Nesia merasa beberapa hari ini kurang sehat. Setiap dia bangun tidur selalu mual, mencium bau menyengat, makanan pedas, dan makanan manis membuatnya selalu mual-mual dan muntah. Tubuh Nesia juga tampak sedikit kurus dan kulitnya tampak pucat. Namun hal itu tidak membuat Nesia tampak jelek, justru Nesia tampak lebih cantik. Entah kenapa dia sangat menyukai bunga matahari dan setiap sore pasti dia akan ke rumah kaca di belakang rumahnya yang berisi tumbuhan, bunga-bunga, dan yang paling dia sukai bunga matahari.
Setelah selesai melihat bunga matahari, Nesia segera menuju ke dalam rumah untuk memasak. Entah mengapa, saat ini dia sangat ingin makan makanan kecut padahal dia sangat membenci itu. Setelah selesai memasak, Nesia pun makan duluan tanpa memikirkan Ivan.
Setelah selesai makan, Nesia pergi ke perpus dan mulai mencari buku tentang bunga matahari. Mendapatkan apa yang dia cari, Nesia pun segera pergi ke ruang tamu dan membaca buku itu di sofa.
(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)
Di tempat lain, tepatnya di sebuah gudang tak terpakai tampak sekelompok orang berpakaian jas hitam dengan banyak luka dan tato sambil membawa senjata api. Orang-orang itu adalah mafia Rusia yang sangat ditakuti dunia karena sifat mereka yang begitu sadis dalam menyiksa orang. Siapa pun yang berurusan dengan mereka esoknya dapat dipastikan orang itu akan menghilang secara misterius. Di sana terlihat seorang pria yang pakaiannya dilucuti dan badannya dipenuhi luka, benjol, dan memar. Tangannya terborgol di atas kepalanya dan tubuhnya terus-menerus di cambuk oleh beberapa orang. Teriakan memilukan dan kesakitan bagaikan nyanyian penyemangat bagi orang yang memukul pria itu.
"Cukup, da"
Terlihat seorang pria keluar dari kegelapan di balik pria yang dipukul. Rambut pirang pucatnya tampak halus dan indah di bawah sinar bulan. Tubuhnya yang besar dan paling tinggi membuat beberapa orang di sana takut. Mata violet tajamnya menatap jijik pada pria yang di siksa.
"Tuan. Ivan" ucap serempak semua orang di sana selain yang di siksa.
"Tu-tuan Ivan." ujar terbata-bata pria itu.
"Jangan panggil tuan Ivan dengan mulut kotormu, sialan!"
Salah satu bawahan Ivan yang tidak terima nama tuannya disebutkan oleh orang itu memukulnya dengan sadis.
"Hentikan, da."
"Baiklah, tuan."
Menatap jijik pria di depannya, Ivan langsung mengacungkan sebuah pistol di kepala pria itu yang seketika takut setengah mati.
"Aku akan memberimu pilihan, da. Kamu mau mati atau..."
"A-aku, to-to-long am-pu-pu-ni sa-sa-ya tu-tu-tuan Ivan, mo-mo-hon-mohon am-am-pu-pu-puni sa-sa-ya tu-tu-an. Bi-bi-biar-biar-kan sa-sa-saya hi-hi-hidup, tuan." pinta pria itu dengan terbata-bata dan takut. Walaupun pria itu tahu bahwa dia tidak akan diampuni dan akan mati, setidaknya dia berusaha untuk bisa hidup walaupun harus menginjak-injak harga dirinya.
Ivan hanya menatap datar pria itu dan memberikan seringai yang membuat pria itu dan anak buahnya ketakutan. "Baiklah, da. Aku akan membuatmu hidup..."
Mendengar hal itu membuat senang sekali, merasa hal yang tadi dia buat tidak sia-sia. Namun,
"Tapi sebagai budak milikku di bawah tanah, da! Kolkolkolkol....."
Di saat bersamaan membuatnya terhempas sampai berada di dasar neraka.
Di bawah paksa, pria itu ditarik 2 orang anak buahnya untuk dijadikan budak di bawah tanah. Siapa pun yang berurusan dengan Ivan atau Mafia Rusia akan mati atau yang lebih buruk akan di pekerjakan seumur hidupnya di bawah tanah sebagai penambang dan budak Ivan. Melihat kepergian pria itu membuat Ivan tertawa menakutkan yang membuat anak buahnya ketakutan.
"Ck, ck, ck, kamu tidak berubah ya, Kakak!" ucap seorang gadis dengan rambut yang berwarna sama dengan Ivan dan mata violetnya yang tajam sambil memainkan belati di tangannya.
"Na-natalya?!"
"Ada, sesuatu yang ingin kutanyakan. Siapa, siapa yang Rangga di sini, kak Ivan~?!" ujarnya langsung melempar belati di tangannya hingga yang hampir mengenai pipi Ivan dan menancap di dinding beton.
(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)
Maaf ceritanya pendek. Terima kasih yang sudah membaca cerita ini dan memberi dukungannya.
See you, next. (^_^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Forgive Me [Hiatus]
RomanceTolong, maafkan aku. Aku tahu, aku tak pantas kamu maafkan tapi aku mencintaimu. Mengapa aku baru menyadari perasaan ini ketika kau sudah pergi? Sungguh, maafkan aku Ranesia...