Part 7

7.6K 616 38
                                    

Story begin~

"Hyung kapan kau pulang?"

"Hohoho apa kau merindukanku kkamjong-ah?"

"Aku bukan merindukan dirimu tapi bakatmu"

"Hufft, Seperti biasa kau terlalu dingin jong. Kurasa Kyungsoo harus lebih keras lagi menghangatkanmu kau tahu? Hahaha"

Pip.

Telpon pun terputus secara sepihak oleh Kai. Oppanya Kyungsoo terlalu menyebalkan menurutnya. Kalau saja oppanya Kyungsoo itu bukan pengacara hebat dan bukan sahabatnya, mungkin ia akan menyuruh seseorang untuk membunuhnya sejak dulu. Ngomong-ngomong soal Kyungsoo. Dimana dia? Tumben sekali dia belum datang jam segini.

Tok tok tok.

"Ya masuk"

Dua orang wanita tampak di pintu ruangan Kai. Kai mengernyit bingung saat melihat salah satu wanita tersebut ada Luhan. Ada perlu apa dia datang ke kantornya?

"Maaf tuan, nona ini menerobos masuk ke ruangan anda. Saya---"

"Tidak apa. Kau bisa keluar" Wanita yang merupakan  pegawai yang menahan Luhan tadi pun mengundurkan diri.

"Ada perlu apa kau kesini Luhan-sshi?"

Luhan berdecih. Benar kata Sehun. Kai itu tidak pernah sekedar berbasa-basi. Selalu langsung ke inti pembicaraan. Bahkan ia tidak mempersilahkannya duduk!

"Kurasa kau terlalu dingin tuan Kim" sinis Luhan.

Kai hanya mengabaikan ucapan Luhan dan kembali duduk di singgasananya.

"Katakan saja apa maumu Luhan-sshi. Walaupun kau teman baik Sehun. Aku tidak akan memperlakukanmu istimewa"

"Tch, seharusnya aku tidak menawarkan diri untuk berhadapan langsung denganmu mengatakan kalau Kyungsoo sedang sakit. Keureom"

Blam!

Luhan pun pergi dari ruangan Kai sambil membanting pintu. Setelah cukup lama Luhan pergi, Kai baru sadar dengan apa yang dikatakan Luhan. Dengan cepat ia mengambil jasnya yang digantung di sudut ruangan dan pergi meninggalkan kantornya. Namun sebelum ia membuka pintu, seseorang telah menarik duluan handle pintu dan tampaklah sosok jangkung berkulit putih nyaris albino.

"Kkamjong, kau----"

Tanpa menghiraukan Sehun, Kai tetap berjalan cepat keluar dari kantor.

"Ck, dingin sekali dia" gerutu Sehun yang masih dapat didengar oleh Kai. Walaupun sudah tiga orang yang mengatainya dingin, dia tidak akan pernah perduli. Saat ini Kyungsoo yang lebih penting menurutnya.

Di parkiran, Kai memasuki ferrari kesayangannya dan menjalankannya dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat.

Ferrari Kai pun sampai di sebuah gedung apartment yang tidak asing lagi, yaitu tempat tinggal Kyungsoo. Ia segera keluar dari mobilnya dan memasuki gedung tersebut.

Dengan hafal ia menekan nomor lantai tempat tinggal Kyungsoo saat di elevator. Setelah sampai di lantai 12, ia pun keluar dan berjalan menuju kamar nomor 1214.

Saat tepat di depan kamar Kyungsoo, ia berhenti sejenak dan berfikir apakah ia harus masuk atau tidak. Lagipula apa yang harus ia lakukan nanti? Dan kenapa ia sangat peduli dengan keadaan Kyungsoo? Pikiran-pikiran tersebut melayang-layang di otaknya.

Setelah dipikir-pikir lebih baik ia masuk dan mengatakan bahwa ia hanya sekedar lewat. Ia hanya tidak ingin melakukan hal yang sia-sia telah datang jauh-jauh kesini dan bahkan melewatkan berkas-berkas pentingnya.

The Story Of Widowers (Trio Bangsat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang