Akibat cairan dari dalam suntik milik Tris yang ia simpan di brankas, luka tembak itu tak berakibat fatal, apalagi pelurunya di ambil dengan garpu dan sendok yang tidak higienis. Dan bekas luka itu bisa hilang.
Acara pernikahan mereka akan dilaksanakan 2 minggu setelah pertemuan keluarga waktu itu. Yaitu hari ini. Mereka telah melewatkan hari-hari tak berguna untuk foto pre-wedding dan fitting baju pengantin.
"Yaampun adik kecilku udah jadi Nyonya Enparker sekarang. Baik-baik yah sama suami" Jason mengerling nakal pada Tris dan menatap Jhos. "Jangan sampe aku tau kamu nyakitin dia loh, kalau gak, pertemanan kita bakal hangus"
Hangus!? Di kata makanan.. Batin Jhos kesal pada sahabatnya itu.
Sekarang giliran Rose. Ia hanya menyelamati Jhos dengan wajah datarnya dan beralih pada Tris. "Jangan cari kesenangan di berbagai club lagi yah, Vil" Tris menatap Rose kesal, dan Rose hanya menampilkan gigi-gigi putihnya merasa tak bersalah.
"Happy wedding, bahagia selalu ya kalian. Semoga cepet dapet momongan ya" dan itu suara Anne. Jhos hanya bisa tersenyum sambil mengerling pada Tris.
"Rabs, pesanku sih kasihin jatah sebelum kalian cerai" Ed hanya bisa tersenyum jahil sedangkan Jhos menatap dengan tatapan membunuhnya.
"Dasar kalian sama aja, pada haus belaian!" Teriakan Tris cukup terdengar sampai ke beberapa baris berikutnya membuat orang tua Tris dan Jhos hanya bisa menahan malu.
Setelah sesi jabat tangan yang panjang itu selesai. Mereka berdua langsung dihadiahi tiket pesawat oleh orangtua Jhos. Dan Tris hanya bisa melongo. Ia butuh tidur di kasur nan empuk, bukan kursi pesawat, sekalipun kelas business.
"Aku belum beres-beres mah" Tris menatap sang ibu memohon pertolongan. Namun sang ibu hanya bisa tersenyum lebar menatap perut Tris.
Tris tahu arti tatapan apa itu!
"Kapan lagi loh ke Bali, iya kan Jhos?" Kini ibu Jhos angkat bicara berusaha membujuk Tris. Dan ia hanya bisa tersenyum kecut.
Ya, Bali. Hanya Bali. Batinnya mengingatkan.
Nusa Dua Hotel, 12.35 PM
Setelah perjalanan panjang kurang lebih 12 jam itu, Jhos serasa ingin menguburkan dirinya di tempat tidur dan menikmati kasur empuk itu. Tapi tidak bagi Tris.
"Jhos, nanti kita ke Tanah Lot, ya" ucapnya girang sambil menarik koper pink-nya. Jhos hanya menatapnya kesal.
"Ke Kuta liat sunset hari ini, kan? Terus besok pagi liat sunrise di Sanur" Tris tersenyum lebar. Namun Jhos masih bungkam.
"Aku mau tambah tatto juga, boleh yah?" Jhos yang hampir terlelap itu, tiba-tiba membelalakan matanya.
"Kau punya tatto!?" Dan Tris hanya mengangguk dan segera berlari keluar dari kamar menuju dapur.
Wajar saja, wanita itu kan hobinya ke club.
04.00 PM
Jhos yang terbangun dari tidur lelapnya mencium aroma telur goreng yang ditambahi kecap. Aromanya masuk dari selah-selah pintu kamar memasuki indra penciumannya.
Ia melihat sekeliling kamar itu. Dan kosong. Tidak ada Tris di sana, yang berarti wanita itu sekarang berada di dapur.
"Nyenyak tidurnya, hm?" Tanya Tris dengan nada mengejek. Apalagi melihat mata Jhos yang masih memerah. "Nih makan dulu, gapapa kan kalau telur goreng?" Ia menunjuk kedua telur itu dan menatap Jhos.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI [PAUSED]
RomanceVilsya Wijaya, CEO WijayaGroup yang memiliki rahasia masa lalu harus bertemu dengan Jhos Enparker, CEO HalbenvGroup sekaligus penasihat para polisi divisi detektif yang memiliki misi menangkap ketua dan anak buah dari kelompok bernama RedSoul, penge...