Chapter 4

28 3 0
                                    

Kepalaku sakit sekali, aku kembali sadar dan mengingat apa yang telah terjadi. Hyu wan menggenggam tanganku lalu aku jatuh pingsan?. Itulah seingatku.
'Kapam  ini akan berakhir?' Dokter bilang seharusnya oenyakit ini akan sembuh saat berusia 15 tahun, tapi bagaimana denganku? Aku tahu tuhan pasti punya rencana lain, aku akan terus berusaha...
'Apa setiap habis pingsan harus lapar?' Perutku keroncongan sekali seperti tidak pernah makan selama berminggu-minggu. Aku beranjak dari tempat tidurku, menapakkan kakiku kelantai, pusing sekali kalau harus turun tangga seperti ini. "Bi?"
"Ah kau sudah bangun, ayo makan!"
"Aku pingsan berapa lama bi?" Aku menarik kursi dibawah meja makan untuk kududuki.
"Satu malam, temanmu yang mengantarmu pulang" ucap bibiku yang sedang sibuk menata meja makan. Meja makan ini hanya cukup untuk dua orang saja, ya semacam meja kafe.
"Oh, seperti itu..."
Aku dan bibiku memulai kegiatan makan malam ini, aku tau rasa sepi ini gak akan abadi, suatu saat nanti akan ada hal yang berbeda membuat rasa sepi ini menjadi keramaian.
Hyu wan...
Apa maksudnya melakukan hal itu? Dia benar-benar aneh atas tindakannya itu.



Aku berjalan kaki menuju sekolahku, di-otakku tidak ada isinya sama sekali, astaga sekarang aku memikirkan apa?
Aku menghentakkan kakiku malas menuju kedalam area sekolah.
Astaga! Siapa yang memelukku!
"Yak! Apa yang kau lakukan!" Aku menoleh kebelakang.
Hyu wan yang memelukku. Dia melepaskan pelukannya.
"Kau tau, ternyata kakakku adalah kakak tiriku" ucapnya sembari berjalan disampingku.
"Kakak tiri? Memangnya kau punya kakak?"
"Iya, ibuku baru menceritakannya tadi. Nama kakakku lee hyu soon. Dia anak dari ayahku"
"Hhm sebenarnya aku tidak bertanya" ucapku.
"Hey ayolah..!"
"Hahaha, baiklah jadi kau mempunyai saudara tiri. Hey! Dia jahat ya?"
"Bodoh! Kau terlalu banyak menonton drama!" Ucap hyu wan sembari memukul kepalaku.
"Dia sangat baik, kita seumuran kok!"
"Dia sekolah dimana?" Aku bertanya.
"Memangnya kau belum pernah melihatnya? Dia satu sekolah dengan kita!" Ucap hyu wan dengan senyum yang merekah diwajahnya.
"Oh benarkah? Dia kelas berapa?" Aku termenung dan menerka- nerka semua ini, bagaimana kalau?... Ah tidak mungkin kan? Tidak akan ada sangkut pautnya denganku.
"Dia kelas 1-5 . Besok kau kan tidak terapi, kau mau menemaniku beli kado tidak?" Ucap hyu wan memastikan.
"Kado untuk siapa?"
"Untuk hyu soon. Dia ulang tahun besok lusa"
"Besok lusa?" Aku terbelalak dengan kata-kata yang dilontarkan hyu wan tadi.
"Iya kau mau kan?"
Tapi besok aku..."baiklah" aku memberikann senyum terindah untuk hyu wan, ya supaya dia senang.
Tapi besok lusa? Itu hari ulang tahunku. Apa jangan-jangan, aah tidak-tidak, di korea kan jumlah penduduk beribu-ribu, pasti ada saja yang berulang tahun sama denganku, ini pasti hanya kebetulan saja.

Aku berjalan menuju kesekolah bersama hyu wan, kami saling berbagi cerita selama diperjalanan.
Sesampainya dikelas, aku merasa ini semua membosankan, apa yang kulamunkan sekarang? Aku hanya bernafas saja tapi tidak ada yng dilamunkan.
"Hyu wan apa kau mu membantuku?" Ucapku tanpa memandang wajahnya.
"Membantumu untuk apa?"
"Untuk menemukan kakakku." Ucapku.
"Kakakmu?"
"Iya kakak ku yang hilang kau mau kan?"
Aku membalikkan posisiku, lalu menatap hyu wan dengan dalam.
"Baiklah, kakakmu laki-laki atau perempuan?"
"Dia laki-laki. Usianya sama seperti aku"
"Apa kau yakin?"
"Aku yakin, aku dan kakakku kembar" ucapku meyakinkan.
"Hhm, baiklah, kapan kita mulai mencari?" Ucap hyu wan, disela-sela ucapannya itu dia sembari menggaruk-garuk selangkangan tangannya, kurasa dia baru saja tumbuh bulu ketiak, jadi terasa gatal. Mungkin. Untungnya aku tidak il feel an.
"Besok bagaimana?" Ucapku sembari merhatikan gerakan tangan hyu wan yang masih asik meggaruk ketiaknya.
Dia melihat arah tatapanku,"ah sorry, oke aku akan membantumu" ucapnya tersenyum.

Selepas pulang sekolah aku langsung menuju tempat terapi. Semenjak terapi ini kata dokter penyakitku ini semakin lama semakin membaik. Kalau ada laki-laki yang menyentuhku, aku hanya merasakan pusing saja. Walaupun hanya mengalami kemajuan yang tidak pesat, tapi aku bersyukur sekarang aku tidak pernah pingsan lagi.

Hari ini aku berencana akan mengantarkan Hyu wan mencari kado untuk kakaknya.
"Jadi kamu nanti tidak bisa menemaniku untuk membeli bunga?"
"Maaf Han ni. Mungkin kau akan ditangani oleh karyawan toko bibiku yang lain"
"Baiklah, tidak apa-apa..."

Bel terkutuk pun sudah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas, untuk menuju kerumahnya masing-masing, tapi pasti ada saja kan yabg pergi ke tempat game?
"Kau sudah siap?"
"Iya ayo!"ucapku penuh semangat.

ANDROPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang