"Hujan, like always."
Butiran butiran air hujan jatuh menetes begitu saja di jendela kecil apartment itu. Suara kecil yang ditimbulkan oleh cairan bening yang terus membasahi kota Seattle sore hari terdengar begitu berirama. Menelusup kedalam sepasang telinga milik seorang wanita yang kini tengan sibuk memegang secangkir hot chocolate di genggamannya.
"Kyle, come here.", ujar wanita itu sesaat setelah ia mendudukkan dirinya diatas karpet berwarna biru gelap. Suara gemerisik terdengar dari arah dapur sebelum sesosok anjing dengan ras Alaskan Malamutte tampak berlari kecil kearahnya sembari membawa sebuah mainan karet berbentuk chicken drumstick dimulutnya.
Hazel mendesah pelan, tangannya kini sibuk mengacak acak bulu lebat anjing itu.
"Kyle, aku memintamu kesini untuk duduk dan menjadi alas kepalaku untuk tidur, why the hell am I ended up in rubbing your tummy? Dan kau tidur diatas karpet ini dengan seenaknya? Menyebalkan.", protes Hazel saat ia melihat anjing itu berbaring didekatnya, tak melakukan apapun. Segala bentuk protesnya hanya dibalas oleh suara lenguhan kecil yang berasal dari anjing yang berumur kira kira lima tahun.
"Kyle, I'm hungry. Ambilkan makanan untukku.", racau Hazel lagi sambil menyandarkan kepalanya ke tembok.
"Food, Kyle. Food.", Hazel masih belum menyerah. Berharap anjing itu akan melakukan suatu trik ajaib yang bisa menghilangkan rasa laparnya.
Tanpa diduga, anjing itu bangun dari posisinya, dan berlari menuju dapur. Ekornya terkibas dengan cepat, seakan mengerti maksud dari tuannya yang terlihat begitu menyedihkan.
Mata Hazel terbelalak kagum saat ia menyadari apa yang terjadi. Telinganya menangkap suara gemerisik kantung plastik dari arah dapur."Ah. Kyle, what a good boy. Aku tak tahu bahwa kau mengerti perkataanku.", ujar wanita itu tanpa bergerak dari tempatnya sedikitpun.
Suara kaki Kyle kembali mengisi ruangan setelah beberap saat, membuat Hazel mengalihkan perhatiannya.
"Kyle, aku penasaran. Apa yang kau ba-....OH MY GOD, KYLE !!", jerit Hazel saat menyadari pemandangan dihadapan matanya.
Anjing itu hanya menatap bingung kearah majikannya sembari menjatuhkan bungkusan yang dibawanya.
Kaki Hazel segera menumpu tubuhnya, wanita itu kini tampak berjalan kearah Kyle yang masih tampak memiringkan kepalanya dengan ekspresi yang ia anggap sebagai ekspresi bingung menurut para anjing.
"Kyle. Aku lapar, dan kau membawakan makanan...Thank you.", ujar Hazel sambil menghela nafas.
"Tapi, Pedigree bukanlah makananku Kyle....IT'S YOUR FOOD...OH MY.", ucap Hazel gemas sambil mengutuki dirinya sendiri yang cukup tak waras untuk meminta anjingnya sendiri membuatkan makanan.
Dengan malas, Hazel kembali mengumpulkan tenaga pada kedua pergelangan kakinya, menyeret telapak kakinya diatas karpet, dan mengangkat bungkusan besar dog food yang ada di mulut anjingnya itu.
Pikirannya kembali berkelana jauh, memutar kembali hari hari yang telah ia jalani beberapa hari belakangan. Semua hal tampak berubah, terutama ketika ia telah resmi menyandang gelar sebagai Finance Team pada perusahaan raksasa itu.
"Vilcanne.Inc, huh?", gumamnya lagi sembari meletakkan bungkusan dog food ditangannya kedalam lemari berwarna sky blue di sisi kiri ruang dapur.
Sesosok wajah kembali hinggap pada benaknya saat nama perusahaan itu disebutkan. Wajah pria yang terasa begitu familiar, namun asing.
Rupa milik pemimpin perusahaan itu. Siapa namanya? Eugene Dominic?
Pria yang tampak begitu arogan, menyebalkan, dan mengintimidasi. Harga dirimu seakan runtuh begitu saja saat ia mulai membuka mulutnya untuk berbicara. Hazel masih mengingat insiden yang terjadi beberapa hari lalu dengan sangat jelas.
***
"Nona Genevieve, kau tidak berada disini untuk bermalas-malasan. Setiap hasil dari pekerjaanmu akan dinilai oleh asesssor, dan itu akan menentukan jangka waktu serta nasib karirmu di perusahaan ini. Jadi, berhentilah menonton video anjing itu dan segeralah bekerja.", Eugene menatap gadis dihadapannya dengan ekspresi datar. Tangannya meletakkan beberapa lembar kertas berisi laporan laporan yang nampak belum sempurna diatas meja kayu yang terbuat dari mahoni di ruangan itu.
Hazel yang merasa tengah ditegur segera merapikan lembaran putih itu dan memasukkannya kedalam map yang tengah dipegangnya. Bibirnya tersenyum kesal saat kedua kakinya melangkah menuju pintu keluar di ruang pimpinan itu.
"Wait, darimana ia tahu bahwa aku terus menerus menonton kompilasi dari video anjing anjing itu? Tak ada kamera CCTV di ruanganku. Then...how?", pikirnya dalam hati sambil berusaha untuk mengatur ekspresi wajahnya yang sudah pasti terlihat begitu menyebalkan.
Berbagai skenario dan kemungkinan kembali memenuhi pikirannya. Tentang bagaimana cara seorang pimpinan yang super sibuk bisa memiliki waktu untuk mengecek progress yang dilakukan oleh beberapa staff dan apa yang kemungkinan besar sedang dilakukan para karyawan dengan komputer milik perusahaan.
"Oh..Vilcanne.Inc dan software terbarunya.", desah gadis itu pelan saat ia menyadari satu satunya jalan termudah yang bisa dilakukan oleh pimpinan menyebalkannya itu.
"Great. I can't have any privacy on my own computer? Luar biasa. This company is marvellous. Screw that. Perusahaan ini benar benar menyebalkan.", runtuknya dalam hati.
***
"Skor bagus untukmu Hazel, mempermalukan dirimu sendiri didepan pemimpin perusahaan luar biasa itu hanya dalam rentang waktu tiga hari. That was a new record, hm?", gumam Hazel lagi. Tangannya kini terulur untuk membuka pintu kulkas berwarna silver, berharap untuk menemukan sesuatu untuk mengurangi rasa lapar dan menemani rasa malas yang tampaknya tak kunjung pergi.
"Guess what."
"I really need to buy some more groceries. Mungkin nanti sore.", ujarnya saat ia melihat stok susu serta bahan makanan yang semakin menipis. Kulkas itu hampir kosong, hanya terlihat beberapa buah tomat dan satu dus cranberry juice yang masih setengah penuh.
"Well, INSTANT NOODLES FOR THE WIN, BABY! CAUSE I'M POOR AS HELL!!"
Hazel mengambil sebungkus makanan instan itu dengan satu gerakan cepat. Merutuki dirinya sendiri yang selalu menganggap grocery shopping sebagai hal yang tak penting.
"And you said you have to be slimmer by the end of this year? Lupakan itu hazel, lupakan itu. Kurasa aku akan tetap menjadi seorang gadis yang ceroboh dan tak memiliki tujuan apapun dalam hidup. Well done, girl. Well done."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Again !
RomanceYou and I would always be an unfinished business. Kisah kita belum selesai, dan mungkin saja belum dimulai.