FOUR

29 1 0
                                    

" Tidak Mau. Kau seperti ini pun sudah sangat cantik. "
" Hahaha, benarkah ? Tapi sepertinya tidak. "
" Baiklah terserahmu. Bagaimana kabarmu ? "
" Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. " Jawabku dengan terpaksa.
Dia melihatku seperti melihat orang gila saja.

" Benarkah ? Aku rasa tidak. "
Apa maksudnya ? Pikirku.
" Apa maksudmu ? "
" Aku sudah tahu bagaimana ekspresimu saat kau terluka, sakit dan aku merasa kau sedang patah hati. Siapakah namja yang sudah mengisi hati seorang Lisa ? Hahahahaha. Arrggghhhh. "
Aku mencubitnya dengan keras. Mungkin cubitanku sudah meninggalkan bekas di lengannya.
" Bagaimana rasanya ? Enakkan. Hahahaha. "
" Auuhh. Ini sangat sakit. Bagaimana bisa cubitanmu masih sama seperti kau masih berada diKorea. "
" Hahahaha, maafkan aku. Itu sudah mengalir di dalam nadiku. Hahahaha. Apa yang kau lakukan di Indonesia ? "
" Seperti yang kau lihat sekarang. Aku disini melakukan pemotretan. "
" Pemotretan ? Di Indonesia ? Apa kau sudah menjadi fotograper ? "
" Tidak, aku adalah seorang model. Hahahaha. "
" Benarkah ? Wah, Daebak. Sejak kapan kau menjadi model ? Mengapa kau tidak memberitahukanku bahwa kau sudah menjadi model ? Kau tidak cocok menjadi model. Karena kau jelek. Hahahaha. "
" Aku sudah Dua tahun menjadi model. Aku sengaja tidak memberitahukanmu bahwa aku menjadi model, nanti kau akan mengikuti jejakku sebagai model. Hahaha. Lagipula aku jelek-jelek begini banyak wanita yang mengejarku. Hahahaha. Apa kau tidak percaya pada Sunbae-mu ini ? "
" Hahaha. Aku percaya kepadamu, Sunbae. "
Aku tidak percaya sunbae sekaligus sahabatku ini sudah menjadi Model. Sewaktu kami masih berada di Junior High School, aku sering mengatainya Jelek seperti ikan. Karena dia sangat mirip sekali dengan ikan. Hahaha. Rasanya lucu sekali mengingat kenangan-kenangan bersamanya sewaktu masih bersama. Ternyata sekarang dia sangat Tampan dan tinggi. Sekarang tinggiku hanya sebatas bahunya saja.
" Marilah Sunbae, kita kerumahku sekarang. Karena keluargaku sedang berada di luar kota. Mungkin kau mau tinggal untuk beberapa hari dirumahku. "
" Baiklah. Aku akan kerumahmu. Tapi sebelum itu, bisakah kita makan siang ? Aku sangat lapar sekali. "
" Yes, Sir. As your wish. Hahahaha. "
Untuk sesaat, aku melupakan rasa sakit hatiku. Entah mengapa saat aku bersama Erik rasanya sangat berbeda dengan saat aku bersama Andri. Aku berbicara dengannya seperti aku berbicara dengan Andri. Hanya saja Erik sangat suka sekali mengerjaiku. Mereka banyak sekali kesamaan.
" Hey, mengapa kau melamun ? Apa kau sedang memikirkanku ya ? "
Langsung saja ku pukul kepalanya agar tidak kepedean.
" Auh. Aku hanya bertanya saja. Mengapa harus sampai memukulku segala? " Dia kesakitan. Apa begitu parahnya pukulanku terhadapnya ? Menurutku itu masih sangat pelan untuk ukuran wanita seperti aku.
" Maafkan aku, Sunbae. "

~~

Setibanya kami di Cafe terdekat. Kami langsung memesan pesanan kami.
" Kau belum menjawab pertanyaanku, Lisa. Siapa Namja itu ? "
Degh.

Mengapa dia harus menagih jawabannya sekarang. Masih banyak waktu untuk bertanya tentang itu, Erik.
" Namja ? Ah, itu. Bukan siapa-siapa. Bagaimana keadaan kedua orangtuamu di Korea ? Apakah mereka baik-baik saja ? Apa mereka menanyakan kabarku ? "
" Lisa, kau tidak bisa membohongiku. Kau sengaja mengganti topiknya supaya aku melupakan pertanyaanku. Oh, tidak Lisa. Kau tau sifat ku seperti apa kan Lisa ? "
" Oke, baiklah. Aku akan menceritakannya padamu. Namja itu bernama Andri. Dia satu kelasku di sekolah. Sifatnya sama sepertimu. Kalian berdua banyak sekali kesamaan. Andri adalah versi good boy, sedangkan kau versi bad boynya. Hahahaha. "
Aku melihatnya melotot seakan sepasang mata itu akan keluar dari sarangnya.
" Mian. Hehehe. Dia adalah orang pertama yang menjadi sahabatku disana. Dan suatu hari dia menceritakan seorang yeoja yang satu sekolah dengan kami. Aku sakit, Erik. Sangat sakit. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi kepadaku. "
" Apakah kau sudah memberitahunya bahwa kau menyukainya ? "
" Tidak. Aku takut persahabatan kami akan hancur jika aku mengatakan itu kepadanya. "

Author POV

" Apakah kau sudah memberitahunya bahwa kau menyukainya ? "
" Tidak. Aku takut persahabatan kami akan hancur jika aku mengatakan itu kepadanya. "

Erik sangat bahagia mengetahui Lisa belum memberitahukan perasaannya kepada sahabatnya, Andri. Erik sangat mencintai Lisa sejak mereka sudah duduk di Junior High School. Itulah salah satu alasannya mengunjungi Indonesia, hanya untuk menemui Lisa.

Lisa POV

" Bagaimana denganmu, Ikan ?"
" Ya, bagaimana bisa kau mengataiku Ikan ? Wajahku sudah sangat tampan tapi masih saja kau mengataiku Ikan. "
" Maaf, bagaimana dengan dirimu ? Apakah kau sudah mempunyai pasangan ?
" Belum. Tetapi aku sudah menemukan wanita yang aku cintai. "

To be Continued~~

Mohon maaf yang sebesar-besarnya buat kalian. Aku updatenya baru sekarang 🙏 Aku bakalan usahaiin updatenya cepet.
Please Vote and Give comment gaes ❤😊

Only YouWhere stories live. Discover now