The Baby Bro - Part 14

2.6K 266 64
                                    

Kepalaku terasa sakit, namun aku paksakan untuk membuka mata. Kulihat jam di ponsel masih jam 4 subuh dan hebatnya aku sudah melek padahal baru tidur jam setengah tiga tadi. Dengan terpaksa kupenjamkan mata kembali, namun tiba-tiba saja suara cempreng bu Yahya seperti berdengung di dalam telingaku.

"Ingat, minggu depan ulangan!"

"Ini mah namanya, sudah jatuh ketiban durian satu truk." racauku saking stressnya, karena baru ingat besok ada ulangan matematika dan aku sama sekali tidak belajar.

Aku bangun dari tiduranku dan mengacak rambut dengan gemasnya. Percuma pake SKS alias sistem kebut semalam, otaknya nggak lagi sinkron untuk dimasuki pelajaran. Mau di paksa belajarpun saat ini percuma, kepalaku terasa berdenyut nyeri dan membuatnya pening.

"Pengen tidur tenang, kok susah amat ya?" racauku kembali hampir menangis.

Tarik napas!

Hempaskan!

Tarik napas!

Hempaskan, cantik, cantik!

Ya, seperti ityu!

Sekarang suara Sahrul yang sedang menirukan Syahrini tergiang di otakku, meskipun begitu aku tetap melakukannya, siapa tahu bisa membuatku lebih tenang. Dan hasilnya, tidak banyak membantu. Dengan kesal, aku kembali untuk mencoba tidur. Tidak mengingat apapun yang bisa mengacaukan acara mimpiku. Untuk beberapa detik, aku berhasil namun mata masih enggan untuk terlelap. Pikiranku kini bertambah, ulangan matematika.

Kurubah posisiku menjadi menyamping ke kanan dan melafalkan do'a-do'a yang aku bisa, mulai dari do'a sebelum tidur, ayat kursi, shalawat bahkan sampai do'a makan dan sudah makanpun aku lafalkan, namun hasilnya tetap sama. Badanku kini terasa sakit karena mencoba mencari posisi yang bisa membuatku nyaman, bahkan aku sampai menungging berharap aku bisa tertidur.

Baiklah, sepertinya memang malam ini aku di takdirkan untuk tidak tidur nyenyak.

Dengan pasrah, aku membalikan tubuhku dan terlentang. Menatap langit-langit kamar yang remang. Aku sudah membayangkan nasibku besok di sekolah. Bu Yahya dengan penggaris kayunya siap menggebrak mejaku dengan dasyatnya, karena mendapatiku mengantuk atau mencontek ke yang lain. Kalau ada pilihan, aku lebih baik di remidial meskipun harus melalui ceramahan bu Yahya terlebih dahulu.

Siapa yang mau mendengar suara penggaris kayu menggebrak meja. Sahrul pernah kena dan membuatnya mendapat gebrakan tersebut namun malah jantungku yang hampir copot, suaranya bahkan sampai menggema ke penjuru kelas. Menyeramkan.

Oke, masalah pelajaran matematika terselesaikan, meskipun semua kemungkinannya buruk. Kembali aku menarik napas, agak dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku meraba ponsel yang tadi sempat aku lempar sembarangan dan ternyata menempel indah di bawah bokongku.

Lebih baik bermain game, daripada otakku mikir yang nggak jelas.

Niatnya sih mau main game, tapi entah kenapa aku malah membuka aplikasi BBM. Aku mendengus kesal, otakku bahkan tak mau bekerja sama.

19.30
Ab, maafin aku ya

Gra2 aku sm kak Rangga, km jadi kena marah om Seta😢

Beneran deh aku jg kesel sm kak Rangga, pgn ngelem tuh mulutnya

The Baby BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang