Part 13

120 13 3
                                    

.
.
.
.
.
.
Bel pulang pun telah berbunyi 20 menit yg lalu. Sekolahpun sudah mulai sepi dan Tiffany masih membereskan barang-barangnya lalu bergegas keluar kelasnya menuju parkiran tempat mobilnya berada. Selama diperjalanan menuju tempat parkir, tiffany hanya dapat menatap kosong jalanan itu. Pikirannya masih teramat kacau.

Deg.

Tiffany pun terdiam sejenak saat sudah berada di tempat parkir.
Jantung tiffany tiba-tiba sama berdegub sangat cepat saat melihat pemandangan yg ada di hadapannya Sekarang.

"Tiff..." ucap seseorang itu dengan lembut dan hati-hati.

Tiffany hanya dapat menghembuskan nafasnya secara perlahan dan menundukan kepalanya agar tidak menatap langsung ke manik tersebut. Tiffany pun melangkahkan kakinya menuju mobilnya yg tepat berada disamping orang yg sedang menatap tiffany sendu.

Saat tangan tiffany ingin membuka pintu mobilnya, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yg memegang tangannya dan menghentikan kegiatan tiffany.

"Tiff.. kumohon-"

"Lepaskan"

Ucapan seseorang itu pun terpotong saat tiffany berucap dingin kepadanya.

"Tapi tiff-"

Tanpa aba-aba tiffany melepaskan tangan yg menggenggam erat tangannya itu secara perlahan. Lalu dengan cepat tiffany masuk ke dalam mobilnya.

"Tiff!! Kumohon!! Dengarkan penjelasanku dulu!!"

Orang itu pun terus berteriak dan menggedor-gedorkan kaca mobil tiffany.

Di dalam mobil tiffany hanya menatap lurus ke depan sambil menahan isak tamgisnya.

"Tiffany!! Kumohon!!"

Tiffany sudah tidak kuat lagi. Dia langsung menyalakan mesin mobilnya lalu bergegas untuk keluar dari tempat parkir yg sepi itu.

Orang itu pun masih berusaha mengejar mobil tiffany yg sudah mulai berjalan keluar dari tempat parkir tersebut.
Ketika mobil tiffany sudah melesat jauh, orang itu mulai berhenti mengejar mobil tiffany dan menatap mobil yg sudah mulai jauh itu dengan tatapan sedihnya.

Drrtt.. drrttt...

Ponsel orang itu pun bergetar tanda panggilan masuk. Langsung saja ia menggeser tombol hijau itu setelah tau siapa yg menelponnya saat Ini.

"Bagaimana?" Suara orang yg berada di sebrang sana.

Orang itu pun hanya dapat menghembuskan nafasnya kasar lalu menjawab pertanyaan temannya itu.

"Tiffany sepertinya benar-benar marah kepadaku"

"Berarti rencana kita berhasil!!"

"Hmm.."

"Heii bro.. jangan sedih gitu.. pasti besok dia akan seperti dulu lagi.. jangan putus asa dulu okey??"

"Tapi kalau dia tidak mau memaafkanku bagaimana??"

"Pasti mau. Sudah dulu ya.. aku ingin pergi dengan krystal. Good luck bro!"

Pip

Sambungan itu pun terputus secara sepihak.
Orang itu pun langsung memasukan ponselnya kedalam saku lalu beranjak dari tempat itu dan pergi ke tempat dimana motornya berada.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
keesokan harinya
TIFFANY pov

Aku pun terbangun dari tidurku dengan mataku yg masih sembab tentunya. Ah mata ini semakin membengkak akibat Aku menangis lagi semalam. Ini semua gara-gara mu kang cilor bodoh.

Saranghae, Don't leave meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang