi yang sifatnya suka bicara tanpa memikirkan perasaan orang lain.

       "Jangan duduk di sini!" ucap Subi,
       "Memangnya kenapa?" tanya Yuda,
       "Bussukko!!(Kau itu bau! Jadi, jangan duduk di sini!" jawab Subianto.

        Yuda yang mulai emosi mencoba menahan amarahnya lalu pergi dari hadapan Subianto. Bingung ingin duduk dimana, tiba-tiba saja Yuda dipanggil oleh Halim dan diajak untuk duduk di sebelahnya.

       "Kau duduk di sebelahku saja!" panggil Halim, siswa yang tidak diketauhi motivasinya.
       "Aneh, kenapa dia yang baik sama aku?" pikir Yuda,
       "Huahh~~, kalau guru datang, kau yang Harus bangunkan aku!" perintah Halim,
       "Sama saja! Dalam kelas ini tidak ada yang beres. Tapi biarlah, dari pada gak punya bangku." ucap Yuda dalam hati.

       Beberapa menit kemudian. Yuda dihampiri oleh bendahara kelas, yaitu Darmianti
       "Kenapa murid di kelas ini aneh aneh ya?" pikir Yuda.
       "Dana kelas!" kata Darmi memalaki Yuda.
       "Apa?" kaget Yuda,
       "Minggu ini sudah minggu yang ke-3. jadi, kamu harus bayar 4rb!" ucap Darmi.            "Baru... Juga masuk, udah ditagih dana kelas." pikir Yuda sejenak.
       "Tapi akukan anak baru?" Keluh Yuda.
       "Memangnya aku peduli. Kalau besok kamu tidak bayar, kamu akan aku cincang!" ancam Darmi.
       "Wei.. Rafly!!! Kau belum bayar uang dana kelas!" teriak Darmi.
       "Aku tidak punya uang hari ini." jawab Rafly.
       "Itu urusanmu, bukan urusanku. Cepat bayar!" kata Darmi.

       "Cewe itu kenapa sih? Sadis amat." heran Yuda,
       "Itu baru Darmi, kau belum liat yang palingdi kelas ini kan? Hahaha..." jawab Halim lalu melanjutkan tidur.

       Yuda merasa ketakutan mendengar apa yang Halim ucapkan barusan. Sampai-sampai Yuda selalu mengingat perkataan Halim.

       Halim yang sedang tertidur tidak sengaja menjatuhkan selembar kertas yang bertuliskan "Tidurlah sebelum tidur itu dilarang.",

       "Apa-apaan tulisan ini?" tanya Yuda,
       "Ohh... itu sudah menjadi ketetapan dikelas ini. Setiap murid harus mempunyai selogan motivasi seperti ini." jawab Halim dengan raut wajah yang mengantuk.
       "Jadi, aku juga harus membuat seloganku sendiri?" tanya Yuda lagi.
       "Iya.", "Tapi, kalau kayak gini namanya bukan motivasi." pikir Yuda sambil memandangi kertas tersebut.

       Berpikir dan berpikir, akhirnya Yuda dapat menentukan selogan yang cocok untuknya. Tapi, ketika ingin menempelnya, Guru BK datang dan memberitahukan bahwa ternyata sebenarnya Yuda bukan siswa di kelas tersebut. Melainkan ia adalah siswa di kelas sebelah.

       "Assalamualaikum... Yuda keling ada? Kamu sebenarnya murid sebelah. Ibu salah orang. Anak baru di kelas ini datangnya besok.", seluruh murid dalam kelas berteriak tidak jelas setelah mendengar ucapan ibu Waode.
       "Aduh..., padahal Aku belum puas mencelanya." ucap Amri.
       "Untung saja kau belum membayar uang dana kelas barusan!" kata Darmi.

       Ibu Waode pun pergi dan membawa Yuda ke kelasnya yang sebenarnya.

       "Untung saja aku salah kelas, bisa mati gua jika terus-terusan dalam kelas ini!." keluhan Yuda.
       "Kalau dia bukan di kelas ini, berarti siapa dong?" pikir semua murid XII IPA 3 sambil melirik ke Halim. Dengan tenang Halim mengatakan "Kemarin kalau tidak salah nama anak baru itu Mufly.".

Kelas Gila (XII IPA 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang