The Baby Bro - Part 10

2.2K 259 28
                                    

Happy reading guys!!!

***

"Kenapa lo pagi-pagi mukanya udah kayak pantat monyet."

Kampret

Bagaimana tidak, subuh pagi aku sudah kena semprot oleh kak Rangga. Nggak tau terima kasih banget jadi orang. Padahal aku udah capek-capek nganter makanan buatan ibu untuknya namun balasannya membuatku kesal. Dia mengoceh tentang ini itu, tentang tetek bengek orang pacaran sama yang lebih tualah, tentang resiko apa itu, yang aku tak mengerti maksudnya apa dan sok menasehatiku agar aku lebih dewasa.

Dasar bujangan lapuk!

"Ngaca deh sebelum ngomong, itu kenapa pada bonyok gitu?" tanyaku balik pada Sahrul yang duduk di samping kemudi.

Tadi dia whatsapp, katanya minta tebengan, selalu seperti itu kalau dia sedang malas bawa motor. Aku dijadikannya ojek pribadi.

Namun pas Sahrul berjalan memasuki mobilku, dia berjalan agak pincang. Setelah kuteliti banyak luka goresan di lengan kanan dan kirinya. Saat aku tanya, dia mengibaskan tangannya dan aku mengerti Sahrul sedang dalam keadaan bad mood.

"Abis nguber cewek gue lagi boncengan sama selingkuhannya."

Aku terkejut, tak menyangka Neri mengkhianti sahabatku. Kami semua tahu Neri, karena Sahrul sering membawanya kalau kita sedang nongkrong. Aku nilai, Neri orangnya baik dan kelihatan polos meskipun aku tak tahu seperti apa peringainya ketika disekolah karena kami beda sekolah.

Setahuku Sahrul dan Neri sudah pacaran sejak kelas 3 SMP. Dengar dari Sahrul sih, dia kenal Neri dari tetangganya yang satu sekolah dengan Neri. Sering nggak sengaja ketemu dan Sahrul yang slengean suka iseng-iseng nitip salam buat Neri.

"Tahu dari mana dia selingkuh?"

"Udah lama tapi gue diemin ajah, pura-pura goblok." aku meringis mendengar jawaban Sahrul, pelan tapi sakitnya dalem banget.

"Kecelakaan?"

"Ngindarin emak-emak yang gaje kalo naik motor, kepental kebelakang mobil bak, lutut gue kena, lengan juga kena. Tapi badan gue semua yang kerasa remuk. Untung bukan ketampanan gue yang bonyok" dia terkekeh pelan, membuatku khawatir sekaligus prihatin.

"Yaelah Ab, gue bukan lo keles, mati satu tumbuh seribu." ujarnya lagi membuatku mencibirnya.

***

Kami turun dari mobil, dari kejauhan kulihat Doni dan Robby tengah berjalan seraya melambaikan tangannya.

"Tumben lo bawa mobil." celetuk Robby setelah berhigh five ria.

"Bosen gue naik motor, panas." jawabku asal

"Kenapa lo, Rul? Abis ngelukis badan bukan?" tanya Doni

"Biasa urusan laki." jawabnya singkat.

”Lagak lo! eh btw ini mobil rada-rada aneh ya." ujar Robby yang lagaknya seperti seorang pengamat, semua menoleh ke arah mobilku.

Deg!

Aku lupa kalau mobil ini milik Naomi.

Tak ada yang aneh sebenarnya, sama seperti mobil pada umumnya. Namun entah kenapa jika sudah menyangkut diriku, mereka akan beranggapan dengan kata aneh, hal ganjil ataupun yang lainnya.

"Kenapa nyuk?" tanya Sahrul yang celingkukan mengamati mobil ayla berwarna putih.

"Plat nomornya bego!"

Alamat harus kabur nih. Namun sebelum niatku terlaksana, kerah bajuku di tarik oleh Doni.

"B 12 A."

The Baby BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang