#11

13K 1.2K 34
                                    

"I'm home"

.
.
.

Kini ke tujuh anak itu sedang bersandar gurau, menikmati teriknya matahari siang (panas). Sesekali Haechan melontarkan lawakannya, yang membuat ke enam temannya utu tertawa terbahak-bahak.

"Btw dari tadi belum naro barang hyung?" tanya Jaemin,
"Eh.. Iyya belum naro barang heheheh, kuy lah anterin" ucap Mark seraya bangkit dan mengabil kopernya, yang sangat besar,
"Mark hyung bawa kopernya gede amat, tambah tas pula tuh. Kaya mau pindah ke sini aja" ucap Jisung, "sini aku bawain tasnya" tambahnya lagi mengambil tas yang ada di tangan Mark,
"Eh eh... Sini biar gua aja sung yang bawa, lu tinggal jalan manis aja" ucap Jeno merebut tas di tangan Jisung,
"Loh kok gitu?" ucap Jisung mengempoutkan bibirnya,
"Yodah lah ya, Jisung iyya in aja sih. yok deh ke kamar" ucap Haechan,
"Emmh... Kalian bisa bawain koper aku ke atas gak? Aku mau ketemu eomma dulu" ucap Mark tersenyum,
"Dengan senang hati, yaudah yuk, biarin Mark ketemu eomma" ucap Chenle mengambil koper milik Mark,

Mark pun berjalan ke ruangan nyonya Min dan ke enam anak itu kembali ke kamar mereka. Sesampainya di kamar Jeno, Jaemin, Chenle, dan Haechan memberesi koper dan Tan milik Mark, sedangkan Renjun sedang membersihkan rak buku, dan menaruh buku yang Mark bawa. Jisung hanya duduk manis melihat kakaknya tengah bekerja.

"Dan selesai" ucap Renjun, ia pun duduk di samping Jisung,
"Maaf ya hyung aku gak bisa bantu, kepala aku pusing heheh" ucap Jisung tersenyum manis,
"Kok pusing, kamu sakit lagi?" tanya Renjun menempelkan punggung tangannya di dahi Jisung,
"Iih nggak cuma pusing sedikit" jawab Jisung,
"Ooh yaudah, bobo siang gih" perintah Renjun, Jisung mengangguk dan merebahkan dirinya di ranjang,

*situasi Mark*

Mark membuka pintu perlahan, menampilkan sosok wanita yang tengah mencari sesuatu di lemarinya, dengan perlahan Mark menutup pintu.

"Eomma.." lirihnya,

Wanita itu membalikan badannya, dan sedikit terkejut melihat sosok anak di depannya. Perlahan, Mark menghampiri wanita yang telah membesarkannya itu.

Flashback
First meet, Mark Lee

Gemuruh angin terdengar dari luar, kini Min Soora tengah merapihkan pakaian sang anak yang masih berantakan di kasurnya. Ia menatap anak kesayangan dan satu-satunya itu tengah tertidur pulas, perlahan rintik air terdengar. Soora menutup jendela kamarnya dan menyelimuti anaknya itu.

"Yoongi, kamu cepet dewasa ya, eomma sayang kamu" ucapnya dan mencium kening anaknya itu,

Krek..
Pintu kamar mandi terbuka menampakkan sosok sang suami yang baru saja selesai membersihkan tubuh. Soora pun beranjak keluar dan duduk di ruang tamu, di ikuti oleh sang suami yang duduk di sampingnya.

"Chagi.. waeyo?" tanya sang suami, Min Yoojin
"Yoongi, meminta adik lagi" jawab Soora menunduk,
"Hmm" lirih Yoojin dan membawa Soora kedalam pelukannya,

Setelah mendengar kara dokter bahwa Soora di oprasi karena adanya gangguan pada rahimnya, Yoongi terus saja merengek ingin mempunyai seorang adik. Hal itu membuat Soora sangat sedih, mereka ingin mengadopsi bayi dari panti, tetapi yoongi bilang ia ingin adik yang kecil, adik bayi bukan adik yang umurnya 2 atau 3 tahun. Kini sepasang suami istri itu hanya mengatakan 'iyya adikmu sedang tidur di dalam perut ibumu' dan Yoongi kecil hanya tersenyum bahagia.

Ting.. Tong..

Bel rumah itu berbunyi, Soora sempat diam dan tidak memperdulikan bunyi bel itu. Ia pun pergi ke dapur untuk mengambil minum untuk sang suami, melihat makanan yang sudah lama di kulkas ia pun berniat membuangnya. Sebelum membuang makanan itu, ia terlebih dulu memberikan minuman hangat kepada sang suami. Setelahnya ia membuka pintu depannya, mengambil payung lalu berjalan menuju pagar. Ia membuang makanan itu di tong sampah dekat rumahnya. Langkahnya terhenti saat menyadari ada keranjang, dengan pita merah di depan pagarnya. Ia menghampiri keranjang itu dan mengangkatnya perlahan. Di bawanya keranjang itu ke dalam terasnya, ia menaruh payungnya dan meletakan keranjang di bangku teras.

"Seperti keranjang makanan, tapi kenapa ada pitanya ya?" gumam soora, ia pun membukanya perlahan,

"ASTAGA!!"

Dengan cepat Yoojin menghampiri Soora, dan melihat sang istri menutup mulutnya dan membulatkan mata.

"Ada apa sayang? Kenapa kamu teriak" tanya Yoojin,
"Itu.. Yoojin.. Ba.. Bayi" hetar Soora,

Yoojin pun membuka keranjang tersebut, dan menemukan seorang bayi yang masih memiliki bercak darah di tubuhnya.

"Lebih baik kita bawa bayi ini ke dalam rumah" ucap Yoojin Soora hanya mengangguk dan mengikuti langkan sang suami kedalam rumah,

Ia mengambil bak berisi air hangat, dan membersihkan tubuh sang bayi yang penuh noda darah itu. Memakaikan baju bekas Yoongi yang masih layak, dan menyelimutinya.

"Apa ada suratnya?" tanya Soora, Yoojin mengangguk,
"Di sini hanya tertulis 'Lee, is yours' jadi anak ini milik kita?" tanya Yoojin,
"Entah lah, saat aku keluar tidak ada tanda-tanda orang lewat tadi, aah apa mungkin tadi yang memencet bel?" Soora balik bertanya,
"Bagaimana jika kita angkat anak ini menjadi anak kita?" ucap Yoojin,
"Aah.. Seba.."

"Apa yang mau di angkat?" tanya suara cempreng dari belakang mereka, soora dan Yoojin menengkok dan mendapati Yoongi kecil tengah berlari ke arah mereka,

"Wooaaah, adik bayi... Eomma terimakasih adik bayi untukku!! Waaah" ucap Yoongi kecil menciumi pipi Lee,
"Siapa namanya eomma?" tanya Yoongi,
"Eomma juga belum tahu, Appa sebaiknya kita Kasih nama bayi ini apa?" ucap Soora,
"Aah aku saja!! Aku saja!!"ucap Yoongi mengacungkan jari telunjuknya,
"Dengan marga Lee ya sayang" tambah Yoojin mengelus kepala Yoongi, yoongi mengangguk,
"MARK LEE"

Flashback end

"Eomma!!" seru Mark yang langsung berlari dan memeluk nyonya Min,
"Mark, kamu sendiri? Dimana mommy dan daddy mu??" tanya nyonya Min mengelus kepala Mark,
"Hiks.... Eomma.. Hiks... Jebal.. Aku gak mau lagi sama mereka.. Hiks.. Walau umurku 15 tahun, hiks tapi aku gak mau kaya gini... Hiks.. Mereka jahat" ucap Mark menangis di pelukan nyonya Min,
"Waeyo honey??mereka kan baik? Dan sayang sama kamu" ucap nyonya Min lagi, Mark menggeleng dalam pelukan itu,
"Kalo mereka baik, kenapa aku selalu di jadiin babu dan selalu di cambuk eomma? Hiks... Jebal aku gak mau balik ke mereka lagi... Eomma aku cuma satu.. Itu cuma eomma Soora.. Hiks.. Jebal..." seru Mark, nyonya Min melepaskan pelukannya, dan menatap mata Mark yang sangat sembab,
"Apa maksudmu? Kok bilangnya gitu? Kamu bohong sama eomma?" ucap nyonya Min,
"Eomma gak percaya? Hiks.. Biar Mark Kasih tau" ucap Mark,

Ia mundur beberapa langkah, dan membuka bajunya. Betapa terkejutnya nyonya Min saat melihat banyak sekali bekas luka di tubuh mark, ada yang masih basah dan mengering. Mark hanya menangis dan sedikit meringis saat nyonya Min mengelus lengan bagian punggungnya.

"Kamu gak bilang apapun ke eomma, kenapa kamu diem aja? Hak asuh kamu itu masih ada di tangan eomma, jadi otomatis kamu masih menjadi anak eomma, tapi kenapa kami gak pernah cerita ini ke eomma?" tanya nyonya Min, ia mengusap pipi Mark yang basah karena air mata,

***
TBC
Weeh... Udah sampe ch 11 ^^ vote and commentnya di tunggu love you all :*

NCTDREAM: Our Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang