Malam-malam,
rindu menyapa.
Tirai tersibak,
nampaklah jejak nestapa.Rintihan terngiang.
Namun,
itu bukan patah."Hancurkan, hancurkan,"
teriak penguasa.Tangannya kekar,
terendus tamak.Oh, Raja.
Dia tak mengejek.
Dia hanya mengeja.Apa salah sang jelata?
"Tak ada," geram sang Sahaja.
Kabut-kabut mengabur,
Mengukur,
tangan terulur.Terhunus,
pinus menembus.
Miskin,
makin menimbun.Tak adakah yang mengemban?
KAMU SEDANG MEMBACA
Semburat Warna Aksara
PoetryTinta menetes, Mengikis prahara. Rindu meretas, Menetas aksara.