PROLOGUE

37 9 11
                                    


Marco's View

"Ga kerasa, udah sepuluh tahun ya, semenjak aku masuk kedokteran...?"

Aku berbisik padanya, sambil mengelusnya lembut.
Aku memejamkan mataku, kemudian kembali menatapnya.

"Sekarang kamu sudah bisa panggil aku Dokter Marco! Akhirnya setelah begitu lama semuanya selesai...! Janjiku padamu udah kupenuhi kan! Sekarang kamu ga bisa cerewet ngomong aku bodoh lagi!"

Aku tertawa senang, kemudian kembali menatapnya.

"Hei, hei! Rocky! Berhenti menggigiti leherku!"

Aku mengebas, berusaha menyingkirkan makhluk yang sedaritadi mengunyah leherku sambil menggaruk rambut cepakku.
Aku membetulkan kacamataku, kemudian menunduk, mengambil sebuah seruling besi berwarna keemasan dari dalam kotaknya.

"Yujii, kamu ngasih aku tugas yang nyusahin! Kamu ga tau kalau aku kuliah kedokteran? Trus masih nyuruh nyuruh aku belajar flute! Tapi biarlah, toh sekarang aku sudah lancar! Dengar ya....! "

Aku memicingkan mataku, meletakkan bibir seruling itu di ujung bibirku, dan memainkan nada nada merdu memenuhi sekelilingku.
Aku menutup mataku semakin rapat, menikmati permainanku, dan memutar kembali ingatanku ke saat pertama kali kami bertemu.

Silver's note

Hai semua! Makasih yang sudah cek dan buka ceritaku.
Umm well, cerita ini ngambil dua karakter dari cerita sebelumnya, dan sebenarnya, ini cerita based on true story.

Cerita ini, adalah janji sayah, authornya ke teman saya, janji saya untuk jadikan cerita mereka sebuah tulisan!

Tapi tentu saja nama disamarkan
Hohoho
Cerita juga diubah
Hohohoho
Kalo ga ga bakal laku.

Ahem...
Pokoknya....
Terimakasih udah baca, mohon kalau berkenan kasih komentar, tapi jangan kejam kejam yak XD

Typo? Bertebaran kayak beras tumpah
Plothole? Lebih banyak daripada lubang di hati adek :')

Mohon pengertiannya, dan terimakasih kalau bersedia mengikuti dan semoga mau jadi pembaca yg aktif memberikan semangat lewat kesan dan komennya.

Sampai ketemu di chapter berikutnya!

Piece of Unfinished MelodyWhere stories live. Discover now