III

9.9K 879 19
                                    

Emma POV



Semenjak kepulanganku dari Inggris, entah mengapa tingkat kewaspadaanku menjadi tinggi. Aku merasa diperhatikan, diikuti, dan selalu diawasi setiap gerak-gerikku. Dan jauh di lubuk hatiku, entah mengapa aku merasa yakin jika hal aneh ini dikarenakan setelah aku bertemu dengan pria tua itu.

Aku pun telah mencari tahu mengenai pria itu di internet.

Jax Botticelli, pria berumur tiga puluh tahun. Seorang pengusaha sukses yang memiliki reputasi playboy. Berita mengenai dirinya yang gemar berganti pasangan tidak lah mengejutkanku.

Dasar pria tua bodoh dan tidak tahu diri. Semoga saja dia terkena penyakit kelamin agar tahu rasa.

"Nanti aku jemput kau jam sembilan, ya?"

Aku menoleh dan mendapati Ashton Baraz—sahabatku sejak kecil dan cinta pertamaku— bertanya.

"Oke." Jawabku singkat

"Kalau begitu, aku pulang duluan. Sampai jumpa nanti, Em."

Aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku ketika Ashton mulai menjalankan mobilnya untuk keluar dari pekarangan rumahku.

Malam ini, aku akan pergi ke sebuah kelab bersama Ashton dan beberapa teman sekelas kami untuk merayakan ulang tahunku yang kedelapan belas. Aku tahu kalau aku dan teman-temanku masih dibawah umur untuk memasuki sebuah kelab, namun entah bagaimana caranya Ashton dan yang lain berhasil mendapatkan akses untuk kami semua nanti malam. Dan sejujurnya, aku tidak terlalu suka pergi ke kelab karena suasananya terlalu berisik. Namun Ashton telah berjanji kepadaku jika aku akan menikmati acara nanti malam.

Dia bilang, dia akan memberikanku sebuah kejutan. Hal itu membuatku jadi tidak sabar untuk acara nanti malam.

Kira-kira, kejutan apa yang akan diberikan oleh Ashton? Apakah dia menyatakan perasaannya padaku?

Pemikiran tersebut berhasil membuatku tersenyum tidak jelas saat ini.

Jika dia benar-benar akan menyatakan perasaannya padaku, maka malam ini adalah hadiah ulang tahun terindah yang akan aku terima.

***

Aku mematut diriku di depan cermin untuk yang kesekian kalinya. Dress hitam dan sepatu heels berukuran lima senti ini terlihat cocok untukku. Yah walaupun aku sedikit kurang nyaman dengan memperlihatkan belahan dadaku, tapi ya sudah lah. Toh, aku kan mau pergi ke klub malam, bukan mau pergi ke gereja.

"Kau tampak sangat cantik sekali, Em."

Tubuhku segera berbalik dan mendapati Ashton sedang menyandarkan tubuhnya di ambang pintu.

"Terima kasih," ucapku dengan malu.

"Yuk, kita berangkat sekarang." Ajaknya. Aku menganggukkan kepalaku menanggapi ajakannya.

Entah mengapa, jantungku berdetak dengan cepat saat ini.

"Mana surprisenya?" tagihku ketika kami sudah masuk ke dalam mobil Ashton.

Mendengar pertanyaanku, dia berdeham dan terlihat gugup saat ini. "Nanti." Balasnya. "Aku akan memberikan kejutannya nanti."

"Oke."

"Oh, aku punya sesuatu untukmu. Anggap saja ini kejutan pertama untukmu, oke?"

Ashton mengambil sesuatu dari jok belakang dan aku terkejut ketika dia menyerahkan sebuah boneka panda berukuran besar kepadaku.

"Untukmu." Katanya seraya menyerahkan boneka panda tersebut.

"Terima kasih, Ashton!" balasku riang. "Aku senang sekali menerimanya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Il SuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang