Part 9

5.8K 312 6
                                    

"Hinata-chan." Sakura menyentuh bahu sahabatnya lembut. Hinata menoleh dan memberi senyum yang tak mencapai matanya. "Bagaimana kabarmu?"

"Ah, daijobu desu, Sakura-chan."

"Apa..." Sakura menghentikan perkataannya. Merasa ragu apalagi melihat wajah polos gadis manis di depannya. "Apa hubunganmu baik baik saja dengan Naruto?"

Hinata mengerjap beberapa kali, melambaikan tangan kanannya anggun. "Tentu saja kami baik baik saja. A-apa maksudmu berbicara seperti itu?"

"Ah? Tidak, hanya saja aku merasa aneh, kalian tak terlihat bersama sama lagi belakangan ini." Sakura mengerling nakal, menciptakan rona yang merambat ke wajah Hinata beserta ekspresi gugupnya yang khas. "Kalian 'kan pasangan teromantis seantero Konoha!"

Sakura bangkit dari duduknya begitu melihat Naruto yang berjalan mendekati mereka bersama kekasih Uchiha-nya. Gadis berambut bubble gum itu berjalan mendekati mereka, mengapit mesra lengan kiri Sasuke, dan menyeretnya mendekat ke kursi duduknya bersama Hinata.

Naruto yang sebelumnya tak menyadari kehadiran Hinata sempat terpaku, namun karena tak memiliki pilihan lain ia akhirnya terpaksa mengikuti langkah pasangan Uchiha di depannya. Kemudian mengambil tempat duduk tepat di hadapan sang hyuuga -secara kebetulan. Gadis yang paling dia hindari.

"Nah, bukankah ini terlihat seperti double date?" Sakura berseru riang, Sasuke menyeringai dalam. Sedangkan Naruto dan Hinata masing masing memalingkan muka.

Sakura mengerucutkan bibirnya melihat pasangan NaruHina itu gelisah di tempat duduk mereka, terlihat enggan untuk saling bertatap muka.

Gadis manis itu memiringkan tubuhnya ke samping, mendekati sebelah telinga milik Sasuke. "Apa terjadi sesuatu di antara mereka?" Bisiknya pelan. Tetapi tak cukup pelan di pendengaran rubah milik Uzumaki Naruto.
Sasuke bisa merasakan pelototan tajam yang Naruto lemparkan lewat lirikan matanya. "Hn. Tanyakan pada si dobe," jawabnya sebelum menyeringai ke arah Naruto yang terlhat dongkol.

Sakura mengangguk paham. Dia menggenggam tangan besar Sasuke dan menarik -memaksanya berdiri. "Temani aku, Sasuke-kun."

"E-eh?! Kalian mau ke mana?!" Naruto memekik panik.

"Kau ini kenapa Naruto?" Sakura mendelik tajam seraya berkacak pinggang. "Biasanya kau yang suka mengusir kami hanya untuk berduaan dengan Hinata-chan."

"... tingkahmu ini seperti pelaku pemerkosaan saja."

Naruto bergetar, kedua tangannya mengepal di atas pangkuannya. Keringat dingin mengucuri pelipis kanannya. Kedua bola matanya melirik Hinata yang menunduk menyembunyikan wajah pucatnya.

"Lagipula Hinata baru saja sembuh, temani dia, dasar tidak sopan."  Sakura berhenti berkata dan melangkah pergi dengan Sasuke yang merangkulnya erat. Mendeklarasikan kepada para pemuda mata keranjang di sekolah bahwa sang gadis musim semi adalah mutlak miliknya.

'Kuso!' Naruto mengumpat dalam hati. Hinata masih bergeming di tempatnya. Kedua belah bibirnya terkatup rapat tak tahu hendak berkata apa. Mengingat percakapan terakhir mereka berakhir tragis. Meninggalkan trauma kecil di hati sang gadis.

"..." Naruto menghela nafas. Mengalah.

"Ayo," Hinata mendongak cepat mendengar kata positif yang baru saja Naruto ucapkan. Dia menatap Naruto yang berdiri membelakanginya, tak perlu bersusah payah menatap wajahnya.

"Jalanlah bersamaku."

***

Langit terlihat berkabut. Kau tak akan bisa melihat ke depan tanpa penerangan jalan. Cuaca begitu dingin, warga Konoha memilih menggunakan pakaian tebal nan hangat meski ini bukanlah musim dingin. Rintikan hujan tipis turun membasahi bumi, memberikan aroma khas yang menetramkan hati.

Extremely Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang