3. An Unclear Memory

33 1 0
                                    

"Excuse me ma'am, ada tamu CEO dari Atmajaya Corp, Pak Edgar. Katanya belum membuat janji. Haruskah saya membuatkan janji dulu?" Anne masuk dengan balutan pink short dress yang senada dengan warna dress 'lumayan' ketat Tris, pink polos dan ada tulisan 'queen' di atas dada.

"Biarkan ia masuk"

Anne kemudian keluar sambil menahan tawa, mengingat ia mengetahui Edgar adalah pria yang dijodohkan dengan Tris, dan Edgar adalah pria tertampan dari sekian mantan pria yang disodorkan ibu Tris.

"Lunch with me, rabbit?" Pria tampan yang berbalut jas hitam itu kini berjalan mendekat ke meja Tris. Sedangkan Tris, masih sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.

"I'm not your rabbit. Aku udah janji mau makan siang sama sekretaris aku. Kalau kamu kesini hanya untuk ini, lebih baik kamu keluar" kini Tris sudah mengalihkan pandangannya, menatap Edgar dengan datar, tepat pada bola mata Edgar yag berwarna emerald, menyejukkan.

Entah kenapa, warna mata itu mengingatkannya pada sesuatu. Suatu kenyataan yang lebih baik tersimpan rapat di bawah lautan.

"Oh ayolah, sekretaris sinting itu pasti menyetujui ideku" Ed kemudian tersenyum lebar, dan mengerling, membuat Tris jijik.

"Sekretaris sinting itu teman aku, dan kamu baru saja menghinanya" Tris mengingatkan Ed sehingga senyum lebar Ed hilang seketika digantikan dengan wajah cemberutnya, yang lucu. Membuat Tris ingin tertawa. Tapi tidak. Jangan.

"Aku tuh mau ngajak kamu lunch mau bahas soal kita kedepannya. Mau lanjut apa gak"

"GAK! Bisa mati botak aku besok kalo tau bakal nikah sama orang gila" Tris langsung berdiri dan menyambar tas dior putih itu dengan cepat dan menghampiri 'orang gila' itu.

"Nahloh, mau kemana kamu rabs?" Ed langsung mengejar Tris yang mulai berjalan mendekati pintu keluar dari ruangan itu.

"Mau lunch sama kamu lah, mau bahas soal kita" kata Tris sambil menekankan pada kata 'kita' dan menunjukkan senyum paksanya.

"Yaudah. Tapi harus serius ya. Ini demi masa depan lho. Kalau kamu ambil langkah salah, yang berarti tidak menikahiku, ya rasakan saja penyesalannya"

"Aku daritadi juga udah serius lho. Yang ngajak becanda itu siapa coba!?" Tris mulai memasang wajah datarnya, lagi. Sehingga membuat Ed kaget dan segera mengekori Tris yang mulai berjalan mendekati lift.

Dasar singa betina pemarah, kasian nanti yang jadi suaminya kena amuk mulu, hihhh. Batin Ed sambil membayangkan dan tertawa kecil.

E Restaurant, 01.04 PM

Tris dan Ed mulai memasuki restaurant mewah didepannya itu, bak sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Apalagi melihat wajah manis Tris, dan wajah tampan Ed.

"Aduh mereka couple goals banget sih"
"Si cewek cantik, si cowok tampan. Kurang apa coba?"
"Yaampun, cowoknya buat gue aja dong"
"Cocokan sama gue kali tuh cowo daripada elu"

Itulah beberapa bisik-bisik yang tertangkap telinga tajam Tris yang sudah terlatih itu, sampai akhirnya ia terduduk nyaman di sofa sambil membaca menu.

"Lasagna beef 1 sama tiramisu bubble tea 1" kata Tris kepada pelayan wanita yang mencuri-curi pandang ke arah Ed.

"Di duain aja mbak pesanannya" kata Ed tersenyum simpul, membuat pelayan wanita tadi makin memujanya.

"So, what's your plan?" Kini Tris mulai membuka suara sejak keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu.

"Aku cinta wanita lain. Katakan juga kau mencintai pria lain. Karena, hanya dengan mengatakan kita mencintai orang lain perjodohan ini akan batal" rekor. Kalimat 'serius' terpanjang Ed yang pernah ia ucapkan pada Tris.

MEMORI [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang