Senja Terpisah

58 0 0
                                    

Hai, apa kabarmu? Adakah di sana kamu masih baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu? Masihkah saja kamu diusik oleh rindu? Masihkah kamu ingin tau kabarku di sini? Aku baik-baik saja, meskipun sebenarnya ada himpitan yang membuat sesak di dada. Bagaimana denganmu? Dakah debar di hatimu masih saja patuh? Ataukah telah membentuk irama dan melodi yang baru?

Sudah berapa senja yang telah kita lewatkan terpisah? Berusaha sekuat tenaga menggugurkan waktu yang semakin angkuh. Terkadang aku bungkam dalam kata, membiarkan setiap kenangan tentang kita tergambar nyata dalam pandangan. Mataku tak jarang basah setiap kali aku disadari kenangan-kenangan itu hanya mampu mencipta sepi dalam rindu. Aku mengutuki jarak yang begitu keji membawamu pergi. Aku memaki sepi yang masih saja setia mengikuti. Aku berusaha menikmati rindu yang kamu katakan juga mengganggumu.

Sore ini aku kembali ke tempat ini. Tempat dimana kau tahu aku mampu mengendalikan diri. Berusaha berteman dengan sepi agar tau bagaimana rasanya sendiri. Mungkin kita, aku dan kamu, pernah begitu angkuh melupakan sepi. Begitu besar kepala dengan genggaman tangan kita yang selalu berdekatan. Mungkin sang sepi marah, ia murka, hingga sepi meminta pada waktu dan jarak untuk menyadarkan kita keberadaannya.

Tak jarang aku merajuk. Menganggapmu tak lagi takluk terhadap rasaku padamu yang teruk. Aku benci sekali ketika chatku tak segera kamu tanggapi, ketika telfonku kau diamkan. Rasanya di saat itu aku ingin saja menjenguk kamu di kotamu. Menanyakan sesibuk apakah kamu hingga tak segera membalas pesan-pesanku. Namun kamu dengan sabar selalu menyadarkan, bahwa ada ruang yang memang tak selalu tentang kita. Ada ruang dimana hanya ada aku atau kamu saja. Dunia kita tak melulu soal kita berdua.

Catatan SenjaWhere stories live. Discover now