[Mino × Irene] Sunbae Hoobae

1.6K 70 8
                                    

(161011)
romance // 2442w
Warning:typos

(161011)romance // 2442wWarning:typos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐽

Baru saja Irene memutar kenop pintu ruang sekretariat kampusnya, ketika sebuah suara menyapa kehadirannya, "Irene-ah, tadi ada yang menitipkan poster padaku. Sudah kuletakkan di dalam lokermu."

Ia melambatkan langkahnya sejenak, berusaha memroses apa yang baru dikatakan seorang namja yang ada tak jauh di depannya, sebelum mengangguk mengiyakan. "Ah, ya, terimakasih Junmyeon."

Irene yang awalnya memasuki ruangan tersebut untuk sekedar menumpang selagi ia menunggu balasan pesan dari seseorang, mengubah arah jalannya menuju loker yang terletak di sudut ruangan.

"Mau rapat?" Tanyanya sambil memutar kunci. Pasalnya di ruangan ini sekarang ada Junmyeon dan antek-anteknya, yang duduk menggerombol di salah satu sisi ruangan.

Junmyeon mengangguk kecil sebelum membalas, "pleno acara pekan depan."

Irene hanya mengangguk-angguk paham. "Semangat!" Ujarnya sambil mengepalkan tangannya.

Ia kembali memusatkan fokusnya ke arah loker, memeriksa poster yang baru disimpan oleh Junmyeon. Ia memperhatikan isi poster tersebut terlebih dahulu sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi anggotanya yang bertugas.

Ia baru saja mengingat kalau sedang menunggu balasan pesan seseorang, kemudian memeriksanya. "Ck, mengapa tak juga dibalas?" Gumamnya geram. Jari-jarinya memukuli pintu loker yang telah tertutup di depannya secara pelan dan tidak beraturan. "Apa aku datangi saja, ya?" Ujarnya, berkata pada diri sendiri.

Sedetik setelah ia membuat keputusan tersebut, Irene melangkahkan kakinya untuk keluar ruangan. Namun beberapa langkah kemudian ia berhenti dan mengurungkan kembali niatnya.

Ia berada sekitar tiga langkah dari pintu masuk, ketika pintu ruang sekretariat dibuka oleh hoobaenya, salah satu antek Junmyeon.

"Eh, Noona!"

Irene menoleh. Butuh waktu dua detik untuknya mengenali namja di depannya.  Ia mendengus ketika menyadari siapa pemilik suara tersebut.

"Wah, lagi-lagi seorang Song Mino tidak dianggap oleh Bae Irene." Kata namja itu tidak penting.

Irene tidak menggubrisnya, masih fokus dengan ponselnya.

"Tidak ada kelas?" Tanya Mino, masih bertengger di pintu masuk. Untung saja tidak ada yang mau masuk ataupun kelar ruangan.

"Hah?" Irene yang tidak terlalu fokus akan hadirnya Mino hanya ber'hah-heh-hoh' ria, tidak menatap Mino.

Untungnya Mino termasuk orang yang sabar, jadi ia dengan senang hati mengulang pertanyaannya.

"Ah, ya. Aku sudah selesai kelas dari tadi siang." Mino manggut-manggut mendengarnya. "Kau sendiri?"

Entah Irene yang salah lihat atau memang benar begitu adanya, ia yakin raut muka Mino tiga puluh persen lebih sumringah setelah ia bertanya.

A Taste of Love (A Collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang