THREE

40 3 0
                                    

" Aku ud janjian sama Dia. "

Deg. Aku tidak menyangka Dia tega.

" Oppa, apa tidak bisa dibatalkan saja ? Kau sudah berjanji akan menemaniku."
" Maaf, Lisa. Aku tidak bisa. Aku sudah janji dengannya. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan besar ini."
" O-oh. Yasudah, aku akan pergi sendirian saja. Semoga berhasil oppa. "
Aku menutup telponnya. Dan tak terasa air mataku jatuh. Aku tak mengira akan sesakit ini. Jika Dia tahu perasaanku yang sebenarnya, mungkin akulah yang akan menjadi pacarnya. Aku memutuskan untuk kembali kedalam kamar dan mengurung diri

~~

Indonesia 08:00 WIB

Pagi ini, aku bangun terlambat. Beruntungnya diriku ini adalah hari minggu. Aku mengambil handphoneku dan membukanya. Mama, Marcell dan Andri menelponku. Mama memberi pesan kalau sedang berada di Luar Kota.

" Kenapa mereka tidak membangunkanku ? Aku takut sendirian. "

Lalu aku membaca pesan dari Andri.

From Oppa❤
Lis, bisakah kita bertemu. Di taman, 09:30. Aku tunggu 😉

Aku tidak meresponnya. Aku ingin sendiri dulu.

" Oppa, kau jahat. Kenapa kau tidak mengerti. Aku menyukaimu. Sangat. Hiks.... "

Apakah aku harus pergi menemuinya ?

Kata hatiku mengatakan Ya.
Lalu aku mengambil handphoneku dan membalas pesan Andri

To Oppa❤
Baiklah, aku akan segera kesana.

Aku bersiap-siap mandi dan pergi menuju taman.

~~

Setelah menempuh beberapa menit. Aku melihatnya duduk di taman tempa kami biasa berbicara. Aku menghampirinya.

" Hai, Oppa. Sudah lama menungguku ? "
" Hai. Tidak juga. Aku mengajakmu bertemu ingin meberitahukan kabar bahagia. "
" Kabar bahagia apa ? "
" Aku diterima. "
" Diterima ? "
" Iya, aku diterima. Sekarang aku sudah resmi berpacaran dengannya. "

Tuhan, mengapa ini harus terjadi kepadaku. Apa aku melakukan kesalahan yang fatal.

" Wah, benarkah ? S-selamat ya Oppa. "
" Nanti malam aku akan mengajaknya untuk bertemu denganmu dan berkenalan dengannya. "
" AKU TIDAK MAU! "
" Lisa, kamu kenapa ? "

Aku memutuskan untuk meninggalkannya ditaman dan kembali kerumah. Satu-satunya tempat yang membuatku tenang adalah rumah.

~~

Setibanya aku dirumah. Aku mendapat telpon dari nomor tak dikenal.

" Hallo ? "
" Hai Lisa, bagaimana kabarmu ? Aku rindu sekali mencubit pipimu itu. "
" Erik ? "
" OMG. Apakah kau memang sudah melupakanku sehingga kau tidak mengenali suaraku lagi ? Aku hanya ingin mengatakan kalau aku sekarang berada di Indonesia. Aku ingin kau menjemputku karena aku tidak tahu daerah-daerah sini. "
" Oh. Baiklah. Tunggulah aku disana. "

Erik adalah sahabat ku sewaktu aku masih di Korea. Dia sama seperti Andri. Hanya saja Erik adalah kakak kelasku sewaktu aku bersekolah disana.

~~

Aku mencarinya dan akhirnya bertemu dengannya yang sedang duduk menungguku.

" YA. Tidak bisakkah kau menelponku terlebih dahulu ? Aku belum ada persiapan untuk pergi kesini. "
" Tidak Mau. Kau seperti ini pun sudah sangat cantik. "

To be Continued~~

Hai, gaessss.
Maaf Ya, banyak Typonya. Maafkan aku sipenulis tak jelas ini 😑
Please Vote this story ya Gaes...
Thanks 😊😊

Only YouWhere stories live. Discover now