Part 3

4K 164 0
                                    


"Ini sudah waktunya kembali bekerja" kataku. Aku berjalan cepat sambil melirik jam di tanganku.

Brukkk...

Tanpa di sengaja aku menabrak tubuh tegap di depanku ini. "Maaf sir aku buru buru jadi tidak sengaja aku..." aku menegakkan kepala ku dan aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat di depan ku.

"Kau!!" ucapku dengan emosi yang sudah tidak bisa ku bendung lagi. Ku acungkan jari telunjukku ke wajahnya. Tatapanku tajam mematikkan ke wajahnya. Entah apa  jabatannya di kantor ini sampai dia di kawal beberapa orang di belakangnya.

"Darlinggggg" aku kaget mendengar suara teriakan yang tidak tau tempat dimana dia harus mengucapkannya. Aku langsung menoleh ke sumber suata itu. Di pintu kantor ada seorang wanita cantik yang mengenakan dress merah menyala dengan bibir yang senada dengan dress yang ia kenakan. Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang satu ini. Dia sangat cantik. Sepertinya Tuhan sedang tersenyum waktu mengukirnya. Gumamku dalam hati. Kualihkan pandangan ku ke arah Ricardo, dia terlihat shock waktu melihat wanita itu berada di sini.

"I miss you darling" ucap wanita itu sambil menggantungkan kedua tangannya di leher Ricardo.

"Por que estas aqui? (Kenapa kau kemari?)" jawabnya dengan ketus.

Apa yang dikatakan pria itu. Sepertinya dia menggunakan bahasa Spanyol. batin ku.

"I miss you. Is it wrong?" jawabnya dengan mengerucutkan bibirnya yang seksi.

"Venir a mi espacio de trabajo ahora. Tenemos que hablar! (Ikut ke ruang kerja ku sekarang. Kita perlu bicara!)"

"Ohh okay" jawabnya antusias.

Aku sontak kaget dengan apa yang aku lihat. Wanita itu mencium bibir Ricardo dengan lahap. Mereka menganggap hal ini biasa mereka lakukan di depan umum. "Menjijikkan" sindirku. Aku memandang mereka dengan tatapan jijik. Lalu mereka pergi dari hadapanku menuju lift. Aku berlari menghalangi mereka masuk ke lift dengan kedua tangan ku rentangkan ke samping. "Stopp!!" kataku sambil mengatur nafasku yang tidak beraturan karena berlari mengejar segerombolan orang aneh itu. "What happen?" ucap wanita itu dengan tatapan merendahkan.

"Orang ini masih punya hutang kepadaku!!" dagu ku dengan lantang menujuk Ricardo.

"Singkirkan dia!!" perintah Ricardo untuk orang yang dibelakangnya.

Aku langsung ditarik oleh orang yang berbadan besar itu. "Aww" pekikku yang tersungkur ke lantai akibat ulah orang suruhan Ricardo. "Aku akan membalasmu" teriakku. Seakan-akan orang yang berada di sekelilingku menatapku dengan tatapan takut atas apa yang aku ucapkan. Entah lah aku tidak tau kenapa. Aku langsung pergi menuju ruang kerjaku dengan kaki menghentakkan ke lantai tanda kalau aku sedang emosi saat ini.

RICARDO POV.

Aku memasuki lift bersama orang yang selama ini aku hindari keberadaannya. Entah tau dari mana dia dapat menemukanku di kantor ku. Selama ini aku selalu menyembunyikan dimana aku bekerja. "Sial!!" umpatku.

👫👫👫

"Apa yang kau mau dariku?" tanyaku dengan kedua tangan kukepalkan di dagu.

"Apa maksudmu darling. Aku sangat merindukanmu" balas wanita itu yang langsung berdiri di sampingku dengan kedua tangan memegang kedua bahuku.

Aku sangat muak dengan perlakuannya kepada ku saat ini. Seolah-olah dia tidak pernah ingat dengan kejadian itu.

"Stop memaggilku darling! Kita sudah tidak ada hubungan lagi!" jawabku dingin.

"Tapi aku sangat mencintaimu. Waktu itu aku terpaksa melakukan itu karena ak-"

Potongku "aku tidak peduli dengan kejadian tempo hari. Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku sudah memiliki kekasih yang sangat aku cintai" dusta ku.

"Siapa!! Dengan cepatnya kau melupakan ku!!" tangisnya yang pecah saat itu juga. "Aku sangat menyesal telah melakukan itu, aku bingung!"

Aku tau dia berbohong.

Flashback on

Jam istirahat ku di kantor tiba. Aku ingin sekali menemui wanita yang aku cintai. "Kau dimana baby?" tayaku. "Aku di canlis honey. Ada apa?" jawab wanita di seberang sana. "Oh tidak ada. Ya sudah kalau begitu." kututup Iphone ku dan langsung ku letakkan Iphone ku di dasbor mobil.

Aku terhenti saat aku melihat toko bunga yang sangat indah, aku turun dari mobilku. Dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungku. Aku sudah terbiasa dengan tatapan memuja orang yang melihatku. Menurutku itu adalah hal biasa yang selama ini aku alami. Aku berjalan memasuki pintu toko bunga dan mataku tertuju pada bunga yang di pajang sendiri, menurutku itu bunga yang sangat indah.

Aku keluar dari toko bunga sambil menghirup aroma bunga merah menyala itu, karena aku tau kalau kekasihku itu sangat menyukai warna merah menyala. Aku memasuki mobil dan berangkat dengan menuju tujuan awalku.

👫👫👫

Sampai di canlis, aku shock melihat dua orang manusia sedang berciuman di depanku, seakan mereka sangat menikmatinya. Hatiku sakit saat melihat wanita yang saat ini berciuman dengan pria lain. "Ainsley!!!" teriakku dengan keras. Aku langsung menghampiri mereka berdua dan menyunggingkan senyuman sinisku. "Siapa dia?" tanyaku tenang menahan emosi.

"D..diaa" jawabnya terbata bata.

"Hei, kenalkan aku Darren Adamson" tuturnya sambil mengulurkan tangan ke arahku.

"Aku Ricardo Fernandez" jawabku tanpa menjabat tangannya.

Lalu dia menarik kembali tangannya. "Kau... Siapa nya Ainsley?" tanyaku dengan tatapan mematikan.

"Aku tunangannya" jawabnya tanpa rasa bersalah dengan perkataanya, kalau ada orang lain yang sangat teriris hatinya.

Aku shock mendengar kenyataan itu. Seakan akan ada petir yang menyambar ku di siang bolong. Aku langsung menatap Ainsley dengan tatapan menjijikkan. Tetapi dia menatapku dengan gugup dan meremas tangannya. Aku langsung menjatuhkan bunga yang saat ini aku pegang lalu menjatuhkannya dan menginjak-injaknya hingga hancur. Seakan akan itulah yang saat ini aku rasakan waktu aku mendengar pernyataan kejam ini.

Aku langsung pergi meninggalkan mereka berdua. "Arghhhhh!!!" aku memukul setir dengan penuh kemarahan.

👫👫👫

Aku berjalan gontai menuju taman yang sering aku kunjungi kalau aku merasa lagi kacau, aku menendang kaleng minuman di depanku ke arah asal. "Arrghhh!!!" pekikku dengan kesal. Tanpa di duga kaleng yang aku tendang mengenai kepala seorang wanita yang tidak jelas karena dia berada sangat jauh dariku.

Aku sempat kaget mendengar wanita itu menjerit.

Flashback off

"Siapa wanita itu!!! Siapa wanita jalang itu!!!"

"Jaga ucapanmu Ainsley! Jangan pernah kau menyebut.wanita.ku. sebagai wanita jalang!!" kutekankan kata wanita ku di hadapannya.

Dia langsung pergi keluar dari ruanganku dengan raut wajah merah padam menahan emosinya.

Aku kembali duduk dan langsung berpikir sejenak....

"Apa yang aku katakan? Siapa wanita yang ku maksud" aku merutuki diriku sendiri. Aku langsung teringat dengan wanita tadi siang. Ku tekan tombol calling "Cari tau tentang wanita tadi siang yang menabrakku di loby". "Aku akan memanfaatkannya" seringaian senyum licikku melengkung di bibirku.

Tinggalkan commet ya 😂 commentan kalian bikin aku semangat nih ngelanjutin nih cerita. Maafkan kalo banyak yg typo xixixi

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang